tirto.id - Teks khutbah Jumat paling pendek yang menyentuh hati bisa dijadikan inspirasi untuk menyampaikan pesan keagamaan. Walau singkat, khutbah yang penuh makna dan padat ilmu ini tetap dapat menggugah hati para jemaah, terlebih jika disampaikan dengan penuh ketulusan.
Khutbah menjadi salah satu syarat sah salat Jumat yang diisi dengan pesan-pesan keagamaan, baik berupa nasihat, anjuran, maupun pengingat untuk senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Salah satu sunnah yang dianjurkan bagi khatib salat Jumat adalah memperpendek khutbah dan memperpanjang salat, tentunya dengan tetap berpedoman pada syariat. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Muslim berikut:
“Dari Washil bin Hayyan, dia berkata, Abu Wa’il berkata: Ammar pernah memberi khutbah kepada kami dengan singkat dan padat isinya. Dan ketika turun, kami katakan kepadanya, “Wahai Abu Yaqzhan, sesungguhnya engkau telah menyampaikan dan menyingkat khutbah, kalau saja engkau memanjangkannya.” Maka dia menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya panjangnya salat seseorang dan pendek khutbahnya itu menjadi ciri pemahaman yang baik dalam agama. Oleh karena itu, perpanjanglah salat dan perpendeklah khutbah. Dan sesungguhnya di antara bagian dari penjelasan itu mengandung daya tarik.” (HR. Muslim)
Khutbah yang singkat bukan berarti asal pendek, tapi harus tetap memuat pesan yang jelas dan bermanfaat bagi jemaah. Sementara itu, salat yang diperpanjang juga perlu disesuaikan dengan kondisi jemaah agar tidak terasa berat.
Agar khutbah tetap menarik dan tidak membosankan, khatib disarankan menyampaikannya secara to the point, tanpa melebar pada hal-hal yang kurang penting. Isi khutbah sebaiknya difokuskan pada inti pesan yang ingin disampaikan, seperti nasihat keimanan dan ketaatan kepada Allah.
Begitu pula dalam pelaksanaan salat, imam dapat meneladani Rasulullah SAW yang membaca surat cukup panjang, tapi tetap mempertimbangkan kemampuan jamaah. Dengan begitu, ibadah salat Jumat akan berjalan lebih khusyuk karena tetap memberi kenyamanan bagi semua yang hadir.
Kumpulan Khutbah Jumat Paling Pendek dan Padat Ilmu Bermanfaat

Khutbah Jumat yang pendek dan singkat harus tetap memuat nasihat yang mendalam tentang keimanan, akhlak, dan ketakwaan kepada Allah SWT. Khutbah ini pun diharapkan mampu mendorong jemaah untuk lebih introspektif dan meningkatkan amal saleh.
Sebagai referensi, berikut contoh 1 lembar khutbah Jumat paling pendek, tapi tetap padat ilmu dan bermanfaat bagi jemaah:
1. Khutbah Jumat Paling Pendek yang Menyentuh Hati
Khutbah IMa’asyiral Muslimin rahimakumullah
Saudaraku sekalian, hari ini kita kembali di hari Jumat yang mulia. Waktu adalah karunia Allah yang paling agung dan paling cepat berlalu.
Ia adalah modal kehidupan kita, yang apabila hilang, takkan pernah bisa dibeli atau dikembalikan. Jika harta yang hilang bisa dicari, tapi waktu yang terbuang tidak akan pernah kembali, walau hanya sedetik.
Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad SAW, telah memperingatkan kita tentang dua nikmat yang sering disia-siakan oleh kebanyakan manusia. Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari mengingatkan kita:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, “Nabi SAW bersabda: Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu (lalai) padanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
Hadis ini adalah palu godam yang menghantam kelalaian kita. Berapa banyak dari kita yang diberikan waktu luang, tapi kita isi dengan kesia-siaan? Kita sering menunda ibadah sambil berkata, "Ada waktu besok." Padahal, besok belum tentu milik kita.
Saudara-saudaraku,
Bagaimana kita memanfaatkan waktu yang tersisa ini? Jadikan tiga pilar ini sebagai fokus utama, yaitu ibadah yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat, dan amal saleh yang meluas.
Jemaah Jumat yang dirahmati Allah, umur kita ibarat es batu di padang pasir, ia terus mencair dan tidak menunggu siapa pun. Jumat ini adalah peringatan dari Allah agar kita segera berbenah.
Mulailah dari sekarang. Tetapkan niat untuk memperbaiki salat, berhenti menunda kebaikan, dan jauhi segala bentuk perkataan atau perbuatan yang sia-sia. Jadikan sisa umur kita sebagai penutup terbaik, husnul khatimah, karena penentuan nasib seseorang adalah pada akhir amalnya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk menjadikan setiap detik waktu kita sebagai timbangan amal kebaikan. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang menyesal di hari kiamat.
2. Khutbah Jumat Paling Pendek Tanpa Arab
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullahSebagai seorang muslim yang baik, sudah sepatutnya kita berbakti kepada kedua orang tua. Berbakti kepada mereka adalah perintah langsung dari Allah yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak…" (QS. Al-Isra: 23)
Ayat ini menempatkan birrul walidain (berbakti kepada orang tua) tepat setelah perintah ibadah kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah tolok ukur keimanan dan kunci pembuka pintu rezeki serta keberkahan hidup kita.
Perintah berbuat baik ini tidak mengenal batas usia, apalagi saat orang tua kita telah mencapai usia senja. Pada masa itu, mereka kembali lemah, membutuhkan perhatian, kesabaran, dan kelembutan ekstra.
Al-Qur'an secara spesifik melarang kita mengucapkan kata yang paling ringan sekalipun yang menunjukkan ketidaksenangan atau ketidaknyamanan, seperti kata "ah".
Bagaimana mungkin kita membalas kasih sayang mereka, yang menanggung beban saat kita bayi, yang begadang saat kita sakit, yang berkorban demi masa depan kita, dengan wajah masam dan kata-kata yang tidak mengenakkan?
Hadirin sekalian,
Berbuat baik kepada mereka akan menjadi sebab Allah melimpahkan rezeki dan keberkahan usia bagi kita. Sebaliknya, durhaka kepada orang tua adalah dosa besar. Marilah kita ambil waktu sejenak, lihat wajah kedua orang tua kita, dan tanyakan pada hati, sudah cukupkah bakti kita?
Maka, mulai hari ini, mari jadikan sisa hidup kita sebagai upaya maksimal dalam mencari keridhaan orang tua. Jadikanlah doa mereka sebagai benteng terkuat kita. Ingatlah, ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada murka mereka.
Jika mereka sudah tiada, maka berbakti dilanjutkan dengan mendoakan, memohon ampunan untuk mereka, melunasi utang-utang mereka, serta menyambung tali silaturahim dengan kerabat dan sahabat mereka.
Semoga Allah menjadikan kita anak-anak yang berbakti dan mengumpulkan kita bersama kedua orang tua kita di surga-Nya yang tertinggi.

3. Khutbah Jumat Paling Pendek dan Singkat
Khutbah IJemaah Jumat yang dirahmati Allah,
Islam adalah agama penuh kasih sayang. Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk menjadi hamba yang saleh secara individual, tapi juga hamba yang peduli dan bermanfaat bagi sesama.
Kita semua adalah satu bangunan, satu tubuh. Jika salah satu bagian sakit, seluruh tubuh akan merasakan demam dan nyeri. Inilah hakikat dari ukhuwah Islamiyah, yang menuntut kita untuk senantiasa merasakan penderitaan saudara-saudara kita.
Jika ada tetangga kita yang kelaparan, padahal kita kenyang, maka iman kita dipertanyakan. Jika ada orang di sekitar kita yang kesulitan menuntut ilmu atau berobat, padahal kita mampu membantu, maka kasih sayang kita diuji. Marilah kita lihat sekeliling, dan tanyakan pada diri sendiri, siapa yang bisa saya bantu hari ini?
Ketahuilah, menolong sesama adalah cara terbaik untuk mendapatkan pertolongan Allah. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Maka, jangan pernah ragu untuk memberikan kebaikan, sekecil apapun itu. Karena di saat kita menolong orang lain, sesungguhnya kita tengah menabung pertolongan untuk diri kita sendiri di saat kita paling membutuhkannya, yaitu di hari akhir.
Saudaraku, marilah kita jadikan kepedulian sebagai gaya hidup. Mulailah dari rumah, peduli pada keluarga, berlanjut ke tetangga, peduli pada lingkungan, dan meluas kepada masyarakat keseluruhan.
Jangan biarkan hati kita mengeras dan mata kita tertutup dari penderitaan orang lain. Mari kita bangun masyarakat yang saling menguatkan, yang kaya membantu yang miskin, yang kuat melindungi yang lemah.
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua hamba-hamba-Nya yang ringan tangan, lapang hati, dan selalu bersemangat dalam berbuat kebaikan kepada sesama.
Khutbah II
4. Khutbah Jumat Paling Pendek Sukses Dunia Akhirat
Khutbah IMa’asyiral Muslimin rahimakumullah
Mari kita senantiasa bertakwa kepada Allah SWT, karena takwa adalah satu-satunya jalan menuju al-Falah, yaitu kesuksesan sejati.
Saudaraku sekalian, kita semua mengejar kesuksesan. Di dunia, kesuksesan sering diukur dengan harta, jabatan, dan popularitas. Namun, dalam timbangan Allah, sukses adalah ketika seorang hamba berhasil memadukan kebaikan dunia tanpa mengorbankan kebahagiaan akhirat.
Islam tidak pernah memerintahkan kita meninggalkan dunia, tapi memerintahkan kita menyeimbangkan keduanya. Jika ditelaah lebih dalam lagi, dunia adalah ladang bagi kita untuk mencapai kesuksesan di akhirat.
Kebaikan dunia dan segala kenikmatannya akan mendukung kita beribadah, seperti kesehatan, rezeki halal, dan keluarga sakinah. Kebaikan akhirat adalah surga, ridha Allah, dan terhindar dari siksa neraka. Ini adalah peta jalan kita, mencari dunia untuk bekal akhirat.
Untuk mencapai kesuksesan ganda ini, kita harus senantiasa mengutamakan kualitas amal. Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita bahwa nilai seorang hamba di mata Allah diukur dari seberapa besar manfaatnya bagi orang lain. Beliau bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani)
Maka, sukses bukanlah tentang menimbun, melainkan tentang menebar. Gunakanlah ilmu, harta, dan jabatan yang kita miliki untuk membantu, menolong, dan memudahkan urusan sesama.
Saudaraku, berhati-hatilah terhadap rayuan dunia yang sering kali menipu. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang terlalu sibuk mengejar bayangan dunia hingga melupakan esensi kehidupan. Kesuksesan dunia harus menjadi sarana, bukan tujuan akhir hidup kita.
Maka, mari kita renungkan, sudahkah timbangan akhirat kita lebih berat dari timbangan dunia? Mari kita pulang hari ini dengan niat baru, menjadikan setiap pekerjaan kita, setiap interaksi kita, setiap keping rezeki kita, sebagai ladang amal yang akan kita tuai di surga kelak.
Janganlah kita merasa aman sebelum maut menjemput. Jadikan amal saleh sebagai sahabat terbaik yang akan menyertai kita di alam kubur. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan taufik untuk meraih kesuksesan paripurna, kebahagiaan di dunia, dan kebahagiaan tertinggi di Jannah-Nya.
5. Khutbah Jumat Paling Pendek Latin
Khutbah IAl-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn, wa bihi nasta‘īnu ‘alā umūrid-dunyā wad-dīn, waṣ-ṣalātu was-salāmu ‘alā asyrafil-anbiyā’i wal-mursalīn, nabiyyinā Muḥammadin ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam, wa ‘alā ālihī wa aṣḥābihī wat-tābi‘īn, wa man tabi‘ahum bi iḥsānin ilā yaumid-dīn.
Asyhadu an lā ilāha illallāh waḥdahū lā syarīka lah, al-maliku al-ḥaqqul-mubīn.
Wa asyhadu anna sayyidanā Muḥammadan ‘abduhū wa rasūluh, ṣādiqul-wa‘di al-amīn.
Amma ba‘du, fa yā ayyuhal-ḥāḍirūn, ittaqullāha ḥaqqa tuqātih, wa lā tamūtunna illā wa antum muslimūn.
Faqālal-lāhu ta‘ālā: Faman ya‘mal mithqāla dharratin khayran yarah, wa man ya‘mal mithqāla dharratin syarran yarah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Kita dianugerahi organ yang kecil namun memiliki kekuatan luar biasa, yaitu mulut untuk berbicara. Lisan bisa menjadi kunci surga, tapi di saat yang sama, ia juga bisa menjadi jurang yang menjerumuskan ke dalam neraka.
Dengan lisan, kita mengucapkan syahadat, memuji Allah, dan menyeru kebaikan. Namun, dengan lisan pula kita bisa menyebar fitnah, menghancurkan kehormatan, dan memutus silaturahim.
Lisan buruk yang terlepas bagaikan pedang tajam yang lebih cepat melukai daripada serangan fisik. Saudaraku, betapa agungnya nasihat Rasulullah SAW mengenai pengendalian lisan. Beliau menjadikan kemampuan menjaga lisan sebagai barometer keimanan seseorang. Beliau bersabda:
“Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini adalah prinsip emas. Jika ucapan kita tidak mengandung kebaikan, tidak membawa manfaat, atau justru berpotensi menyakiti atau menyesatkan, maka diam adalah pilihan seorang mukmin yang cerdas.
Diam bukan pertanda kelemahan, melainkan kekuatan pengendalian diri yang luar biasa, sebagai bukti keimanan kita kepada hari perhitungan.
Jemaah sekalian,
Jadikanlah lisan kita basah dengan zikir, pujian kepada Allah, dan nasihat yang lembut. Sucikanlah lisan kita dari dusta, janji palsu, dan kata-kata kotor. Saat lisan kita terjaga, hati kita akan tenang, dan hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia akan membaik.
Mari kita tanamkan tekad hari ini untuk menjadikan lisan kita sebagai duta kebaikan, bukan alat penghancur. Mari kita ganti kebiasaan menggunjing dengan mendoakan, dan kebiasaan mencela dengan memuji.
Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan hidayah untuk mengawal organ kecil ini, agar ia menjadi saksi kebaikan kita di hadapan-Nya, dan memimpin kita menuju pintu-pintu surga.
Bārakallāhu lī wa lakum fīl-Qur’ānil-‘aẓīm, wa nafa‘anī wa iyyākum bimā fīhi min āyatin wa dhikril-ḥakīm.
Aqūlu qawlī hādzā fa astaghfirullāhal-‘aẓīm, innahū huwa al-ghafūru ar-raḥīm.
Khutbah II
Al-ḥamdu lillāh, wal-ḥamdu lillāh, ṯumma al-ḥamdu lillāh.
Asyhadu an lā ilāha illallāhu waḥdahū lā syarīka lah, wa asyhadu anna sayyidanā Muḥammadan ‘abduhū wa rasūluh, alladzī lā nabiyya ba‘dah.
Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā nabiyyinā Muḥammad, wa ‘alā ālihī wa aṣḥābihī wa man tabi‘ahum bi iḥsānin ilā yaumil-qiyāmah.
Amma ba‘du, fa yā ayyuhan-nās, ūṣīkum wa nafsī bitaqwāllāh, faqad fāzal-muttaqūn.
Faqālal-lāhu ta‘ālā: Inna Allāha wa malā’ikatahu yuṣallūna ‘alan-nabiyy. Yā ayyuhalladzīna āmanū ṣallū ‘alayhi wa sallimū taslīmā.
Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā Muḥammad, wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad.
Allāhumma-ghfir lil-mu’minīna wal-mu’mināt, wal-muslimīna wal-muslimāt, al-aḥyā’i minhum wal-amwāt.
Allāhumma-dfa‘ ‘annā al-balā’a wal-wabā’a wal-qurūna waz-zalāzila wal-miḥan, wa sū’a al-fitani wal-miḥan, mā ẓahara minhā wa mā baṭan, ‘an baladinā Indūnīsiyā khāṣṣah, wa sā’iri buldānil-muslimīn ‘āmmah, yā rabbal-‘ālamīn.
Allāhumma arinā al-ḥaqqa ḥaqqan warzuqnā ittibā‘ah, wa arinā al-bāṭila bāṭilan warzuqnā ijtinābah.
Rabbana ātinā fid-dunyā ḥasanah, wa fil-ākhirati ḥasanah, waqinā ‘adzāban-nār.
Wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn.
‘Ibādallāh, inna Allāha ya’muru bil-‘adli wal-iḥsān, wa ītā’i dzīl-qurbā, wa yanhā ‘anil-faḥsyā’i wal-munkari wal-baghy.
Ya‘iẓukum la‘allakum tadhakkarūn.
Wadzkurullāhal-‘aẓīma yadzkurkum, wasykurūhu ‘alā ni‘amih yazidkum, wa la dzikrullāhi akbar.

6. Khutbah Jumat Paling Pendek Penuh Hikmah
Khutbah IJemaah Jumat yang berbahagia,
Dalam kehidupan, kita sering kali berhadapan dengan masalah utang piutang. Utang tidak bisa dianggap sekadar transaksi duniawi, tapi utang adalah sebuah amanah, sebuah janji, yang akan dibawa hingga ke liang lahat.
Ia adalah beban di atas pundak kita yang tidak akan terlepas meskipun kita telah berbuat banyak amal kebaikan. Mari kita ingat kembali sabda Rasulullah SAW:
"Dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda: Ruh orang beriman menggantung sebab utangnya sehingga terlunasi.’” (HR. Tirmidzi)
Bayangkan, seorang mukmin, jiwanya akan tertahan, tidak bisa menikmati kedudukan mulia di sisi Allah, hanya karena sehelai utang yang belum terbayar.
Ini menunjukkan betapa seriusnya urusan ini. Utang adalah ikatan yang hanya bisa dilepaskan dengan pembayaran atau kerelaan dari si pemberi pinjaman.
Saudaraku, kezaliman yang paling sering terjadi dalam utang piutang adalah menunda-nunda pembayaran. padahal kita mampu membayarnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Menunda-nunda membayar utang bagi orang yang mampu (membayar) adalah kezaliman,” (HR. Bukhari).
Penundaan itu sejatinya adalah kezaliman ganda, zalim kepada diri sendiri karena menimbun dosa, dan zalim kepada saudara kita karena menahan haknya, padahal mungkin ia sedang membutuhkan uang itu, entah untuk berobat, membayar sekolah, atau menghidupi keluarganya.
Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika kita memiliki utang? Kuncinya ada dua, niat yang jujur dan komunikasi yang terbuka. Jika kita terpaksa berutang, niatkanlah dengan sungguh-sungguh untuk melunasinya.
Barang siapa yang berutang dengan tujuan baik dan niat membayar, Allah SWT pasti akan membantu dan memudahkan jalannya.
Kemudian, jika kita belum mampu membayar tepat waktu, maka jujurlah. Jangan menghilang, jangan mengelak. Datangi saudara kita, sampaikan kondisi kita dengan rendah hati, dan mohonlah penangguhan dengan niat yang jelas.
Saudaraku sekalian, mari kita jaga lisan kita dari janji palsu dan perbuatan zalim dalam urusan utang. Segera lunasi utang kita, meskipun sedikit demi sedikit. Prioritaskan hak sesama di atas kepentingan pribadi.
Semoga Allah SWT membimbing kita untuk selalu berlaku amanah, menjaga hak sesama, dan membebaskan jiwa kita dari segala ikatan di hari akhirat kelak.
Khutbah II
7. Khutbah Jumat Paling Pendek Lengkap dengan Doanya
Khutbah IHadirin jemaah Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan ini, sudah sepatutnya kita sebagai umat Islam mengerti dan memahami bagaimana etika bertetangga yang baik dan sesuai dengan ajaran agama.
Tetangga, apa pun latar belakangnya, seharusnya kita rangkul sebagai saudara, sebagai keluarga. Kewajiban kita bukan sekadar tidak mengganggu, tapi juga mencakup berbagi kebahagiaan, merasakan kesedihannya, menjenguk yang sakit, dan memberikan pertolongan ketika dibutuhkan.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah SAW ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” (HR. Bukhari).
Kejahatan yang dimaksud bukan hanya mencuri atau merusak fisik, tapi juga kejahatan lisan, kejahatan hati seperti berprasangka buruk), dan kejahatan non-fisik seperti membuat bising, membuang sampah sembarangan, atau mengabaikan kebutuhan darurat mereka.
Sebagai umat Islam yang baik, kita harus memastikan bahwa tetangga kita bisa tidur nyenyak, merasa tenteram, dan tidak khawatir akan gangguan dari rumah kita.
Lalu, bagaimana kita mempraktikkan etika bertetangga? Sederhana, mulailah dengan senyum, sapaan hangat, dan berbagi. Jika kita memasak makanan enak yang wanginya sampai ke rumah tetangga, sisihkan sedikit untuk mereka.
Jika kita melihat mereka kesulitan, tawarkan bantuan tanpa diminta. Jangan tunggu mereka mengetuk pintu kita untuk meminta. Ini adalah pelajaran tentang toleransi, berbagi ruang, dan kelapangan dada.
Maka, marilah kita periksa kembali hubungan kita dengan tetangga. Apakah kita termasuk orang yang mengganggu atau menolong? Apakah kita yang membuat mereka nyaman, atau membuat mereka resah?
Jadikanlah diri kita sebagai tetangga terbaik sehingga kita dapat memenuhi syarat keimanan yang sempurna. Semoga Allah SWT menjadikan lingkungan kita lingkungan yang baik, lingkungan yang setiap rumah adalah sumber ketenangan bagi rumah di sekitarnya.
Khutbah II
8. Khutbah Jumat Paling Pendek untuk Pelajar
Khutbah IAnak-anakku yang membanggakan,
Seruan ini adalah pengakuan tertinggi bahwa ilmu adalah kunci untuk memahami hidup, mengenal Tuhan, dan memperbaiki peradaban. Tanpa ilmu, ibadah kita menjadi hampa, kehidupan kita menjadi sesat, dan amal kita menjadi sia-sia.
Maka, menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat, sesungguhnya adalah bentuk ibadah yang paling mulia.
Betapa besar ganjaran bagi seorang penuntut ilmu. Rasulullah SAW memberikan jaminan yang seharusnya menjadi motivasi terbesar bagi setiap muslim untuk terus belajar. Beliau bersabda:
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Bayangkan, setiap langkah kaki menuju masjid untuk taklim, setiap detik mata yang membaca buku, setiap konsentrasi yang kita curahkan untuk memahami pelajaran, itu semua dihitung sebagai usaha yang akan mempermudah jalan kita menuju jannah.
Ibadah mencari ilmu tidak mengenal kata pensiun. Kewajiban ini dimulai sejak buaian hingga liang lahat. Menuntut ilmu bukan hanya tugas para pelajar di sekolah, tapi tugas setiap muslim, setiap pekerja, setiap pedagang, dan setiap orang tua.
Ilmu adalah kebutuhan pokok untuk menjaga kualitas ibadah, mendidik anak, dan mencari rezeki yang halal. Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang kita miliki, karena jika kita merasa puas, saat itulah kita mulai mundur. Teruslah membaca, bertanya, dan mencari kebenaran.
Mulai detik ini, mari kita jadikan hari-hari kita sebagai episode-episode ibadah ilmu. Niatkan belajar bukan hanya untuk mendapatkan nilai baik, pekerjaan, atau pujian, tapi untuk menghilangkan kebodohan dan mendapatkan keberkahan.
Setelah ilmu didapatkan, wajib bagi kita untuk mengamalkannya. Karena ilmu tanpa amal adalah seperti pohon tanpa buah. Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang haus akan ilmu, yang dimudahkan jalannya menuju surga.
Khutbah II

9. Khutbah Jumat Paling Pendek tentang Rezeki
Khutbah IMa’asyiral Muslimin rahimakumullah
Allah SWT telah memerintahkan kita:
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 172)
Rezeki halal tentunya bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang sumber pendapatan, cara kita bekerja, dan cara kita bertransaksi.
Mencari rezeki halal adalah benteng pertahanan bagi ibadah kita. Jika rezeki yang masuk ke dalam tubuh kita berasal dari sumber yang haram, ia bisa menjadi penghalang besar bagi diterimanya amal dan doa.
Rasulullah SAW menggambarkan betapa bahayanya rezeki haram ini dalam sebuah hadis:
“Kemudian Rasulullah menyebutkan tentang seseorang yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut, dan berdebu. Ia menengadahkan tangannya ke langit sambil berdoa: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku,” padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dengan yang haram. Maka, bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)
Hadis ini adalah peringatan keras. Betapa pun khusyuknya kita berdoa, betapa panjangnya perjalanan ibadah kita, jika lisan, perut, dan pakaian kita berasal dari harta yang haram, maka pintu langit akan tertutup rapat bagi permohonan kita.
Maka, bekerjalah dengan jujur, berdaganglah dengan adil, jauhi riba dan suap, dan yakini bahwa Allah adalah sebaik-baik Pemberi Rezeki.
Rezeki halal adalah bekal untuk dunia dan akhirat. Ia adalah kunci diterimanya doa dan amalan kita. Mari kita mohon kepada Allah agar hati kita dijauhkan dari harta haram dan diberkahi dengan rezeki yang halal dan tayyib.
Khutbah II
10. Khutbah Jumat Paling Pendek tentang Kematian
Khutbah IMa’asyiral Muslimin rahimakumullah
Segala puji bagi Allah SWT yang menggenggam kehidupan. Saudaraku sekalian, topik khutbah kita hari ini adalah tentang sebuah realitas yang pasti dan tak terhindarkan, yakni kematian. Kematian adalah pintu gerbang menuju kehidupan yang abadi, dan setiap jiwa pasti akan melaluinya, tanpa terkecuali.
Allah SWT telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia, sebuah ayat yang sering kita dengar, tapi mungkin jarang kita resapi maknanya dalam-dalam. Allah berfirman dalam surah Ali Imran, Ayat 185:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali Imran: 185)
Ayat ini menampar kesombongan kita. Siapapun kita, sekuat apapun jabatan kita, sebanyak apapun harta kita, kita hanyalah calon jenazah yang menunggu giliran.
Kita sering merencanakan perjalanan setahun ke depan, tapi kita lupa merencanakan perjalanan terpanjang kita, perjalanan menuju alam barzakh.
“Orang yang cerdas adalah orang yang menyiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Hadis ini mengajarkan bahwa kecerdasan sejati bukanlah IQ yang tinggi atau gelar akademis yang berderet panjang, melainkan kesadaran bahwa hidup ini hanyalah jembatan, dan fokus utama kita haruslah pada kehidupan setelahnya.
Mengingat kematian bukanlah untuk membuat kita patah semangat atau putus asa, tapi untuk memberikan arti dan motivasi sejati dalam hidup. Ia menyaring mana yang penting dan mana yang sia-sia. Ia membuat kita fokus pada tujuan utama, yakni meraih ridha Allah SWT.
Semoga Allah SWT menguatkan hati kita, mengaruniakan kita hidayah untuk beramal saleh, dan mewafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah. Semoga kita semua dikumpulkan bersama para Nabi, syuhada, dan shalihin.
Khutbah II
Download Khutbah Jumat Paling Pendek PDF
Bagi para khatib yang ingin menyampaikan pesan keagamaan dengan singkat, tapi tetap penuh makna, kumpulan khutbah Jumat paling pendek dalam format PDF ini bisa menjadi referensi.
Isinya dirancang ringkas, padat, dan mudah dipahami oleh jamaah dari berbagai kalangan. Tentu saja isinya masih dapat diubah, disesuaikan dengan tema yang relevan, atau lebih dikembangkan lagi agar tidak terkesan terlalu singkat.
Khutbah Jumat Paling Pendek yang Menyentuh Hati PDF
Itulah beberapa contoh khutbah Jumat paling pendek yang bisa dijadikan inspirasi. Melalui khutbah Jumat yang relatif singkat, pesan-pesan agama dapat tersampaikan secara efektif tanpa mengurangi nilai ibadah dan makna yang terkandung di dalamnya.
Butuh inspirasi lain untuk menyusun khutbah Jumat? Temukan contoh khutbah dengan berbagai tema di tautan berikut ini:
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































