tirto.id - Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana, menegaskan bahwa sektor pariwisata menjadi alat pertahanan ekonomi nasional dalam menghadapi tekanan eksternal akibat kebijakan tarif dagang dari Amerika Serikat (AS). Pernyataan ini merespons kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap produk impor dari sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Menurut Widiyanti, Indonesia mampu mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki sektor pariwisata sebagai sumber devisa utama yang bebas dari hambatan perdagangan.
“Ketika ekspor barang terkena tarif tinggi, kita harus melihat sektor lain yang bisa menjadi penyeimbang. Pariwisata adalah bentuk ekspor jasa yang tidak terganggu oleh kebijakan tarif dagang,” kata Widiyanti, dalam keterangan resminya, Rabu (9/4/2025).
Widiyanti mengatakan Indonesia mampu mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki sektor pariwisata sebagai sumber devisa utama yang bebas dari hambatan perdagangan. Widyanti menilai dengan menarik banyak wisatawan mancanegara (wisman), Indonesia dapat menjaga stabilitas mata uang rupiah dan cadangan devisa.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga mengajak para pelaku usaha pariwisata memberikan pengalaman wisata berkualitas kepada wisatawan, dengan harapan dapat menarik lebih banyak pengeluaran wisman selama berwisata di Indonesia.
Berdasarkan data-data sebelumnya, paparnya, segmen wisatawan yang rela mengeluarkan dana untuk berwisata berkualitas relatif memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap fluktuasi harga global.
“Kemenpar mengidentifikasi, ruang untuk pelaku usaha pariwisata Indonesia untuk mengembangkan hal ini masih terbuka luas dan Kemenpar mendukung penuh upaya ini," ucap Widiyanti.
Pemerintah melalui Kemenpar, mendukung pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang dari perubahan dinamika global, dengan mengintegrasikan kesiapan destinasi, produk wisata, usaha pariwisata, tenaga kerja, hingga promosi. Kemenpar juga akan terus berupaya mengembangkan desa wisata dan mendorong aktivitas ekonomi berbasis pariwisata di seluruh Indonesia.
Langkah tersebut bertujuan untuk mendistribusikan manfaat ekonomi secara merata dan mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekspor manufaktur yang terkena dampak tarif dagang AS.
“Didukung upaya promosi dan pengembangan yang pemerintah lakukan, Kemenpar optimistis upaya ini akan menjadi sumber devisa yang tinggi, memitigasi dinamika global dan menjadi ekspor jasa penyeimbang,” tutup Widiyanti.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama