Menuju konten utama

Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah: Pengertian Beserta Contohnya

Berikut akan dijelaskan pengertian ibadah mahdhah, ibadah ghairu mahdhah, perbedaan serta contoh-contoh dari dua jenis ibadah tersebut.

Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah: Pengertian Beserta Contohnya
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana tergambar dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56.

Dalam Islam, amal ibadah terdiri atas ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Lantas, apa pengertian dua istilah tersebut, serta contoh ibadah mahdhah, dan contoh ibadah ghairu mahdhah? Simak terus artikel ini untuk mengetahui jawabannya

Ibadah yang disyariatkan Islam bertujuan untuk mendidik manusia agar senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Bunyi firman Allah SWT dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56 adalah sebagai berikut:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku,” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56).

Pengertian ibadah sendiri adalah segala sesuatu yang disukai Allah SWT dan yang diridai-Nya, baik berupa perkataan atau perbuatan, baik terang- terangan maupun diam-diam, sebagaimana dikutip dari Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer (2008).

Berdasarkan pengertian di atas, ibadah tidak sebatas pada ibadah salat, puasa, dan sebagainya. Namun, segala perkataan baik, menjauhi gibah, membantu orang tua, dan sebagainya tergolong ibadah karena tergolong aktivitas yang diridai Allah SWT.

Pengertian Ibadah Mahdhah dan Ibadah Ghairu Mahdhah

Secara umum, ibadah terbagi atas 2 jenis, yakni ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. M. Ali Zainal Abidin dalam uraian "Perbedaan Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah" di NU Online menjelaskan definisi 2 jenis ibadah tersebut.

Pertama, dalam bahasa Arab, mahdhah artinya murni dan tidak tercampur dengan apa pun.

Selanjutnya, pengertian ibadah mahdhah adalah segala bentuk amalan yang pelaksanaannya (syarat, rukun, dan tata caranya) sudah ditetapkan oleh nas Al-Quran atau hadis, seperti salat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.

Ibadah mahdhah dikerjakan karena ada wahyu, berdasarkan perintah dari Allah SWT untuk mendirikannya.

Kedua, ibadah ghairu mahdhah adalah kebalikannya. "Ghairu mahdhah" artinya yang tidak murni atau sudah tercampur dengan hal lain.

Contoh Ibadah Mahdhah

Seperti disebutkan di atas, contoh ibadah mahdhah ialah ibadah yang jelas pelaksanaannya dan sudah diatur dalam Al-Quran dan hadis.

Contoh ibadah Mahdhah yang dimaksud seperti:

1. Shalat 5 waktu

Shalat wajib 5 waktu yang diperintahkan Allah dalam Alqur'an adalah Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.

2. Puasa di Bulan Ramadhan

Puasa yang wajib dilakukan umat muslim selama bulan Ramadhan

3. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap umat muslim, baik lelaki maupun pada bulan Ramadhan pada Idul Fitri.

4. Ibadah Haji Bagi yang Mampu

Selain Syahadat, salat, puasa, dan zakat, Haji adalah salah satu kewajiban umat Islam, sebagaimana disebutkan dalam Alquran Surat Al-Imran ayat 97.

Untuk melaksanakannya, umat Islam harus memenuhi syarat-syarat seperti beragama Islam, berakal sehat, usia dewasa, sehat jasmani dan rohani, serta mampu secara fisik, mental, dan materi. Mampu materi yang dimaksud tidak boleh melibatkan penjualan satu-satunya sumber kehidupan untuk menghindari dampak negatif bagi diri dan keluarga.

Contoh Ibadah Ghairu Mahdhah

Sementara untuk contoh ibadah ghairu mahdhah, tidak diatur secara spesifik pelaksanaannya, namun bisa menjadi ibadah karena ada niat ikhlas dari muslim bersangkutan.

Sebagai misal, tidur adalah perbuatan mubah yang dilakukan manusia, tidak memperoleh dosa atau tidak mendatangkan pahala.

Akan tetapi, apabila seorang muslim tidur siang, dengan maksud agar bersemangat untuk bangun demi mendirikan salat tahajud di malam harinya, tidur yang pada mulanya perkara mubah, menjadi bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Namun, ibadah ghairumahdhah bisa dinalar bahwa hal itu akan mendatangkan pahala, serta bernilai baik bagi diri sendiri atau lingkungan sekitar.

Membantu orang miskin yang membutuhkan, menolong orang tua, menghijaukan lingkungan, mengikuti kerja bakti, dan sebagainya termasuk bagian dari ibadah ghairumahdhah karena bisa dinalar, serta termasuk dalam aktivitas mulia.

Perbedaan Ibadah Mahdhah dan Ibadah Ghairu Mahdhah

Masih dikutip dari NU Online, salah seorang ulama terkenal mazhab Maliki, Ibnu Rusyd menyatakan bahwa ibadah mahdhah adalah ibadah yang tak bisa dijangkau oleh akal budi manusia.

Sebagai misal, ibadah salat atau haji tidak akan dilakukan manusia, kecuali karena perintah Allah SWT.

Tujuan di balik kewajiban menjalankan ibadah shalat oleh syariat tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh manusia. Oleh karena itu, pensyariatan shalat diarahkan semata-mata untuk mendekatkan diri (qurbah) kepada Allah subhanahu wata’ala.

Di samping dikenal sebagai ibadah mahdhah, kategori ini juga dikenal dengan sebutan ta’abbudi.

Menurut Ibnu Rusydi, pelaksanaan ibadah mahdhah ini tentu memerlukan niat yang tulus. Di sisi lain, ibadah ghairu mahdhah merujuk kepada ibadah yang tujuan pelaksanaannya dapat dicapai oleh akal.

Contohnya adalah membersihkan sesuatu yang terkena najis sebelum melaksanakan ibadah shalat, dan tujuan wajibnya tindakan tersebut dapat dipahami oleh akal manusia.

Hal ini karena menghadap kepada Allah SWT dalam keadaan bersih dan suci, termasuk tubuh dan pakaian dari najis, merupakan tindakan yang baik.

Ibadah jenis ini juga dikenal dengan sebutan ta’aqquli atau ma’qulatul ma’na. Berbeda dengan ibadah mahdhah, ibadah ghairu mahdhah tidak memerlukan niat khusus dalam pelaksanaannya; cukup dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat.

Baca juga artikel terkait IBADAH MAHDHAH atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Dhita Koesno