Menuju konten utama
Ramadhan 2025

3 Contoh Ceramah Ramadhan Hari ke-6 tentang Ukhuwah Islamiyah

Ceramah ramadhan hari ke 6 dapat diisi materi kultum tentang ukhuwah islamiyah. Temukan beberapa contoh teks bagaimana cara menjaga ukhuwah di sini.

3 Contoh Ceramah Ramadhan Hari ke-6 tentang Ukhuwah Islamiyah
Ilustrasi silaturahmi sebagai salah satu langkah mewujudkan pentingnya ukhuwah Islamiyah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym.

tirto.id - Ceramah Ramadhan hari ke 6 mengangkat tema mengenai ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah merupakan sikap untuk memelihara persaudaraan di antara umat Islam.

Allah menyerukan pentingnya menjaga persaudaraan atas dasar kesamaan iman ini. Rasa cinta setiap muslim terhadap sesama umat Islam, menjadi bukti atas kebenaran atas iman yang dimilikinya. Terkait hal tersebut, Allah berfirman:

اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ اِخۡوَةٌ فَاَصۡلِحُوۡا بَيۡنَ اَخَوَيۡكُمۡ ‌ۚ‌وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ

Innamal mu'minuuna ikhwatun fa aslihuu baina akhawaykum wattaqul laaha la'allakum tuhamuun

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat," (QS. Al-Hujurat: 10)

Rekomendasi Judul dan Tema Kultum Ramadhan Hari ke-6 tentang Ukhuwah Islamiyah

Materi ceramah tentang ukhuwah Islamiyah memiliki cakupan cukup luas. Ada banyak hal-hal yang mungkin tampak sepele, namun cukup memengaruhi persatuan di antara sesama umat Islam. Contohnya yaitu adab bertetangga, sikap saling menolong, bersedekah, dan sebagainya.

Berikut daftar rekomendasi judul dan tema ceramah mengenai pentingnya ukhuwah Islamiyah:

No.Judul/TemaKeterangan
1Adab menjalin hubungan dengan tetanggaIslam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada tetangga dekatnya. Anjuran memuliakan tetengga telah dicontohkan Nabi Muhammad dalam hadis.
2Saling mendoakan melalui ucapan salamUcapan salam dalam Islam memiliki kandungan doa keselamatan. Kebiasaan saling mengucap salam berarti turut mendoakan kebaikan bersama.
3Keutamaan sikap memaafkanSikap memaafkan mampu menjalin kembali kerukunan antar-pihak yang sebelumnya renggang. Sikap memaafkan bukan berarti menjadi pecundang.
4Tips agar tidak mudah marahSikap marah adalah akhlak tidak terpuji. Kemarahan bisa menyebabkan perseteruan di antara sesama manusia.
5Pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragamaIslam mengajarkan toleransi termasuk kepada umat dari agama lain. Toleransi ini tidak boleh menyangkut urusan akidah hingga ibadah
6Keutamaan sikap meringankan kesulitan orang lain dalam IslamSetiap muslim dianjurkan untuk menolong siapa pun yang mengalami kesulitan.
7Membangun kepedulian sosial melalui zakatZakat adalah bentuk ibadah yang berkaitan dengan aspek sosial. Muslim yang kaya akan membantu saudara seimannya dari kalangan fakir, miskin, dan golongan lain yang masuk dalam 8 asnaf.
8Sedekah mempererat persaudaraanSedekah tidak perlu menunggu seseorang kaya terlebih dahulu. Semua orang dapat membantu sesamanya dengan sarana apa pun yang dimiliki melalui aktivitas sedekah.
9Manfaat kebiasaan berbagi dan tidak meremahkan pemberianSetiap muslim dianjurkan saling berbagi kenikmatan sehingga tercipta suasana kerukunan dengan sesama. Begitu pula ketika diberi sesuatu, ia tidak boleh meremehkan pemberian itu.
10Sikap-sikap yang mendorong persatuan umat IslamPersatuan umat Islam mesti diwujudkan dengan aksi nyata. Ada banyak perbuatan yang bisa dilakukan mulai dari tolong menolong, menghargai perbedaan, dan sebagainya.

Kumpulan Ceramah Ramadhan Hari ke-6 tentang Ukhuwah Islamiyah

Kultum tentang ukhuwah Islamiyah dapat disampaikan kepada audiens untuk mengingatkan pentingnya masalah ini. Dalam kultum dapat diterangkan mengenai bagaimana cara menjaga ukhuwah sehingga persatuan umat Islam bisa diwujudkan. Berikut beberapa materi ceramah Ramadhan hari ke 6 yang dapat dimanfaatkan:

1. Contoh materi ceramah Ramadhan hari ke 6 tentang larangan mengolok untuk menjaga ukhuwah Islamiyah

Mengolok adalah bentuk akhlak tidak terpuji.Perbuatan ini dikerjakan oleh pelakunya dengan mengatakan berbagai hal yang tidak baik kepada orang lain. Olokan umumnya akan menimbulkan perasaan sakit hati dan marah dari korbannya.

Sikap mengolok ini memberikan dampak negatif bagi persatuan umat. Persaudaran islam atau ukhuwah Islamiyah yang semestinya dijaga, mulai tercerai-berai. Permusuhan akan menggelora dan bukan tidak mungkin terjadi adu fisik untuk melukai satu dengan lainnya.

Allah melarang umatnya untuk bertindak mengolok-olok sesamanya. Dalam surah Al Hujurat ayat 11, Allah memberikan perintah bagi orang beriman untuk tidak mencela. Pasalnya, orang yang diolok bisa jadi lebih baik derajatnya di sisi Allah ketimbang pelakunya.

Allah berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain [karena] boleh jadi mereka [yang diolok-olokkan itu] lebih baik daripada mereka [yang mengolok-olok] dan jangan pula perempuan-perempuan [mengolok-olok] perempuan lain [karena] boleh jadi perempuan [yang diolok-olok itu] lebih baik daripada perempuan [yang mengolok-olok]. Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah [panggilan] fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim," (QS. Al-Hujurat [49]: 11)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga mengingatkan siapa pun yang berperang dengan alasan tidak jelas, atau marah akibat fanatik kelompok, lalu mati maka kematiannya dalam keadaan buruk. Beliau bersabda:

“Siapa yang berperang karena sebab yang tidak jelas, marah karena fanatik kelompok, atau motivasi ikut kelompok, atau dalam rangka membantu kelompoknya, kemudian dia terbunuh, maka dia mati jahiliyah,” (HR. Muslim 1848).

Oleh sebab itu, segala pemicu perselisihan mesti dihindari termasuk kebiasaan mengolok orang lain. Ukhuwah Islamiyah mesti dijaga dengan sungguh-sungguh agar persatuan yang diidamkan senantiasa terwujud

2. Contoh materi ceramah Ramadhan hari ke 6 tentang sikap-sikap untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial. Ia membutuhkan keberadaan dan interaksi bersama orang lain untuk bertahan hidup. Pada ujungnya, kehidupan antarsesama manusia perlu dijaga rasa persaudaraannya agak bisa senantiasa hidup rukun.

Orang beriman memiliki ikatan persaudaraan tersebut dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Persaudaraan ini muncul karena kesamaan keimanan dengan mengesakan Allah tanpa pernah menyekutukan-Nya. Saat ukhuwah terwujud, maka ketentraman dalam hidup bermasyarakat akan terjaga dan tidak ada permusuhan.

Oleh sebab itu, tidak selayaknya seseorang dalam bermasyarakat mengembangkan sikap individualisme. Ia perlu bergaul dengan orang lain dan saling menjaga dalam kebaikan. Allah berfirman terkait hal ini dalam surah An-Nisa ayat 36:

“Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, serta tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh." (QS An-Nisaa: 36).

Perintah tersebut cukup jelas memberikan arahan bagi orang beriman untuk berinteraksi baik dengan berbagai pihak. Melalui interaksi sosial yang positif tersebut, ukhuwah Islamiyah diharapkan akan terwujud.

Butuh aksi nyata untuk mendukung perubahan yang diharapkan demi menghadirkan ukhuwah. Bentuk adab bermasyarakat yang perlu dikembangkan antara lain menghormati dan berbuat baik, tidak mengganggu tetangga, hingga menjenguk orang sakit.

Ketiga adab tersebut bahkan diatur dalam Islam dan disebutkan dalam hadis. Misalnya terkait adab menghormati dan berbuat baik, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"Bukan mukmin, orang yang kenyang perutnya sedang tetangga sebelahnya kelaparan." (HR Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra 18108, disahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 149)

Lalu, larangan untuk mengganggu tetangga juga disabdakan Rasulullah melalui hadis berikut:

“Demi Allah, tidaklah beriman, tidaklah beriman!” “Siapa, wahai Rasul?” Tanya sahabat.“Dia yang tidak memberi rasa aman bagi tetangganya dari gangguannya” (HR.Bukhari dan Muslim)

Selanjutnya, adab menjenguk orang sakit diajarkan Rasulullah seperti disebutkan dalam hadis ini:

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih)

Oleh sebab itu, ukhuwah Islamiyah yang hendak kita capai sebenarnya diawali dari berbagai langkah-langkah kecil dengan berbuat baik seusai ajaran agama. Semakin membudaya perbuatan baik di antara umat Islam, maka ukhuwah Islamiyah otomatis akan tercipta.

3. Contoh materi ceramah Ramadhan hari ke 6 tentang kaitan puasa dengan ukhuwah

Sikap membangun dan menjaga persaudaraan atau ukhuwah Islamiyah merupakan salah satu anjuran yang harus dimiliki oleh umat muslim. Menjaga ukhuwah Islamiyah juga termasuk sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Terkait menjaga ukhuwah Islamiyah atau memelihara persaudaraan antara sesama umat manusia, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Belum disebut beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,“ (HR. Bukhari).

Allah subhanahu wa ta'ala juga berfirman:

اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ اِخۡوَةٌ فَاَصۡلِحُوۡا بَيۡنَ اَخَوَيۡكُمۡ ‌ۚ‌وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ

Innamal mu'minuuna ikhwatun fa aslihuu baina akhawaykum wattaqul laaha la'allakum tuhamuun

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat," (QS. Al-Hujurat: 10)

Dalam ayat ini dijelaskan, Allah menerangkan sesungguhnya orang-orang Mukmin semuanya bersaudara. Hubungan mereka seperti saudara satu nasab namun didasarkan dengan keimanan yang sama.

Dalam sebuah hadis sahih, diriwayatkan:

"Muslim itu adalah saudara muslimnya yang lain, karenanya jangan berbuat aniaya dan jangan membiarkannya melakukan aniaya. Orang yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah membantu kebutuhannya. Orang yang melonggarkan satu kesulitan dari seorang muslim, maka Allah melonggarkan satu kesulitan di antara kesulitan-kesulitannya pada hari Kiamat. Orang yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutupi kekurangannya pada hari Kiamat," (Riwayat al-Bukhari dari 'Abdullah bin 'Umar)

Kemudian pada hadis sahih yang lain dinyatakan:

"Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya yang gaib, maka malaikat berkata, "Amin, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu." (Riwayat Muslim dan Abu ad-Darda').

Karena persaudaraan itu mendorong ke arah perdamaian, maka Allah menganjurkan agar terus diusahakan di antara saudara seagama seperti perdamaian di antara saudara seketurunan, supaya mereka tetap memelihara ketakwaan kepada Allah.

Perintah puasa di bulan Ramadan juga secara langsung dapat menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa), maupun ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama).

Makna dari berpuasa, salah satunya adalah menahan diri untuk berbuat sesuatu yang dilarang agama, termasuk menahan dari hal-hal yang berpotensi merusak tata hubungan sosial bermasyarakat.

Puasa mengajarkan arti penting rasa kebersamaan dalam satu nasib, serta menumbuhkan semangat saling membantu sebagian pondasi dasar ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah.

Baca juga artikel terkait KULTUM RAMADHAN 30 HARI atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Edusains
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar