Menuju konten utama

Renovasi Rumah di Bulan Suro, Mitos, Fakta & Kenapa Dilarang

Renovasi rumah di bulan Suro boleh apa tidak? Pertanyaan ini terkait mitos larangan bangun rumah di bulan Suro. Bagaimana fakta sebenarnya?

Renovasi Rumah di Bulan Suro, Mitos, Fakta & Kenapa Dilarang
Rumah tenggelam di Kelurahan Tanjung Emas, Semarang Utara. tirto.id/Baihaqi

tirto.id - Renovasi rumah di bulan Suro boleh apa tidak? Pertanyaan ini terkait mitos larangan bangun rumah di bulan Suro. Bagaimana fakta sebenarnya?

Bulan Suro merupakan bulan pertama dalam kalender Jawa. Jika dikonversi ke kalender Hijriah, maka sama seperti bulan Muharram, yakni awal bulan dalam penanggalan Islam.

Dalam tradisi budaya Jawa, terdapat sejumlah larangan selama bulan Suro. Misalnya, larangan berpergian jauh jika tidak ada kepentingan, larangan menggelar pesta seperti pernikahan, khitanan dan syukuran lainnya, sampai dengan larangan membuat rumah, pindahan, hingga bangun rumah.

Berikut mitos renovasi atau bangun rumah di bulan Suro dan bagaimana Islam melihat hal tersebut.

Mitos Larangan Renovasi Rumah di Bulan Suro

Selama ini, kerap terdapat mitos di kalangan masyarakat bahwa renovasi rumah dilarang untuk dilakukan ketika memasuki bulan Suro.

Alasannya, bulan Suro dianggap bukan waktu yang baik karena bisa menimbulkan petaka atau kesialan yang berkepanjangan bagi sang pemilik.

Selain itu, anggapan lain adalah datangnya makhluk gaib ke dalam rumah hingga membuat bulan Suro terkesan penuh dengan hal buruk.

Oleh karenanya, terdapat anjuran untuk melaksanakan renovasi rumah pada bulan Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah seerta Besar. Keempat bulan ini dinilai baik untuk merenovasi maupun membangun rumah.

Lantas, bagaimana sebenarnya hukum merenovasi rumah pada bulan suro tersebut? Dilarang atau justru tidak masalah?

Hukum Renovasi Rumah di Bulan Suro

Menurut ajaran Islam, bulan Muharram atau bertepatan dengan bulan Suro dalam kalender Jawa termasuk salah satu bulan yang mulia.

Muharram juga merupakan 4 bulan haram atau suci bersama Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Maka, sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan-amalan ibadah seperti puasa hingga bersedekah.

Dalam hadis riwayat Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:"Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah; Muharram. Dan shalat paling utama sesudah shalat fardhu adalah shalat malam,".

Terkait anggapan bahwa renovasi rumah di bulan Suro termasuk dilarang karena bisa menimbulkan petaka, Buya Yahya menerangkan dalam channel Youtube Al-Bahjah TV.

Ketika menjawab pertanyaan seseorang yang dianjurkan membuat rumah di bulan Dzulhijjah bukan bulan Muharram atau Suro, menurut Buya Yahya, semua bulan termasuk baik.

"Betul itu yang ngomong, bagus di bulan Dzulhijjah karena punya duitnya di bulan Dzulhijjah, bagus dia, bagus," kata Buya Yahya.

"Adapun yang di bulan Muharram, waktu itu belum punya duit," lanjut ulama kharismatik tersebut.

Kemudian dijelaskan Buya Yahya bahwa semua bulan termasuk baik, meskipun Muharram, Rajab, maupun Puasa.

"Semuanya baik, gak usah Muharram, Rajab, Puasa, yang penting yang bangun ikut puasa Ramadhan.

"Semua hari adalah bagus jika kita gunakan kebaikan, kapan hari jelek? hari Anda bermaksiat, selesai," sambungnya.

Dengan demikian, bisa dikatakan semua hari dalam setiap bulan bisa bersifat baik selama dimanfaatkan untuk perbuatan yang baik, termasuk merenovasi atau pun membangun rumah. Sementara hari buruk bisa terjadi karena adanya perbuatan maksiat yang dilakukan.

Baca juga artikel terkait MUHARRAM 2023 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Beni Jo
Editor: Yulaika Ramadhani