Menuju konten utama

Apa Syarat Diterimanya Amal Shaleh Seorang Muslim?

Berikut ini syarat diterimanya amal shaleh seorang muslim dalam Islam.

Apa Syarat Diterimanya Amal Shaleh Seorang Muslim?
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Tidak semua amal saleh seorang muslim diterima oleh Allah SWT. Bahkan, ada sebagian orang yang beramal, namun perbuatannya berakhir sia-sia. Sebab, ada syarat-syarat tertentu yang menjadi ketentuan diterimanya amal shaleh seorang muslim.

Setelah seseorang bersaksi menjadi muslim seutuhnya, langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah mempercayai rukun iman dan rukun Islam. Lebih lanjut lagi, pengerjaan rukun Islam dan ibadah sehari-hari harus sesuai dengan ketentuan syariat.

Di samping mensyariatkan melakukan amalan saleh, Islam juga memberikan rambu-rambu bagaimana sebuah amalan dapat diterima oleh Allah swt. Perkara ini bertujuan baik bagi seorang muslim, salah satunya membentuk diri supaya terhindar dari nafsu dunia seperti sombong, angkuh, dan sebagainya.

Berikut ini beberapa syarat diterima amal saleh seorang muslim. Seorang muslim harus paham dan mengetahui perihal ini supaya terhindar dari melakukan amal saleh, namun tak bermakna apa-apa di sisi Allah SWT.

1. Beriman kepada Allah SWT

Syarat pertama diterimanya amal saleh oleh Allah SWT adalah beriman kepada-Nya. Pengertian iman kepada Allah SWT adalah percaya (meyakini) di dalam hati, diikrarkan menggunakan lisan (syahadat), dan diimplementasikan melalui perbuatan (rukun Islam).

Meskipun seseorang melakukan berbagai amalan ibadah berdasarkan syariat Islam, bila tidak memiliki iman, ibadahnya tidak bernilai apa pun dan hanya menghasilkan kesia-siaan.

Allah SWT dalam firman-Nya pada surah Al-Furqan ayat 23 menjelaskan tentang amal yang sia-sia sebagai berikut:

“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan,” (QS. Al-Furqan [25]: 23).

Beberapa perkara yang menyebabkan seseorang dikeluarkan dari keimanannya dan berimbas kepada tidak diterima amal adalah murtad, syirik, dan sebagainya (segala sesuatu yang mempercayai adanya kekuatan selain Allah SWT).

Hal itu tergambar dalam surah Al-Anam ayat 88 sebagai berikut:

“Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan,” (QS. Al-An'am [6]: 88).

2. Melakukan amal saleh dengan ikhlas

Hal kedua yang menyebabkan suatu amal saleh dapat diterima Allah SWT haruslah dilakukan dengan ikhlas.

Amalan saleh sebanyak apa pun tidak akan diterima apabila seorang muslim memiliki sifat riya atau pamer (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar orang lain).

Allah SWT hanya menerima amal saleh dari hamba-Nya yang dibarengi sifat ikhlas. Secara definitif, ikhlas ialah melakukan perbuatan saleh hanya untuk mengharapkan rida-Nya.

Hal itu dijelaskan Allah SWT melalui firman-Nya dalam surah Az-Zumar ayat 2 sebagai berikut:

“Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya,” (QS. Az Zumar [39]: 2).

3. Mengerjakan amal saleh sesuai tuntunan syariat (ittiba)

Syarat terakhir diterimanya amal saleh adalah melakukan ibadah sesuai syariat Allah SWT dan Rasul-Nya. Di samping itu, seorang muslim juga harus mengikuti perbuatan dan perkataan ulama yang sesuai dengan syariat Islam, terutama yang memiliki dalil jelas sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Bagaimanapun juga, ulama merupakan pewaris para nabi, orang yang lebih paham mengenai syariat Islam secara mendalam di zaman ini. Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

"Ulama adalah pewaris nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham. Yang mereka wariskan adalah ilmu. Siapa yang mengambil warisan itu berarti ia mengambil bagian yang banyak," (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

Allah SWT menjelaskan perihal mengerjakan amal saleh sesuai tuntunan syariat dalam firman-Nya dalam surah Al-Hasyr ayat 7 sebagai berikut:

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya,” (QS. Al Hasyr [59]:7).

Baca juga artikel terkait IBADAH ISLAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi