Menuju konten utama

Macam-Macam Najis Sesuai Tingkatan dan Contohnya

Semua macam-macam najis harus dibersihkan dari tubuh, pakaian, hingga tempat agar tidak menganggu aktivitas ibadah. Kenali berbahai jenis najis yang ada.

Macam-Macam Najis Sesuai Tingkatan dan Contohnya
Ilustrasi Ramadhan. foto/istockphoto

tirto.id - Islam mengenal macam-macam najis sebagai zat yang dianggap kotor dan harus dibersihkan. Jenis najis dibagi ke dalam tiga bentuk. Apa saja jenis najis dan contohnya?

Macam naji memiliki perlakukan berbeda dalam penanganannya. Seseorang yang hendak bersuci dari najis, perlu memperhatikan tuntunan menghilangkan najis yang dialaminya.

Pada saat bernajis, ada hal yang menghalangi seseorang untuk menjalankan ibadah seperti salat. Saat salat, perlu dipastikan suci pada badan, pakaian, dan tempat. Jika salah satunya terkena najis, maka perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum menjalankan salat.

Apa Itu Najis dalam Islam?

Najis secara bahasa memiliki makna segala sesuatu yang dianggap kotor. Adapun dari sisi istilah dalam fikih Islam, najis merupakan sesuatu yang kotor dan bisa menjadikan salat dan sejumlah ibadah lainnya tidak sah.

Najis yang dianggap menyebabkan ibadah tidak sah, bisa saja terkena pada tubuh seseorang atau tempat untuk beribadah. Najis yang menempel perlu dibersihkan dan disucikan terlebih dahulu

Penyucian najis berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Jenis paling ringan hanya perlu diperciki air saja. Adapun najis yang berat tidak hanya memakai air, tapi memerlukan tambahan media lainnya agar kotoran dapat bersih sempurna.

Jenis-Jenis Najis Sesuai Tingkatannya dalam Islam serta Contohnya

Mengutip artikel Mengenal Barang-barang Najis Menurut Fiqih di laman NU Online, terdapat tiga jenis najis dalam ilmu fiqih. Ketiganya yaitu seperti dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Najis mughaladhoh (berat)

Jenis najis mughaladhoh disebut sebagai najis berat lantaran perlu perlakukan khusus untuk membersihkannya atau menyucikannya. Contoh yang termasuk ke dalam golongan najis mughaladhoh yaitu najisnya babi dan air liur anjing.

Cara menyucikan najis mughaladhah adalah dengan membasuhnya menggunakan air sebanyak tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu atau tanah. Hikmat praktik bersuci ini, jika dilihat secara medis, memiliki manfaat dalam proses sterilisasi kuman yang dibawa air liur anjing saat menempel pada suatu benda.

Dalam debu atau tanah terdapat unsur tetracycline dan tetarolite. Keduanya unsur tersebut bisa membunuh beberapa jenis kuman.

2. Najis mutawassithah (sedang)

Najis mutawassithah adalah jenis najis tingkatan sedang. Contoh yang termasuk golongan najis mutawassithah yaitu air kencing, tahi, air madzi, nanah, apa pun yang keluar dari lambung, bangkai (selain manusia, ikan, dan belalang), darah (selain hati dan limpa), dan sebagainya.

Najis ini berada di tengah, antara najis mughaladoh dan najis mukhaffafah. Cara bersuci dari najis ini dengan terlebih dahulu menghilangkan unsur najis yang menempel seperti warna, bau, hingga bau. Setelah itu, benda dicuci dengan air sampai bersih.

3. Najis mukhaffafah (ringan)

Najis mukhaffafah adalah najis dengan tingkatan paling ringan. Contohnya air kencing bayi laki-laki yang belum berusia dua tahun dan belum makan selain dari air susu ibunya(ASI).

Najis mukhaffafah paling mudah cara menyucikannya. Benda yang terkena air kencing bayi tersebut tinggal diperciki air dalam jumlah yang cukup sehingga najis hilang.

Apa Perbedaan Najis dengan Hadas?

Najis dan hadas adalah dua keadaan yang membuat seorang muslim sama-sama dalam keadaan tidak suci. Orang yang berhadas, cara bersucinya tergantung jenis hadas yang dimilikinya.

Adapun najis juga juga memerlukan proses bersuci agar najis tersebut hilang dari dalam diri seorang muslim. Setelah bebas najis dan tidak berhadas, ia bisa melanjutkan aktivitas beribadah seperti salat.

Meski demikian, najis dan hadas memiliki perbedaan dari sisi pengertian hingga solusi bersucinya. Berikut perbedaannya:

1. Kenampakan zatnya

Hadas adalah keadaan tidak suci pada seseorang yang tidak terlihat zatnya karena telah melakukan aktivitas tertentu. Hadas ditemukan zat abstraknya pada badan.

Adapun najis merupakan kondisi tidak suci akibat terkena zat tertentu yang dianggap kotor. Zatnya bisa dilihat. Saat seseorang terkana hadas dan najis wajib bersuci dahulu sebelum menjalankan ibadah seperti salat.

2. Jenisnya

Hadas dibedakan menjadi hadas kecil dan hadas besar. Contoh hadas kecil yaitu karena berkemih, kentut, dan buang air besar. Hadas besar muncul karena seseorang melakukan hubungan intim bagi suami istri atau keluar air mani.

Sementara itu, najis dibagi menjadi najis mughaladoh, mutawasithah, dan mukhaffafah. Penyebab najis mughaladoh seperti terkena air liur anjing, najis muthawasithah contohnya kena percikan air kencing, lalu najis mukhaffafah akibat terkena air kencing bayi. Zat najis dapat menempel pada badan, pakaian, dan tempat.

3. Cara bersuci

Hadas kecil memiliki cara bersuci dengan wudhu. Hadas besar disucikan dengan cara mandi besar.

Ada pun najis, seseorang perlu memastikan najis yang menempel telah hilang. Pada jenis najis mughaladoh, proses bersucinya diatur secara khusus yaitu membasuh tempat yang kena najis sebanyak tujuh kali dan salah satunya memakai debu atau tanah.

Baca juga artikel terkait JENIS NAJIS atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Edusains
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ibnu Azis, Ilham Choirul Anwar & Ilham Choirul Anwar