Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Adab Berjalan dalam Islam: Mulai dari Sopan hingga Tak Sambil Makan

Adab berjalan dalam Islam: dari sopan, tak mendahului orangtua hingga tidak sambil makan.

Adab Berjalan dalam Islam: Mulai dari Sopan hingga Tak Sambil Makan
Pejalan kaki melintasi pedestrian penunjang Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Jalan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (26/3/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Salah satu sumber akhlak dan adab dalam Islam adalah teladan dari Nabi Muhammad SAW.

Bahkan, tujuan diutusnya beliau juga adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,” (H.R. Baihaqi).

Tuntunan hidup itu dapat dilihat dari keseharian Rasulullah SAW, baik itu dari sabdanya atau juga dari cara hidup beliau yang diamati para sahabat nabi.

Salah satunya adalah adab dan tata cara berjalan sesuai yang diajarkan Islam.

Saking rinci dan sempurnanya Islam, bahkan adab berjalan pun ada aturannya. Berikut adab berjalan sebagaimana diteladankan Rasulullah SAW yang dikutip dari buku Akidah Akhlak (2020) yang ditulis Muta'allimah.

1. Berjalan dengan tenang dan sopan

Seorang muslim berjalan tidak tergesa-gesa, tenang, dan menjaga kesantunan. Artinya, matanya tidak jelalatan ke mana-mana, fokus ke jalan, tidak terlalu lambat, dan tidak juga terlalu cepat.

Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW: "Terlalu cepat berjalan bisa menghilangkan keindahan orang mukmin."

2. Berjalan tidak sombong

Islam melarang umatnya berjalan dengan sombong, dada dibusungkan dan pandangan mata mendongak, seolah menantang orang lain. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Isra ayat 37:

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung,” (QS. Al-Isra [17]: 37).

3. Tidak gontai dan malas-malasan dalam berjalan

Seorang muslim dianjurkan berjalan dengan energik, tidak loyo, dan tidak gontai.

Diceritakan bahwa Umar bin Khattab amat membenci orang yang berjalan malas-malasan. Suatu ketika, ia melihat seorang pemuda berjalan dengan gontai, ia lantas bertanya: "Apakah kamu sakit?".

Lalu pemuda itu menjawab, "Tidak." Dengan tegas, Umar lalu mengangkat cambuk dan memukul pemuda itu. Ia lantas menyuruh pemuda itu berjalan dengan tegap.

Hal ini juga diteladankan Rasulullah SAW dari hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas, ia berkata:

“Nabi SAW jika berjalan beliau berjalan dengan energik, sehingga sangat terlihat bahwa beliau bukan orang yang lemah dan juga bukan orang yang malas,” (H.R. Al-Baghawi).

4. Tidak mendahului orang tua

Adab berjalan yang lain adalah menghormati orang tua dengan tidak mendahului mereka tanpa izin.

Jika sedang ada urusan mendesak, sebaiknya meminta permisi sehingga orang tua tersebut tidak merasa dilangkahi.

5. Tidak berjalan sambil makan

Sebaiknya seorang muslim tidak berjalan sambil makan, meskipun hanya makanan kecil. Jika sedang terburu-buru, maka makanan sebaiknya dikunyah dan ditelan, barulah berjalan.

6. Tidak berjalan dengan satu sandal

Rasulullah SAW melarang umatnya berjalan dengan aneh dan tidak sesuai kepantasan, misalnya berjalan dengan satu sandal, ia bersabda:

"Janganlah seseorang dari kamu berjalan dalam satu sandal. Hendaknya kedua sandal tersebut dipakai atau dilepas semua," H.R. Bukhari).

Selain adab-adab di atas, seorang muslim juga sebaiknya memperhatikan akhlak lainnya yang sering kali berhubungan dengan aktivitas berjalan.

Sebagai misal, dalam buku Bimbingan Akhlak (2019), Umar Ahmad Baraja menuliskan bahwa ketika akan keluar rumah dan mulai berjalan, jangan lupa mendahulukan kaki kanan.

Selain itu, ketika berjalan, lalu bertemu orang lain, dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada mereka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“'Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam.' Beliau pun ditanya, 'Apa saja, Ya Rasulullah?' Jawab beliau, 'Jika engkau bertemu dengannya, ucapkan salam kepadanya. Jika dia memanggilmu, penuhi panggilannya ... ” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno