Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

9 Mukjizat Nabi Muhammad SAW: Terbelahnya Bulan hingga Al-Qur'an

5 Mukjizat Nabi Muhammad SAW, di antaranya terbelahnya bulan dan kerikil yang bertasbih.

9 Mukjizat Nabi Muhammad SAW: Terbelahnya Bulan hingga Al-Qur'an
Ilustasi Muhammad. foto/IStockphoto

tirto.id - Daftar mukjizat yang diterima Nabi Muhammad SAW di antaranya terbelahnya bulan, kerikil bertasbih, pohon menjadi satir, pelepah kurma yang rindu, memancarkan mata air dari sela jari tangan, menyembuhkan luka Khubaib bin Adi, menyembuhkan mata Qatadah dan Abu Dzarr, hingga Al-Qur'an.

Mukjizat merupakan kejadian luar biasa yang tidak bisa dijangkau kemampuan akal pikiran manusia.

Mukjizat diberikan Allah SWT kepada para rasul supaya menunjukkan kepada umat bahwa orang-orang pilihan tersebut adalah utusan tuhan yang menciptakan alam semesta.

Salah satu rasul yang memiliki banyak mukjizat adalah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW merupakan nabi sekaligus rasul terakhir.

Mukjizat terbesar Muhammad bin Abdullah adalah Al-Qur’an yang berperan sebagai hukum Islam yang utama hingga penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

Daftar Mukjizat yang Diterima Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi Hikayat Puja Puji Rasulullah

Infografik Hikayat Puja Puji Rasulullah. tirto.id/Sabit

Nabi Muhammad SAW memiliki banyak mukjizat yang diberikan Allah SWT.

Berikut ini daftar beberapa mukjizat yang diterima Nabi Muhammad SAW selain mukjizat terbesarnya Kitab Suci Al-Qur’an:

1. Terbelahnya Bulan

Nabi Muhammad SAW pernah diberi mukjizat berupa terbelahnya bulan.

Pada suatu ketika, penduduk Makkah meminta mukjizat kepada Rasulullah SAW sebagai bukti kenabiannya. Bulan kemudian terbelah atas izin Allah SWT.

Dilansir laman NU Online Jawa Timur, mukjizat terbelahnya bulan diceritakan dalam banyak riwayat di antaranya sebagai berikut:

Dari Anas, ia berkata: ‘Penduduk Makkah meminta Nabi agar menunjukkan suatu bukti kenabian pada mereka, maka Nabi Muhammad menunjukkan terbelahnya bulan,’” (HR Bukhari).

Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: Bulan terbelah di masa Rasulullah SAW menjadi dua bagian. Satu bagian [terlihat] ada di atas puncak gunung dan satu bagian lagi di bawahnya. Lalu Rasulullah Saw. berkata: Saksikanlah!” (HR Bukhari).

2. Kerikil Bertasbih

Para sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, hingga Ali pernah mendengarkan sebuah batu kerikil yang dipegang Rasulullah SAW bertasbih.

Laman NU Online menuliskan bahwa mukjizat kerikil bertasbih diceritakan dalam sebuah hadis dari Abu Dzar berikut:

Dari Abu Dzar r.a. berkata: ‘Sesungguhnya aku menyaksikan Rasulullah Saw. di dalam sebuah halaqah; di tangan beliau ada batu kerikil, lalu batu kerikil itu bertasbih di telapak tangannya. Bersama kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali—semoga Allah merahmati semuanya—maka orang-orang yang berada dalam halaqah semua mendengar tasbih batu-batu tersebut,’” (HR Thabrani).

3. Pohon Menjadi Satir

Rasulullah SAW pernah memerintahkan beberapa pohon untuk merapat (membentuk satir), sehingga menutupi beliau yang hendak menunaikan hajat. Mukjizat ini diceritakan dalam riwayat hadis dari Jabir Ra. sebagai berikut:

Dari Jabir, ia berkata: Kami keluar Bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan panjang. Rasulullah ketika hendak buang air, beliau menjauh hingga tak dilihat siapa pun. Kemudian kami sampai di suatu tempat di tanah yang luas yang tak punya bukit atau pohon, maka beliau berkata padaku: ‘Wahai Jabir, ambillah kantong air dan pergilah bersamaku,’

Lalu aku memenuhi kantong itu dengan air kemudian kami berangkat hingga tak terlihat. Ternyata ada dua pohon yang berjarak beberapa hasta, maka Rasulullah berkata padaku: ‘Wahai Jabir, pergilah dan katakan pada pohon itu, Rasulullah berkata padamu “bertemulah kamu dengan kawanmu itu hingga aku bisa duduk di belakang kalian’ Kemudian pohon itu melakukannya hingga ia bertemu dengan pohon lainnya,” (HR Baihaqi dalam Dalâ’il an-Nubuwwah).

4. Pelepah Kurma yang Rindu

Sebelum dibuatkan tempat khotbah di Masjid Nabawi, Rasulullah SAW kerap berkhotbah dengan bersandar pada sebatang pelepah kurma.

Hingga tiba suatu ketika Nabi Muhammad SAW telah dibuatkan mimbar di Masjid Nabawi. Di sisi lain, keadaan ini membuat sebuah kurma hidup dan menangis.

Kejadian tersebut diriwayatkan dalam sebuah hadis dari Ibnu Umar Ra. berikut:

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, Nabi ﷺ berkhutbah [dengan bersandar] pada pelepah kurma. Maka ketika dibuatkan mimbar,beliau berpindah memakai mimbar tersebut sehingga pelepah pohon kurma itu merintih, kemudian nabi mendatanginya dan mengusapkan tangan kepadanya,” (HR Bukhari).

5. Menyembuhkan Mata Qatadah dan Abu Dzar

Qatadah bin Nu’man pernah mendapatkan serangan senjata dalam Perang Badar, sehingga matanya bergelantungan hingga pipi.

Rasulullah SAW kemudian menyembuhkan mata Qatadah seperti sedia kala. Peristiwa ini dikisahkan dalam sebuah hadis riwayat Imam Baihaqi sebagai berikut:

Qatadah bin Nu’man matanya terkena senjata pada saat perang Badar hingga bola matanya bergelantungan di pipinya. Semula para sahabat hendak memotongnya. Untungnya, mereka menanyakannya lebih dahulu kepada Rasulullah. Dan beliau pun melarang, ‘Jangan dipotong.’ Kemudian beliau memanggil Qatadah dan mengembalikan bola matanya dengan telapak tangan beliau. Sampai-sampai Qatadah pun tidak tahu mata mana yang sebelumnya terluka [karena sembuh total],” (HR. Baihaqi dalam Dalâ’il an-Nubuwwah).

Selain itu, Nabi Muhammad juga memiliki mukjizat lainnya, seperti

6. Peristiwa Isra' Mikraj

7. Berbicara dengan seekor kijang, dan air mengalir dari sela-sela jarinya.

8. Membuat makanan yang sedikit tapi cukup untuk ribuan orang

9. Mengenyangkan banyak orang dengan segelas susu.

Mukjizat-mukjizat yang disebutkan di atas hanyalah sedikit dari banyaknya mukjizat yang dikaruniakan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

Sebenarnya masih banyak lagi mukjizat Rasulullah SAW lainnya, bahkan hampir tidak bisa dihitung. Mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW banyak disebutkan dalam hadis-hadis sahih dan populer, wallahu'alam.

Baca juga artikel terkait MUKJIZAT NABI MUHAMMAD atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno