tirto.id - Idul fitri atau idulfitri? Pertanyaan ini seringkali muncul karena kebanyakan masyarakat Indonesia salah kaprah dalam penggunaannya. Padahal penulisan kata idulfitri telah ditetapkan secara baku oleh pakar bahasa.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Idulfitri adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan.
Melansir dari laman Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur, apabila kita mencari maknanya di KBBI namun seringkali hasilnya adalah "kata tidak ditemukan" berarti penulisan tersebut tidak benar.
Jika menuliskan "idul fitri" sistem tidak akan mendeteksi makna kata tersebut, namun jika menuliskan "idulfitri" akan terdeteksi sehingga muncul maknanya.
Dengan demikian, penulisan idul fitri bukanlah kata baku melainkan digabung menjadi idulfitri atau dirangkai antara kedua kata tersebut.
Hal ini sering dianggap sepele oleh sebagian orang, mereka tidak menyadari bahwa tulisan yang benar sesuai KBBI bukan sesuatu yang besar.
Padahal negara kita memiliki standarisasi sendiri yang sudah ditetapkan. Mungkin beberapa media telah menggunakan penulisan idulfitri yang benar, namun untuk masyarakat umum sebagian masih awam dengan hal ini.
Oleh karena, diharapkan semua warga negara Indonesia memiliki kesadaran untuk merubah kebiasaan yang kurang tepat meskipun dimulai dari hal-hal sederhana.
Mengapa Penulisan Idulfitri Ditulis Serangkai?
Aktivis Bahasa Indonesia sekaligus Direktur Utama Narabahasa, ivan Lanin menuturkan bahwa ejaan idul fitri tidak benar melainkan ditulis serangkai menjadi idulfitri.
Penulisan idulfitri digabung karena memiliki arti hari raya berbuka yang terdiri atas unsur "id" dan alfitri.
Penjelasan terkait penulisan kata "idulfitri" juga diungkapkan oleh Penulis Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia, Abdul Gaffar Ruskhan.
Pada posisi awal menggunakan tanda harakat "u" (damah), sehingga menjadi idu l-fitri. Dengan demikian penulisan "idul fitri" tidak benar karena (u)l seharusnya melekat pada kata "fitri" sebagai tanda makrifah, al-fitri.
Sehingga Abdul Gaffar mengatakan "idul" menjadi unsur terikat yang harus bergabung dengan kata sesudahnya.
Selain itu, kekeliruan juga sering dijumpai pada kalimat "Selamat Hari Raya Idul Fitri" Dalam kalimat tersebut ada dua hal yang kurang tepat yaitu penulisan "Hari Raya" dan "Idul Fitri".
Kesalahan tersebut karena memiliki arti ganda, "id" pada kata idul berarti hari raya, sehingga cukup ditulis "Selamat Idulfitri" yang berarti Selamat Hari Raya Fitri.
Penulis: Wulandari
Editor: Dipna Videlia Putsanra