tirto.id - Kisah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Umat Islam pada masa itu menempuh jarak ratusan kilometer yang tentunya tidak mudah untuk dilalui.
Namun atas ridha dan pertolongan Allah, perjalanan Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah menjadi awal yang baik dalam perjuangan penyebaran agama Islam. Banyak hikmah yang telah Allah tetapkan dalam proses hijrah ke Madinah.
Kata hijrah secara bahasa berarti "memutuskan" atau "meninggalkan". Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hijrah berarti "perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama sebagian pengikutnya dari Mekah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum Kafir Quraisy Mekah."
Kisah Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah Singkat
Kota Madinah dahulu disebut Yatsrib, berlokasi di sebelah utara kota Mekah dengan jarak kurang lebih 450,4 km. Yatsrib didominasi oleh suku Bani Qaylah yang terpecah menjadi 2 faksi berseberangan, yakni Aus dan Khazraj.
Nabi Muhammad hijrah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Proses hijrah Nabi Muhammad ke Madinah dilakukan dengan diam-diam, secara sendiri-sendiri, atau kelompok kecil.
Perlahan-lahan, hanya tersisa Rasulullah dan Abu Bakar yang masih berada di Mekah. Adapun perjalanan Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah dilakukan dengan perencanaan matang agar bisa terhindar dari kaum Quraisy.
Kendati demikian, sejarah hijrah Nabi Muhammad tidak mudah karena adanya hadangan dari kaum Quraisy. Bahkan, setiap kabilah mengajukan pemuda tangkas bersenjata untuk membunuh Rasul.
Sore hari sebelum penyergapan, Rasul menerima petunjuk tentang penyergapan tersebut dari Malaikat Jibril. Kemudian, Rasul menemui Abu Bakar dan menyusun rencana keberangkatan.
Sementara Ali bin Abi Thalib bertugas untuk tinggal di rumah Rasulullah. Saat fajar tiba, mereka baru menyadari bahwa orang yang berbaring di kamar Rasul adalah Ali bin Abi Thalib.
Adapun Rasul dan Abu Bakar sudah keluar dari Mekah pada malam penyergapan. Perjalanan Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah melewati rute dan waktu yang tidak umum.
Mereka tak langsung bergegas ke Yatsrib, namun berjalan ke arah selatan menuju gua di Gunung Tsur. Rasul dan Abu Bakar berada di dalam gua tersebut selama tiga hari.
Ada pula Abdullah dan Asma’ (putra dan putri Abu Bakar) yang membantu memberikan informasi sekaligus membawakan keperluan serta makanan untuk mereka.
Selama proses perjalanan hijrah ini, terdapat berbagai mukjizat yang menunjukkan luar biasanya pertolongan Allah. Mukjizat yang Allah kirimkan contohnya adalah sarang laba-laba yang muncul di depan gua sehingga mengecoh para pemburu Rasul.
Kemudian, hinggapnya burung dan tumbuhnya pohon yang menyamarkan keberadaan Rasul.
Latar Belakang Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah
Kisah hijrah Nabi Muhammad ke Madinah tentu saja memiliki alasan dan tujuannya tersendiri. Ada latar belakang tertentu yang pada akhirnya menyebabkan sejarah hijrah Nabi Muhammad.
Pertama, dakwah Rasulullah SAW di Mekah kurang mengalami perkembangan lantaran penolakan dari orang-orang Kafir Quraisy. Kedua, adanya peristiwa Baiat 'Aqabah serta permintaan dari penduduk Madinah.
Orang-orang Madinah menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk tinggal bersama mereka, kemudian membantunya dalam berdakwah.
Adapun latar belakang yang terakhir adalah turunnya perintah dari Allah SWT bahwa Rasul harus segera melakukan hijrah.
Apa Saja Hikmah dari Hijrah Nabi Muhammad?
Kisah hijrah Nabi Muhammad ke Madinah mengandung nilai sejarah dan berdampak terhadap perjalanan dakwah Islam. Banyak sekali hikmah dari peristiwa hijrah Rasulullah.
Salah satu contohnya adalah selalu adanya pertolongan dari Allah SWT. Untuk mengetahui secara lebih rinci, berikut ini pelajaran dan hikmah perjalanan Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.
1. Pertolongan Allah
Ketika Rasulullah dan Abu Bakar merencanakan perjalanan ke Madinah, terdapat berbagai pertolongan Allah. Perencanaan matang yang disusun oleh Rasulullah dan Abu Bakar disertai dengan memasrahkan diri kepada Allah SWT.Keyakinan dan kepercayaan kedua orang ini kepada Allah terbukti dengan dikirimkannya pertolongan. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim mampu menempatkan usaha dan kepasrahan kepada Allah dalam menghadapi setiap peristiwa.
2. Nilai Perjuangan dalam Hijrah
Abu Bakar memberikan hadiah unta kepada Rasulullah, tetapi ditolak. Padahal, Rasulullah sebelumnya sangat terbuka untuk menerima hadiah dari sahabat-sahabatnya. Bahkan, Rasulullah juga menganjurkan untuk saling bertukar hadiah.Peristiwa ini menunjukkan bahwa seseorang harus dapat memberikan segala yang dimiliki hingga cita-cita perjuangan Islam tercapai. Sikap Rasulullah juga memperlihatkan bahwa perjuangan Islam tidak boleh disertai dengan niatan untuk mendapatkan imbalan.
3. Kekuatan Umat Islam
Peristiwa hijrah ini didukung oleh seluruh umat Islam masa awal dari beragam kelompok. Mulai dari kelompok laki-laki dewasa seperti Abu Bakar dan ‘Amir bin Fuhairah.Ada juga kelompok pemuda meliputi Abdullah dan Ali bin Abi Thalib. Bahkan, anak perempuan Abu Bakar yang bernama Asma turut mendukung dalam kisah hijrah Nabi Muhammad ke Madinah.
Pelajaran atau hikmah ketiga adalah perlunya keterlibatan berbagai kelompok dalam upaya mencapai cita-cita bersama. Kekuatan Islam hanya dapat diperoleh dengan semangat persatuan Islam.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada