tirto.id - Kesalahan penggunaan husnul khotimah dan khusnul khotimah di sejumlah masyarakat, masih sering terjadi. Bahkan kesalahan husnul khatimah atau khusnul khatimah yang benar, menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat.
Lantas, apa perbedaan husnul khotimah dan khusnul khotimah? Khusnul khatimah dan husnul khotimah artinya? husnul atau khusnul khatimah yang betul mana? Berikut ini akan dibahas mengenai perbedaan khusnul khotimah dan husnul khotimah.
Dalam kosa kata bahasa Indonesia, terdapat sejumlah istilah bahasa asing yang ditransliterasikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transliterasi memiliki pengertian penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain.
Salah satu contoh istilah yang ditransliterasikan ke bahasa Indonesia adalah husnul khotimah. Istilah tersebut diambil dari bahasa Arab yang ditulis dengan "حسن الخاتمة". Meskipun istilah husnul khatimah telah ada, sejumlah masyarakat masih memakai kata padanan seperti khusnul khatimah atau khusnul khotimah. Hal ini menimbulkan perdebatan tidak berkesudah di masyarakat.
Perbedaan Husnul Khotimah dan Khusnul Khotimah
Husnul khotimah dan khusnul khotimah, sekilas mungkin sama dan tidak menimbulkan masalah. Namun, husnul khotimah dan khusnul khotimah mempunyai dua aspek perbedaan, dilihat berdasarkan arti dan penggunaan. Berikut ini perbedaan khusnul khotimah dan husnul khotimah:
1. Berdasarkan Arti
Husnul khotimah artinya adalah penutupan akhir hidup yang baik dari seseorang. Sedangkan, khusnul khotimah artinya justru sebaliknya dari kata husnul khotimah, yakni penutupan akhir hidup yang tidak baik atau hina dari seseorang.Meskipun demikian, kata "khusnul" jarang atau hampir tidak pernah digunakan bersandingan dengan kata "khotimah". Kata yang lebih populer untuk menyebut akhir yang tidak baik adalah su'ul khatimah atau akhir hayat yang sesat.
2. Berdasarkan Penggunaan
Penggunaan yang tepat untuk mendoakan akhir yang baik untuk kehidupan seseorang adalah husnul khotimah. Namun, beberapa orang yang masih menggunakan kata "khusnul khotimah", sebenarnya bermaksud mengucapkan kata "husnul khotimah".Tidak perlu terlalu menyalahkan orang-orang yang menggunakan kata "khusnul khotimah". Anda mungkin dapat memberikan pengertian dengan mudah kepada mereka yang masih salah menggunakan "khusnul khotimah".
Perdebatan Husnul Khotimah dan Khusnul Khotimah
Perdebatan husnul khotimah dan khusnul khotimah, termasuk sesuatu yang penting dan tidak penting. Bersifat penting, karena bertujuan untuk ketercapaian istilah dan makna yang dimaksud.
Bersifat tidak penting, karena perdebatan masuk dalam ranah alih aksara atau transliterasi. Dilansir laman Muhammadiyah, transliterasi digunakan secara terbatas pada kepentingan akademik dan karya-karya ilmiah yang serius seperti jurnal dan penelitian.
Dalam ranah non-akademik, penulisan kata transliterasi lebih ringan dan berpedoman pada kaidah penulisan serapan bahasa asing di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sebagai contoh, husnul khotimah dalam KBBI, ditulis dengan husnulkhatimah.
Oleh sebab itu, perdebatan mengenai perbedaan khusnul khotimah dan husnul khotimah seyogianya tidak terlalu dibesar-besarkan. Masih dari laman Muhammadiyah, seorang netizen, ustaz, atau bahkan mubalig kondang, tidak memiliki otoritas untuk menentukan cara penulisan istilah bahasa Arab yang benar.
Adanya kesalahan penulisan "khusnul khotimah" di ranah non-akademik, tidak mengubah makna, apalagi menghasilkan dosa. Hal yang lebih penting dalam komunikasi, sejatinya adalah tersampaikan pesan secara timbal balik dari subjek kepada objek, bukan terletak pada ketepatan artikulasi bunyi dan suara.
Cara Meraih Husnul Khotimah
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, husnul khotimah adalah akhir hidup yang baik dari seorang. Banyak orang yang menginginkan husnul khotimah. Saking banyaknya, Rasulullah SAW bahkan mencontohkan doa untuk meraih husnul khotimah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ
Arab Latinnya:
Allahummaj'al khoiro 'umrii akhirohu, wa khoiro 'amalii khowaatimahu, wa khoiro ayyaamii yauma alqoo-ka fiif.
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Um,” (HR. Imam At-Thabrani).
Husnul khotimah bukanlah perkara yang didapatkan, seorang muslim hanya dengan berdoa saja. Mereka harus mengusahakannya dengan senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah Swt. Salah satu tanda, seseorang yang mati husnul khatimah, disebutkan dalam hadis sebagai berikut:
“Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa ilaaha illallah” maka ia akan masuk surga,” (HR. Abu Dawud).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno