Menuju konten utama

Contoh Kultum Singkat tentang Adab Berbicara Disertai Dalil

Contoh kultum singkat tentang adab berbicara menyentuh hati lengkap untuk anak SD hingga semua umur, dengan judul disertai dalil ayat Al Qur'an dan hadits.

Contoh Kultum Singkat tentang Adab Berbicara Disertai Dalil
Contoh kultum singkat tentang adab berbicara menyentuh hati lengkap untuk anak SD hingga semua umur, dengan judul disertai dalil ayat Al Qur'an dan hadits. Santri membaca Al Quran di Dayah Darul Quran Aceh, Kuta Malaka, Aceh Besar, Aceh, Rabu (20/3/2024). ANTARA FOTO/Khalis Surry/foc.

tirto.id - Contoh kultum Ramadhan singkat tentang adab berbicara dapat dijadikan acuan dalam menyusun materi ceramah. Tema adab berbicara adalah tema sederhana yang tidak terlalu rumit disampaikan, baik dalam sesi kuliah tujuh menit (kultum) sebelum shalat tarawih berjemaah di masjid maupun untuk sesi kuliah subuh.

Saat memilih tema dan judul ceramah Ramadhan, terdapat beragam materi yang bisa digali, dari fikih, akidah, akhlak, ibadah, sosial, dan hukum. Tema seputar akhlak, termasuk adab berbicara, adalah tema yang mudah disampaikan, dan di sisi lain dapat menciptakan kultum Ramadhan yang menyentuh hati.

Umat muslim diperintahkan untuk menjaga adab dalam berbagai hal, termasuk dalam berbicara. Contoh utama kita adalah suri teladan kaum muslimin, Rasulullah Muhammad saw., yang lisannya tak pernah melukai seorang pun.

Perintah untuk menjaga adab dalam berbicara disampaikan dalam berbagai ayat dan hadis. Kutipan ayat dan hadis perintah adab berbicara dapat pula diterangkan dalam kultum singkat.

Berbagai tema dalam kultum Ramadhan tentunya mempunyai harapan untuk mengingatkan kebaikan pada sesama muslim. Kultum singkat bertema adab berbicara dapat menjadi pengingat umat muslim agar senantiasa mawas diri atas lisannya.

Contoh Kultum Ramadhan Singkat tentang Adab Berbicara

Berikut ini contoh kultum singkat Ramadhan tentang adab berbicara yang dapat menjadi referensi kita sebelum naik ke atas mimbar.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji hanya kepada Allah Swt. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. serta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari akhir. Amma ba'du...

Hadirin kaum muslimin yang saya cintai...

Alhamdulillah kita dapat berkumpul dalam barisan salat Subuh berjamaah di Masjid Raya ini dalam keadaan sehat dan insyaaAllah sehat serta bahagia selalu menyertai kita. Tak lupa kita selalu mohonkan pada Allah kesempatan untuk berbuat baik. Pada kesempatan berbahagia ini, saya akan menyampaikan kultum singkat bertema “Adab Berbicara”.

Saudara yang berbahagia...

Pernahkah kita hilang kendali atas lisan kita saat marah? Tentunya kita memahami bahwa saat marah, Setan akan lebih mudah menguasai diri. Salah satunya melalui lisan. Apa yang akan terjadi? Lisan kita akan menjadi belati yang bisa menusuk hati orang lain.

Padahal Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan umat Islam untuk menjaga lisan. Semua ini terangkum dalam adab berbicara atau menjaga lisan. Sungguh mulia ajaran Islam yang menata setiap inci kehidupan umatnya dengan cara yang begitu arif. Tugas umat muslim tak lain adalah mengikuti setiap petunjuk yang Allah dan Rasul-Nya berikan. Adakah petunjuk lain yang dapat kita ikuti? Tentu tak ada.

Menjaga lisan dalam Islam ialah menjaga supaya tidak mengatakan sesuatu yang tidak baik, juga menghindari ucapan yang tidak bermanfaat. Islam menegaskan umatnya untuk senantiasa menjaga lisannya dengan baik. Sungguh beruntung umat Islam, urusannya akan selalu berkaitan dengan hal baik. Begitulah sejatinya seorang muslim.

Lisan akan menjadi saksi di hari akhir kelak atas apa pun yang kita lakukan selama di dunia. Sebagaimana Allah tegaskan dalam QS. An-Nur: 24 berikut.

يَّوۡمَ تَشۡهَدُ عَلَيۡهِمۡ اَلۡسِنَـتُهُمۡ وَاَيۡدِيۡهِمۡ وَاَرۡجُلُهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ

"Pada hari [ketika] lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

Sudah jelas dalam ayat tersebut bahwa lidah, tangan, dan kaki akan menjadi saksi atas kita. Begitu juga dengan bunyi hadis berikut:

“Jika manusia berada pada waktu pagi, maka semua anggota badannya menyalahkan lisan. Mereka berkata, 'Wahai lisan, bertakwalah kepada Allah dalam urusan kami karena sesungguhnya kami tergantung pada dirimu, Jika kamu bersikap lurus, maka kami pun akan lurus. Namun jika engkau menyimpang, maka kami pun akan menyimpang,'" (H.R. Tirmidzi, shahih).

Kedua dalil tersebut mengingatkan kita untuk senantiasa berhati-hati dalam berbuat dan berbicara karena semua yang ada dalam diri kita akan menjadi atas kita pada hari akhir.

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah...

Perintah menjaga lisan juga disampaikan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah. "Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya."(H.R. Bukhari dan Muslim).

Perhatikan Saudaraku, dalam hadis tadi pilihannya hanya ada dua, berkata baik atau diam. Jika kita tak bisa berkata baik, maka kita diperintahkan diam. Tak ada pilihan untuk berkata tidak baik dalam hadis tersebut. Rasul telah menegaskannya secara baik bahwa perkataan baik jelas lebih diutamakan.

Saudara seiman yang saya cintai...

Setiap petunjuk yang Allah dan Rasul sampaikan sudah sepantasnya kita indahkan, kita jadikan pedoman hidup. Jangan sampai tidak. Oleh karena itu, marilah kita selalu mawas diri dengan perbuatan dan ucapan kita. Saat ini kita dipertemukan dengan bulan Ramadhan, mengapa tidak kita manfaatkan kesempatan ini untuk banyak berbuat baik? Marilah kita berusaha sekeras mungkin untuk meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Demikianlah Saudara yang dapat saya sampaikan. Semoga kita bisa mengambil baiknya dan meninggalkan keburukan apa pun yang ada dalam kesempatan ini. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik, dan dapat melaksanakan puasa Ramadan 2024 dengan khusyuk. Aaamiin aamiin.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Fitra Firdaus