Menuju konten utama

Kronologi Tawuran Jogja: Ada Apa dengan PSHT & Brajamusti?

Duduk perkara tawuran Jogja terjadi sebagai buntut peristiwa penganiayaan anggota PSHT oleh suporter PSIM Brajamusti, pada Mei lalu.

Kronologi Tawuran Jogja: Ada Apa dengan PSHT & Brajamusti?
Ilustrasi Tawuran. FOTO/Istimewa

tirto.id - Peristiwa tawuran terjadi di sepanjang Jalan Tamansiswa Yogyakarta pada Minggu (4/6/2023) malam. Tawuran tersebut melibatkan warga Jogja dengan kelompok silat bernama Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Duduk perkara tawuran tersebut diduga berkaitan dengan kasus penganiayaan yang dilakukan suporter PSIM Jogja, Brajamusti kepada anggota PSHT pada Mei lalu.

Berdasarkan video-video yang beredar di media sosial, massa memenuhi jalanan di sekitar Pendopo Tamansiswa. Beberapa orang bahkan terekam melemparkan petasan, batu, hingga merusak motor-motor yang terparkir di pinggir jalan.

Akibat peristiwa tersebut, Jalan Tamansiswa Yogyakarta terblokir mulai dari pukul 19.00 WIB. Pagi ini, Polda D.I. Yogyakarta (DIY) telah merilis klarifikasi terkait penyelesaian peristiwa tawuran yang terjadi tadi malam.

Melalui klarifikasi tersebut, Polda DIY mempertemukan para petinggi PSHT dan Brajamusti untuk memberikan pernyataan dan himbauan resmi agar konflik tidak semakin melebar.

"Pertemuan ini merupakan wujud nyata komitmen bersama agar kejadian petang kemarin (4/6/) tidak semakin melebar akibat dampak dari disinformasi maupun oknum provokator yang sengaja membuat hoax di media sosial," tulis Polda DIY melalui Instagram @Poldajogja, Senin (5/6/2023).

Kedua petinggi kelompok yang dianggap terlibat sama-sama menyayangkan peristiwa penganiayaan yang dialami anggota PSHT pada Mei lalu. Namun, baik PSHT maupun Brajamusti juga tidak membenarkan aksi tawuran yang terjadi tadi malam.

"Brajamusti (dan) PSHT adalah satu. Kami warga PSHT banyak yang di Brajamusti, demikian juga orang yang di Brajamusti banyak yang di PSHT," kata Ketua Cabang PSHT Jogja, Sutopan Basuki melalui video klarifikasi yang diunggah Polda DIY.

Terlebih, baik petinggi Brajamusti dan PSHT sama-sama meminta semua pihak untuk saling menahan diri agar tidak terjadi konflik lanjutan di wilayah Jogja.

Kronologi Tawuran Jogja 4 Juni 2023

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tawuran Jogja pada 4 Juni 2023 terjadi karena kasus kekerasan yang melibatkan anggota PSHT dan Brajamusti Mei lalu.

Sebelumnya, viral di media sosial tentang aksi pengeroyokan seorang pemuda berinisial A (48) yang dilakukan oleh suporter sepak bola PSIM, Brajamusti.

Aksi pengeroyokan itu terjadi pada 28 Mei 2023 di sebuah vila di wilayah Parangtritis, Bantul, Yogyakarta. Adapun korban pengeroyokan dianiaya karena menegur pelaku yang memainkan musik terlalu kencang.

Pelaku yang tidak terima diingatkan oleh korban dan warga sekitar lantas melakukan penyerangan terhadap korban. Akibatnya korban yang merupakan anggota senior di PSHT mengalami luka-luka.

Berdasarkan keterangan dari Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin pelaku pengeroyokan sudah diamankan oleh pihak kepolisian dan diproses hukum.

"Kejadian tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian dan sudah diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Muslich, Senin (5/6/2023).

Kemudian, pada 4 Mei 2023 sore ratusan anggota PSHT datang menyerbu Wisma PSIM yang ada di Jalan Mawar I, Gondokusuman, Yogyakarta.

Pihak kepolisian setempat kemudian diturunkan untuk menghalangi PSHT agar tidak saling serang dengan anggota Brajamusti.

Anggota PSHT lalu diarahkan untuk meninggalkan wilayah Gondokusuman dan pergi ke arah Umbulharjo menuju Jalan Kusumanegara dan Tamansiswa.

Namun, di saat yang sama, sejumlah warga telah berkumpul di selatan Jalan Tamansiswa.

Pihak kepolisian telah mengarahkan anggota PSHT untuk berbalik arah menuju utara Jalan Tamansiswa untuk menghindari bentrok antar warga. Sayangnya, imbauan itu tidak diindahkan oleh anggota PSHT.

Beberapa orang masih bertahan di sepanjang Jalan Tamansiswa yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) tawuran tadi malam. Kerusuhan terjadi setelah azan magrib hingga sekitar pukul 19.00 WIB setelah massa dibubarkan oleh Polda DIY.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya