Menuju konten utama

Bagaimana Pandangan Islam terhadap Tawuran?

Pandangan Islam terhadap tawuran sangat tegas bahwa perkelahian antar-pelajar itu dilarang. Berikut penjelasan hukum, dalil, dan cara menghindari tawuran.

Bagaimana Pandangan Islam terhadap Tawuran?
Barang bukti senjata tajam dan sejumlah pelajar yang akan melakukan tawuran diamankan di Mako Polres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/11/2017). ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - Tawuran merupakan bentuk perkelahian antar-pelajar yang menjadi problema dalam dunia pendidikan.

Tawuran atau perkelahian antar-pelajar biasanya terjadi di kota-kota besar. Namun, fenomena itu juga sudah mulai merambah dan terjadi wilayah kecamatan atau kabupaten kecil.

Sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile delinquency), tawuran antar pelajar harus dicari solusinya dengan tepat. Islam sebagai agama yang mengajarkan perdamaian juga menawarkan beberapa solusi menangani perkelahian antar-pelajar.

Apakah Tawuran Boleh dalam Islam?

Pengertian tawuran menurut islam adalah tindakan perkelahian yang dilakukan dengan keji, saling melukai, dan bahkan bisa saja saling membunuh. Hukum tawuran dalam Islam ialah haram, dilarang untuk dilakukan umat muslim.

Tawuran dilarang dalam Islam karena syariat mengajarkan umatnya untuk tidak membahayakan orang lain (la dharara wa la dhirara) dan melindungi jiwa (hifdh al-nafs).

Dalil tawuran dalam Islam terdapat pada Al-Qur'an maupun hadis. Seluruh dalil tersebut menegaskan larangan bagi muslim untuk tawuran atau berkelahi satu sama lain. Salah satu Ayat Al-Qur'an tentang larangan tawuran terdapat pada Surah Al-Hujurat ayat 11 sebagai berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain [karena] boleh jadi mereka [yang diolok-olokkan itu] lebih baik daripada mereka [yang mengolok-olok] dan jangan pula perempuan-perempuan [mengolok-olok] perempuan lain [karena] boleh jadi perempuan [yang diolok-olok itu] lebih baik daripada perempuan [yang mengolok-olok]. Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah [panggilan] fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim," (QS. Al-Hujurat [49]: 11).

Dalil tawuran dalam Islam, selain ayat Al-Qur'an, juga terdapat dalam hadis riwayat Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda sebagai berikut:

“Siapa yang berperang karena sebab yang tidak jelas, marah karena fanatik kelompok, atau motivasi ikut kelompok, atau dalam rangka membantu kelompoknya, kemudian dia terbunuh, maka dia mati jahiliyah,” (HR. Muslim 1848).

Apa Penyebab Terjadinya Tawuran Pelajar?

Penyebab terjadinya tawuran atau perkelahian antar-pelajar bermacam-macam, tetapi biasanya berkaitan dengan masalah sepele dan gengsi. Abd. Rahman dan Hery Nugroho, dalam modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI (2021), menjelaskan beberapa faktor penyebab tawuran, meliputi:

  • Rational choice, karena individu, motivasi, pilihan, dan kemauan sendiri.
  • Social disorganization, karena faktor lingkungan.
  • Strain, karena tekanan yang besar dari masyarakat.
  • Differential Association, karena salah pergaulan.
  • Labeling, karena dicap sebagai pelajar nakal.
  • Male Phenomenon, karena faktor jenis kelamin seperti anak laki-laki lebih nakal dibanding perempuan.

Dalam Islam terdapat beberapa penyebab lain terjadinya tawuran antar-pelajar. Hidayat, dalam jurnal Tawuran Remaja dan Solusinya dalam Perspektif Al-Qur'an (2022), menjelaskan beberapa faktor penyebab tawuran sebagai berikut:

1. Saling ejek dan curiga

Islam secara tegas melarang umatnya untuk saling mengejek, mengolok-olok, dan sebagainya, yang dapat menyebabkan perkelahian.

2. Adanya provokator dan penyebar berita fitnah

Tawuran dapat terjadi karena adanya provokator dan penyebar berita fitrah. Oleh sebab itu, Islam melarang umatnya memiliki sifat provokator dan pembawa berita bohong sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Hujurat ayat 6 sebagai berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan[-mu] yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu," (QS. Al-Hujurat [49]; 60.

3. Menggunjing, prasangka buruk, dan mencari kesalahan orang lain

Tawuran dapat terjadi karena perilaku menggunjing, berprasangka buruk, dan mencari-cari kesalahan orang lain. Oleh sebab itu, Islam melarang umatnya memiliki ketiga sifat tersebut sebagaimana bunyi Surah Al-Hujurat ayat 12 sebagai berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang," (QS. Al-Hujurat [49]: 12).

4. Amarah yang tidak terkontrol

Tawuran terjadi karena terdapat pihak-pihak yang tidak dapat mengontrol amarahnya. Dalam Islam, orang yang benar dan bertakwa dicirikan dengan sikap mampu menahan amarah, sebagaimana bunyi Surah Ali Imran ayat 134 sebagai berikut:

"[yaitu] orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan [kesalahan] orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan," (QS. Ali-Imran [3]: 134).

Bagaimana Cara Menghindari Perkelahian Antar-Pelajar?

Perkelahian antar-pelajar dapat dihindari dengan cara membuang anggapan bahwa tawuran adalah hal yang wajar. Pada intinya, guru dan orang tua berkewajiban mendidik siswa atau anaknya agar memiliki abad dalam pergaulan. Berikut ini cara menghindari perkelahian antar-pelajar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  • Memberikan kesempatan pelajar mengembangkan segala minat, bakat, dan potensi, dengan didukung kondisi sekitar yang sehat, aman, dan tentram.
  • Mewujudkan kehidupan keluarga yang harmonis.
  • Tidak menyamaratakan potensi anak, kendati saudara kembar sekalipun.
  • Sekolah memfasilitasi pendidikan yang baik sehingga mendukung anak mampu mengontrol gejolak jiwanya.
  • Sekolah sebagai sarana pendidikan, bimbingan, dan tempat harus menjadi lingkungan yang mampu mengembangkan pelajar dengan baik.
  • Membentuk berbagai organisasi atau lembaga yang mampu menampung aktivitas pelajar di sekolah maupun masyarakat.

Di sisi lain, Islam memberikan beberapa solusi dalam menghindari perkelahian antar pelajar sebagai berikut:

1. Memperkuat ukhuwah dan kasih sayang

Islam mengajarkan ukhuwah dan kasih sayang sesama umat Islam maupun kepada yang berbeda keyakinan. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 10 sebagai berikut:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu [yang bertikai] dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati," (QS. Al-Hujurat [49]: 10).

2. Membantah sesuatu yang bertentangan dengan cara nan baik

Apabila terdapat sesuatu yang berbeda maupun bertentangan, sebaiknya dibantah melalui cara-cara yang baik sesuai tuntunan syariat Islam. Allah Swt. berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 125 sebagai berikut:

"Serulah [manusia] ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia [pula] yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk," (QS. An-Nahl [16]: 125).

3. Menjaga lisan dan perbuatannya kepada orang lain

Islam menganjurkan umat Islam untuk menjaga lisan dan perbuatannya sehingga tidak menyakiti orang lain. Rasulullah Saw. pernah bersabda dalam hadis sebagai berikut:

"Seorang muslim adalah orang yang terhadap sesama muslim/orang lain dapat selamat dari lisan dan tangannya," (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Membiasakan remaja untuk bermusyawarah

Mengajarkan kepada para remaja untuk melakukan bermusyawarah apabila suatu permasalahan tidak dapat diselesaikan secara damai. Allah Swt. berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 159 sebagai berikut:

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya," (QS. Ali Imran [3]: 159).

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin