Menuju konten utama

5 Contoh Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis

Temukan 5 contoh khutbah Idul Fitri yang penuh makna dan menggetarkan hati. Khutbah mengangkat pesan haru tentang kasih sayang, ampunan, & makna kemenangan.

5 Contoh Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis
Orang-orang sedang mendengarkan ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pelaksanaan sholat Ied pada Hari Raya Idul Fitri biasanya diakhiri dengan khutbah yang disampaikan oleh khatib. Dalam khutbah ini, para khatib biasanya mengangkat tema yang sesuai dengan suasana dan makna perayaan Idul Fitri, sehingga dapat menyentuh hati para jamaah. Tak jarang, khutbah yang disampaikan begitu mengharukan hingga menjadi khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis.

Sebelum memulai khutbah Idul Fitri, khatib biasanya mengawalinya dengan memperbanyak takbir yang dikumandangkan secara berulang. Dalam momen kemenangan yang penuh haru ini, tema khutbah sering kali berkaitan dengan rasa syukur, pentingnya silaturahmi, serta makna saling memaafkan di hari yang suci.

Ada banyak pilihan tema khutbah Idul Fitri yang dapat menyentuh hati dan membuat jamaah terharu. Berikut ini beberapa contoh tema khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis beserta teksnya.

Kumpulan Ide Judul Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis

Foto di Masjid Setelah Shalat Idul Fitri

Foto di Masjid Setelah Shalat Idul Fitri. (Instagram/@yusrilihzamhd)

Ada banyak pilihan judul khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis. Khutbah yang penuh makna tidak hanya mengingatkan kita tentang kemenangan setelah Ramadhan, tetapi juga menggugah perasaan dengan pesan tentang keikhlasan, kehilangan, dan harapan.

Berikut beberapa contoh judul khutbah Idul Fitri sedih dan penuh makna:

  1. Kembali ke Fitri, Apakah Hati Kita Benar-Benar Telah Suci?
  2. Makna Tersembunyi di Balik Perayaan Idul Fitri
  3. Doa di Hari Suci untuk Mereka yang Telah Pergi dan yang Masih di Sini
  4. Memaafkan untuk Menyembuhkan Hati yang Terluka
  5. Perayaan Kemenangan, Masih Adakah Dosa yang Belum Terampuni?
  6. Kebahagiaan di Hari Raya dan Ucapan Selamat Tinggal untuk Ramadhan
  7. Berpisah dengan Ramadhan, Akankah Bulan Penuh Ampunan Ini Kembali?
  8. Mengapa Memaafkan Diri Sendiri Lebih Sulit daripada Memaafkan Orang Lain?
  9. Rasa Hampa di Hari Raya, Apa yang Salah?
  10. Tangis di Hari Kemenangan karena Merindukan Ramadhan yang Telah Pergi

Contoh Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis

Ilustrasi ceramah di masjid

Ilustrasi ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

Idul Fitri bukan hanya hari kemenangan, tetapi juga momen yang penuh haru. Banyak jamaah yang tersentuh hingga menitikkan air mata saat mendengarkan khutbah yang menyentuh hati. Berikut ini adalah lima contoh naskah khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis dan membuat mereka merenungkan makna sebenarnya dari hari yang suci ini.

1. Contoh Khutbah 1

Contoh pertama adalah khutbah yang mengangkat tema sikap saling memaafkan. Idul Fitri adalah saat untuk kembali suci, tidak hanya dari dosa kepada Allah, tetapi juga dari kesalahan kepada sesama manusia. Berikut ini adalah teks lengkap khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis NU Online.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta kesempatan untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Jamaah Idul Fitri yang dirahmati Allah,

Hari ini kita merayakan Idul Fitri, hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Selain sebagai momen kebahagiaan, Idul Fitri juga dikenal sebagai hari saling memaafkan. Pada hari yang mulia ini, kita diajak untuk membersihkan diri dari segala kesalahan, baik kepada Allah SWT maupun sesama manusia.

Sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan. Terkadang, tanpa disadari, ucapan atau perbuatan kita melukai hati orang lain. Oleh karena itu, meminta maaf dan memberi maaf menjadi sangat penting, terutama di momen Idul Fitri ini.

Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabat:

قَالَ: أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

Artinya, "Nabi berkata: "Tahukah kamu siapa orang bangkrut?" Sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya dirham dan harta benda." Kemudian Nabi berkata: "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, zakat, puasa, dan haji. Selain itu ia juga membawa dosa karena memaki, memukul, dan mengambil harta benda orang lain. Kemudian kebaikannya diambil dan diberikan kepada orang yang dizaliminya. Ketika kebaikannya habis padahal kezalimannya belum dibayarkan semua, maka dosa orang-orang yang dizaliminya akan diberikan kepadanya, dan kemudian ia dihempaskan ke dalam neraka." (HR Muslim).

Hadis ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita rajin beribadah, jika masih menyimpan dendam atau belum meminta maaf atas kesalahan kepada sesama, kita termasuk orang yang merugi.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an pada QS. Al-A’raf ayat 199 yang berunyi:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Artinya: “Maafkanlah dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A'raf: 199)

Ayat ini menekankan pentingnya sikap pemaaf dalam kehidupan sehari-hari. Memaafkan bukan berarti kita lemah atau kalah. Justru, sikap memaafkan menunjukkan kekuatan dan kemuliaan seseorang.

Rasulullah SAW bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ

Artinya: “Tidaklah sedekah mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan. Tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan derajatnya”. (HR Muslim).

Imam At-Thibi menjelaskan bahwa seseorang yang dikenal dengan sikap pemaaf akan dihormati dan dimuliakan oleh orang-orang di sekitarnya. Dengan karakter tersebut, ia akan disegani dan menempati tempat terhormat di hati orang lain.

Jamaah yang berbahagia,

Marilah kita jadikan momen Idul Fitri ini sebagai ajang untuk saling memaafkan, membersihkan hati dari dendam dan kebencian, serta mempererat tali silaturahim. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita selama Ramadhan dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik di masa mendatang.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam kebaikan, mengampuni dosa-dosa kita, dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-Nya yang bertakwa.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Contoh Khutbah 2

Contoh naskah khutbah Idul Fitri berikut yang membuat jamaah menangis ini mengangkat tema kesedihan saat melepas kepergian Ramadhan. Khutbah ini dirancang untuk menyentuh hati jamaah, mengingatkan mereka tentang keberkahan bulan suci yang telah berlalu. Berikut adalah teks khutbahnya.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita kesempatan menyempurnakan ibadah Ramadhan dan kini mempertemukan kita dengan Idul Fitri. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, suri teladan terbaik bagi umat manusia.

Hadirin yang berbahagia,

Kesedihan atas kepergian Ramadhan adalah tanda bahwa hati kita masih hidup, masih terhubung dengan kebaikan, dan masih berharap pada rahmat Allah. Namun, jangan biarkan kesedihan itu membuat kita kehilangan arah. Ramadhan adalah latihan, dan Idul Fitri adalah awal ujian sejati.

Allah SWT berfirman:

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

"Dan beribadahlah kepada Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (ajal)." (QS. Al-Hijr: 99)

Ayat ini mengajarkan bahwa ibadah tidak hanya untuk Ramadhan, tetapi harus terus berlanjut hingga akhir hayat. Jika selama Ramadhan kita terbiasa bangun malam untuk tahajud, mengapa setelah Ramadhan kita kembali lalai? Jika selama Ramadhan kita menjaga lisan dan menghindari ghibah, mengapa setelahnya kita kembali tergelincir?

Rasulullah SAW bersabda:

"Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjadi pengingat bahwa kontinuitas dalam beribadah jauh lebih penting daripada hanya semangat sesaat di bulan Ramadhan. Kita tidak boleh menjadi orang yang hanya taat di bulan Ramadhan, lalu kembali lalai setelahnya.

Hadirin sekalian, mari kita jaga semangat Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita terus berdoa agar Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mempertemukan kita dengan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya dalam keadaan sehat dan beriman.

"Ya Allah, terimalah amalan kami di bulan Ramadhan, ampunilah dosa-dosa kami, dan kuatkanlah kami untuk terus beribadah kepada-Mu sepanjang hidup kami."

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Wa assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ilustrasi ceramah di masjid

Ilustrasi ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

3. Contoh Khutbah 3

Setelah bulan Ramadhan berlalu, ada satu hal penting yang perlu kita renungkan dan evaluasi, bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Apakah setelah sebulan penuh menjalani ibadah Ramadhan, hati kita benar-benar menjadi lebih suci? Apakah amalan yang kita lakukan selama bulan suci telah mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik?

Berikut ini adalah khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis dan mengajak kita merenungkan makna kesucian hati setelah melewati bulan Ramadhan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Di hari yang penuh kebahagiaan ini, kita tidak hanya merayakan kemenangan setelah berpuasa, tetapi juga merenungkan makna sejati dari kembali ke fitrah. Fitrah bukan hanya berarti bersih dari dosa, tetapi juga menjaga kesucian hati dalam kehidupan sehari-hari.

Allah SWT berfirman:

وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ

"Dan bertakwalah kepada Allah serta perbaikilah hubungan di antara kalian." (QS. Al-Anfal: 1)

Ayat ini mengajarkan bahwa kebersihan hati tidak hanya terkait dengan ibadah kepada Allah, tetapi juga dengan bagaimana kita berinteraksi dengan sesama manusia. Jika Ramadhan melatih kita untuk menahan amarah, Idul Fitri mengajarkan kita untuk melapangkan dada, memaafkan kesalahan orang lain, dan memperbaiki hubungan yang telah rusak.

Rasulullah SAW bersabda:

"Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, mari kita bertanya kepada diri sendiri: Setelah Ramadhan berlalu, apakah kita masih akan menjaga shalat dengan khusyuk? Apakah kita masih akan menahan amarah? Apakah kita masih akan peduli dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan?

Rasulullah SAW juga bersabda:

"Tidaklah seseorang memaafkan orang lain kecuali Allah akan menambah kemuliaan kepadanya." (HR. Muslim)

Sungguh, balasan dari memaafkan bukan hanya berupa ketenangan hati, tetapi juga derajat yang lebih tinggi di sisi Allah.

Hadirin yang berbahagia,

Idul Fitri adalah saat yang tepat untuk memperbaiki diri, untuk memulai lembaran baru dengan hati yang lebih bersih dan jiwa yang lebih tenang. Semoga kita termasuk orang-orang yang benar-benar kembali ke fitrah, tidak hanya secara lahiriah, tetapi juga secara batiniah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Contoh Khutbah 4

Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk mempererat kembali tali silaturahmi yang mungkin sempat terputus dengan keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat. Di hari yang penuh berkah ini, kita diajarkan untuk saling memaafkan dan meminta maaf agar tidak ada kebencian yang mengendap di hati, karena kebencian dapat mengeraskan hati dan menjauhkan kita dari ketenangan.

Berikut ini adalah contoh khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis dan dapat membuat jamaah terharu.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta alam. Dia yang telah memberi kita nikmat iman dan Islam, serta mengizinkan kita menyelesaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Semoga shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, para sahabat, dan semua yang mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Pada hari yang penuh berkah ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Al-Imran: 102-103)

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Hari ini adalah hari kemenangan, hari di mana kita kembali ke fitrah setelah sebulan penuh mendidik diri dengan ibadah puasa. Namun, kemenangan yang sejati bukan hanya dalam bentuk keberhasilan menahan lapar dan haus, tetapi juga dalam memperbaiki hati dan menjauhkan diri dari penyakit-penyakit batin, salah satunya adalah kebencian.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Akan dibukakan pintu-pintu surga setiap hari Senin dan Kamis, lalu diampuni dosa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, kecuali seseorang yang di antara dirinya dan saudaranya terdapat permusuhan. Maka dikatakan: Tangguhkanlah (pengampunan) bagi keduanya hingga mereka berdamai." (HR. Muslim)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa kebencian dan permusuhan bisa menjadi penghalang ampunan Allah. Seseorang yang hatinya dipenuhi dendam dan kebencian akan sulit mendapatkan ketenangan, bahkan bisa menjadi pribadi yang keras dan sulit menerima kebaikan.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Ramadhan yang telah berlalu seharusnya mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan pemaaf. Jika selama bulan suci kita mampu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, maka setelah Ramadhan seharusnya kita juga bisa menahan diri dari kebiasaan buruk seperti mudah marah, menyimpan dendam, dan membenci sesama.

Allah SWT berfirman:

وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nur: 22)

Ayat ini mengajarkan kita bahwa sikap memaafkan adalah jalan menuju ampunan Allah. Sebagaimana kita berharap dosa-dosa kita diampuni oleh-Nya, kita juga harus berusaha membuka hati untuk memaafkan orang lain.

Jamaah yang berbahagia,

Di hari yang suci ini, mari kita bersihkan hati dari segala kebencian dan permusuhan. Idul Fitri bukan hanya tentang kembali suci secara lahiriah, tetapi juga menyucikan batin dari segala sifat buruk yang mengeraskan hati.

Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita hamba-Nya yang memiliki hati yang lembut, penuh kasih sayang, dan jauh dari sifat saling membenci.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ilustrasi ceramah di masjid

Ilustrasi ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

5. Contoh Khutbah 5

Khutbah Idul Fitri yang mengharukan sering kali menyentuh tema tentang kehidupan dan kematian, mengingatkan kita pada kefanaan dunia serta pentingnya mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita. Berikut adalah salah satu contoh naskah khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, yang mengatur segala sesuatu dengan kebijaksanaan-Nya. Kita bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikan, terutama nikmat iman dan Islam yang menuntun kita di jalan kebenaran. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan seluruh umatnya yang setia mengikuti ajarannya hingga hari kiamat.

Pada hari yang mulia ini, kita berkumpul dalam kebahagiaan merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Namun, di tengah kebahagiaan ini, ada rasa rindu yang menyelinap dalam hati. Rindu kepada mereka yang pernah bersama kita, namun kini telah kembali kepada Allah SWT.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Kematian adalah kepastian bagi setiap makhluk. Allah SWT berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Artinya: "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan." (QS. Al-'Ankabut: 57).

Bagi yang ditinggalkan, kehilangan seseorang yang dicintai tentu bukan hal yang mudah. Setiap hari raya, kita mengenang mereka, ayah, ibu, saudara, atau sahabat yang dulu duduk bersama kita di hari kemenangan ini. Tapi meskipun jasad mereka telah tiada, cinta dan doa kita tetap dapat mengalir untuk mereka.

Rasulullah SAW bersabda:

"Jika seorang manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa salah satu bentuk bakti yang bisa kita lakukan untuk mereka yang telah pergi adalah dengan terus mendoakan mereka. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka, melapangkan kuburnya, serta menempatkan mereka di surga-Nya yang luas.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Namun, doa tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah pergi, tetapi juga bagi kita yang masih diberi kesempatan untuk hidup. Kita berdoa agar diberikan kesehatan, keberkahan umur, serta hati yang selalu dekat dengan Allah. Hari ini adalah waktu yang tepat untuk saling mendoakan, menguatkan hubungan, serta memohon ampunan bagi diri sendiri dan sesama.

Allah SWT berfirman:

وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr: 10)

Ayat ini mengajarkan bahwa doa yang terbaik adalah yang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk saudara-saudara kita, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggalkan dunia.

Jamaah yang berbahagia,

Di hari yang suci ini, mari kita bersihkan hati kita dengan saling memaafkan, mendoakan kebaikan bagi sesama, serta mengingat orang-orang yang telah mendahului kita dengan doa-doa terbaik. Jangan biarkan kesedihan menghalangi kebahagiaan kita di hari kemenangan ini, karena hakikat Idul Fitri bukan hanya tentang merayakan, tetapi juga tentang berbagi kasih sayang dalam bentuk doa dan silaturahmi.

Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mempertemukan kita kembali dengan orang-orang yang kita cintai di surga-Nya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Link Download Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis

Berikut ini referensi khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis pdf.

Itulah kumpulan khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis. Semoga artikel ini bermanfaat.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH IDUL FITRI atau tulisan lainnya dari Marhamah Ika Putri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Marhamah Ika Putri
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Yulaika Ramadhani