tirto.id - Sepanjang Desember 2022, Indonesia dilanda bencana alam; gempa bumi, tanah longsor, banjir, gelombang pasang. Bencana-bencana seperti ini menjadi “teguran” bagi kita untuk makin mewawas diri.
Bumi butuh diselamatkan oleh penghuninya sendiri yakni mahkluk paling berakal bernama manusia. Namun manusia justru menjadi mahkluk paling agresif yang merusak lingkungan hidupnya sendiri. Penggundulan hutan, sampah, polusi adalah imbas dari perilaku manusia yang agresif dan eksploitatif terhadap alam.
Banyak orang sepakat bahwa bentuk perilaku destruktif manusia terhadap alam telah memicu pemanasan global dan perubahan iklim. Masalah perubahan iklim global ini mulai terjadi sejak akhir abad 20-an, ketika era industri menjadi bagian kehidupan manusia
Industri telah memicu peningkatan karbon dan suhu bumi. Laporan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan, suhu bumi meningkat sebesar 0,08° C per dekade sejak 1880 dan meningkat dua kali lipat sejak 1981.
Oleh karena itulah, kita butuh langkah-langkah kecil penyelamatan lingkungan yang melibatkan semua manusia penghuni bumi. Hal-hal sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik, pengelolaan sampah, dan melakukan penghijauan di lingkungan tempat tinggal kita.
Untuk mendukung gerakan-gerakan penyelamatan lingkungan ini, kami menghadirkan secara khusus artikel-artikel tentang lingkungan dalam tema Wawas Lingkungan.