tirto.id - Banyak hadis dalam Islam yang membahas tentang menuntut ilmu. Sebagian besar dari hadis-hadis tersebut juga menjelaskan terkait betapa mulianya orang-orang yang mempelajari ilmu. Hal ini menunjukan bahwa menuntut ilmu bagi kaum muslim menempati posisi yang penting.
Ilmu dalam bahasa Arab berasal dari kata (عَلِمَ- يَعْلَمُ- عِلْماً) yang memiliki arti mengetahui. Muhammad Quraish Shihab, seorang cendekiawan muslim kenamaan Indonesia dalam buku“Menyingkap” Tabir Illahi” Al-Asma al-Husna dalam Perspektif al-Qur’an (2006), menjelaskan bahwa ilmu dapat dimaknai suatu pengenalan yang sangat jelas terhadap suatu objek.
Dalam Islam, hukum ilmu dibagi menjadi 2: ilmu fardu ain dan ilmu fardu kifayah. Pertama, ilmu fardu ain adalah ilmu yang wajib untuk dipelajari setiap muslim. Ilmu fardu ain dapat disebut sebagai ilmu agama, yang terdiri dari 3 unsur: akidah, syariah, dan akhlak.
Kedua, ilmu fardu kifayah merupakan ilmu yang apabila sebagian muslim mempelajarinya, orang Islam lainnya menjadi gugur kewajiban mengkajinya. Ilmu fardu kifayah disebut juga sebagai ilmu yang dibutuhkan manusia untuk urusan dunia. Beberapa contoh dari ilmu ini seperti kedokteran, físika, kimia, dan sebagainya.
Allah Swt. dalam Al-Qur’an, yang salah satunya termuat di surah At-Taubah ayat 122 memerintahkan setiap muslim untuk menuntut ilmu sebagai berikut:
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ ١٢٢
Artinya:
“Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya [ke medan perang]. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi [tinggal bersama Rasulullah] untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?,”(QS. At-Taubah [9]:122).
9 Hadis tentang Menuntut Ilmu dalam Bahasa Arab dan Artinya
Anjuran-anjuran mengenai kewajiban hingga keistimewaan bagi seseorang yang menuntut ilmu juga dijelaskan dalam banyak hadis. Berikut ini 10 hadis tentang menuntut ilmu dalam bahasa Arab dan artinya:
1. Hadis perintah mencari ilmu
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya:
“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Mencari ilmu sangat diwajibkan atas setiap orang Islam,’” (HR. Ibnu Majah).
2. Janji surga untuk orang yang menuntut ilmu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya:
“Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga,’”(Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 2570-Kitab Ilmu).
3. Menuntut ilmu adalah kewajiban muslim
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
Artinya:
“Dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah Saw. bersabda: ‘Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi,’”(Hadits Sunan Ibnu Majah No. 220-Kitab Mukadimah).
4. Soal menuntut ilmu di jalan Allah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya:
“Dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali,’”(Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 2571-Kitab Ilmu).
5. Dipermudah menuju surga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَسْلُكُ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا إِلَّا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقَ الْجَنَّةِ وَمَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ia berkata, ‘Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Tidaklah seorang laki-laki yang meniti jalan untuk mencari ilmu melainkan Allah akan mempermudah baginya jalan menuju Surga. Dan barangsiapa yang lambat amalannya maka nasabnya tidak akan memberinya manfaat,’”(Hadits Sunan Abu Dawud No. 3158-Kitab Ilmu).
6. Ilmu dan hisab di hari kiamat
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ
Artinya:
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai 4 hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan,” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).
7. Hadis tentang keutamaan orang berilmu
وقال صلى الله عليه وسلم فَضْلُ العَالِمِ عَلىَ العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ
Artinya:
“Nabi Saw. bersabda, ‘Keutamaan orang yang berilmu [yang mengamalkan ilmunya] atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas semua bintang-bintang lainnya,’”(Kitab Tanqih al-Qoul al-Hatsits bi Syarh Lubab al-hadits karya Imam Nawawi).
8. Tidur orang berilmu lebih utama
وقال النبي صلى الله عليه وسلم نَوْمُ العَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الجَاهِلِ
Artinya:
“Nabi Saw. bersabda, ‘Tidurnya seorang yang berilmu [yakni orang alim yang memelihara adab ilmu] lebih utama daripada ibadahnya orang yang bodoh [yang tidak memperhatikan adabnya beribadah],’”(Kitab Tanqih al-Qoul al-Hatsits bi Syarh Lubab al-hadits karya Imam Nawawi).
9. Ilmu sebagai amalan yang tidak akan terputus
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: ‘Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kepadanya.’” (HR Muslim).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani