tirto.id - Amal yang tidak terputus pahalanya meskipun pelakunya meninggal dunia adalah amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh.
Hal ini seperti disampaikan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam (SAW) dalam sebuah hadis:
“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak salih yang selalu mendoakannya,” (HR. Muslim).
Dilansir dari E-BookPAI Kelas VIII (Ahsan dan SUmiyati, 2017), ada tiga macam amal saleh, yakni amal saleh terhadap Allah Subhanahu wa Ta’alaa, amal saleh terhadap manusia, dan amal saleh terhadap lingkungan.
Selain tiga jenis amalan tersebut, ada satu amalan kebajikan yang disebut amal jariyah.
Pengertian Amal Jariyah
Amal jariyah adalah perbuatan kebajikan yang dilakukan secara ikhlas dengan mengharapkan rida Allah Subhanahu wa Ta’alaa dan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun ia telah meninggal.
Pahala dari amal jariyah ini akan terus mengalir selama orang yang masih hidup dapat memanfaatkan hasil kebaikan yang ia tinggalkan di dunia.
Kesadaran diri untuk terus beramal baik harus ditingkatkan karena amal baik akan menolong kita di hari akhir kelak. Terlebih lagi, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajal menjemputnya.
Dikutid dari situs resmi Universitas Islam Indonesia(UII), sebaik-baik nasihat adalah kematian, maka cukuplah kematian sebagai penggetar hati, penetes air mata, penghancur kelezatan, serta memutus pertemuan.
Tiga Macam Amal Jariyah
Amalan yang termasuk dalam amal jariyah ada tiga, yakni sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakannya. Berikut ini adalah uraian dari masing-masing amal jariyah:
1. Sedekah Jariyah
Sedekah jariyah adalah amalan sedekah yang pahalanya terus mengalir karena manfaat amalan tersebut masih dirasakan oleh orang-orang yang hidup. Contoh sedekah jariyah, yaitu amal wakaf.
Wakaf adalah menyedekahkan suatu benda yang bermanfaat karena Allah. Benda tersebut memiliki sifat tidak habis dan tidak berkurang meski dimanfaatkan berkali-kali.
Misalnya sedekah tanah, bangunan, karpet, bahan bangunan, dan lainnya akan tetap memberikan pahala baginya kecuali itu sudah rusak.
Melalui laman NU Online, Muhammad bin Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri (w.1353 H) dalam kitab Tuhfat al-Ahwadzi (syarh sunan at-Tirmidzi) mengatakan, arti dari hadis tentang sedekah jariyah tidak hanya berlaku pada wakaf semata.
Hal itu berlaku pada tiap aktifitas yang masih berkelanjutan manfaatnya.
2. Ilmu Bermanfaat
Amalan jariyah berupa ilmu bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan kepada orang lain lalu diamalkan oleh orang tersebut.
Apabila ilmu yang telah diajarkan lalu diajarkan lagi kepada orang lain, maka ia akan mendapat pahala yang berlipat-lipat meski ia telah meninggal.
Ilmu bermanfaat di sini juga haruslah ilmu yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan seseorang, bahkan ilmu tersebut akan menambah ketakwaan mereka kepada Allah Swt.
Contoh ilmu bermanfaat adalah menulis buku yang kemudian buku tersebut selalu dibaca dan manfaatnya dirasakan oleh orang-orang yang masih hidup. Pahala kita dari menulis buku itu sudah pasti akan terus mengalir.
3. Anak Saleh dan Salehah yang Mendoakan Orang Tua
Anak adalah titipan dari Allah untuk sepasang suami istri. Mendidik anak dengan baik merupakan tanggung jawab orang tua apalagi membekali anak dengan ilmu agama.
Apalagi doa anak-anak saleh akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir untuk kita.
Jika sepasang suami istri memiliki anak yang taat kepada Allah dan selalu mendoakannya meski mereka telah meninggal, maka mereka akan mendapatkan pahala. Tanda anak saleh adalah ia yang selalu mendoakan orang tuanya.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dhita Koesno