Menuju konten utama

Perbedaan Shalat Malam dan Shalat Tahajud Beserta Keutamaannya

Apa saja perbedaan salat malam dan salat tahajud?

Perbedaan Shalat Malam dan Shalat Tahajud Beserta Keutamaannya
Ilustrasi wiridan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Salat sunah di malam hari memiliki keutamaan besar, karena di waktu malam banyak orang beristirahat dan tidak beribadah. Karena itu, orang yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, sementara yang lain tidur, akan diganjar pahala yang tak ternilai agungnya.

Keutamaan salat malam ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Muzzammil: “Bangunlah [salat] pada waktu malam hari, kecuali sebagian kecil, [yaitu] separuhnya atau kurang sedikit dari itu,” (Q.S. Al-Muzzammil [73]: 2-3).

Di antara perintah salat malam lainnya juga tertera dalam surah Al-Isra': “Pada sebagian malam, tahajudlah sebagai tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke derajat terpuji,” (Surat Al-Isra [17]: 79).

Di surah Al-Muzzammil ayat 2 di atas hanya disebutkan salat malam saja, sedangkan di surah Al-Isra ayat 17 dinyatakan salat malam dalam bentuk salat tahajud? Lalu sebenarnya, apa perbedaan keduanya?

Perbedaan Salat Malam dan Salat Tahajud

Dilansir dari NU Online, salat tahajud adalah salah satu dari salat malam. Sedangkan salat malam merupakan salat sunah secara umum yang dikerjakan usai salat Isya.

Salat sunah di malam hari ini dapat mencakup salat tarawih, salat witir, salat hajat, salat tahajud, salat sunah mutlak (salat sunah yang tidak punya sebab dan tidak terikat dengan waktu) yang dilakukan di malam hari, atau juga salat sunah rawatib, baik itu qabliyah atau bakdiyah, yang tidak dilakukan pada waktunya, dan kemudian diqada pada malam hari.

Oleh karena itu, singkatnya salat tajahud sudah pasti salat malam, sedangkan salat malam belum tentu salat tahajud.

Sedangkan salat tahajud sendiri merupakan salat sunah yang didirikan seusai bangun tidur di malam hari dan belum masuk waktu subuh. Sementara itu, jumlah rakaat salat tahajud tidak terbatas.

Dari pengertian di atas, salat sunah di malam hari, kalau dikerjakan usai bangun tidur, dan belum masuk waktu subuh, maka dapat disebut salat tahajud.

Syekh M. Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain (2002) menuliskan dua perbedaan tersebut secara gamblang:

“Salat sunah mutlak di malam hari lebih utama daripada salat sunah mutlak di siang hari. Salah satu salat sunah mutlak adalah salat qiyamul lail [salat di malam hari]. Bila qiyamul lail dilakukan setelah tidur, sekalipun hanya tidur di waktu maghrib atau setelah salat Isya yang ditaqdim dengan maghrib, maka salat malam itu disebut tahajud,” (Hlm. 113).

Salat malam apa pun jenis salatnya, dan terutama salat tahajud merupakan ibadah yang amat dicintai Allah SWT. Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Muslim bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa pada Muharram. Sebaik-baik salat setelah salat fardu adalah salat malam,” (H.R. Muslim).

Waktu paling utama untuk mendirikan salat malam adalah di sepertiga akhir malam, serta di momen itu Allah SWT menjanjikan bahwa siapa saja yang berdoa akan dikabulkan permintaannya. Hal ini dirujuk dari sabda Nabi Muhammad SAW:

“Tuhan kita, Allah SWT turun setiap malam ke langit dunia pada saat sepertiga malam akhir. Kemudian, Allah SWT berfirman: ‘Barangsiapa berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Barangsiapa meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Barangsiapa meminta ampun kepada-Ku, akan Aku beri ampunan,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca juga artikel terkait SHALAT atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani