Menuju konten utama

Gus Ipul Ajak Warga Berpartisipasi dalam Pemutakhiran DTSEN

Kemensos akan mengaktifkan WA Center untuk menambah saluran yang bisa digunakan oleh warga dalam pemutakhiran DTSEN.

Gus Ipul Ajak Warga Berpartisipasi dalam Pemutakhiran DTSEN
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam memutakhirkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). (FOTO/dok.Kemensos)

tirto.id - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengajak warga ikut terlibat membantu pemutakhiran Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Dia menegaskan pemutakhiran DTSEN penting dilakukan karena datanya bersifat dinamis. Kejadian warga meninggal, lahir, menikah, sampai pindah tempat tinggal bisa terjadi tiap hari sehingga data perlu diperbarui.

"Dalam rangka pemutakhiran itu, kita menghadirkan saluran-saluran yang mudah-mudahan ini bisa dipilih oleh masyarakat luas. Intinya, kita ingin pemutakhiran bisa diikuti lebih banyak pihak," kata Gus Ipul di kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Menurut Gus Ipul, pemutakhiran DTSEN secara formal dilakukan secara berjenjang dari tingkat RT/RW, kelurahan, desa, kecamatan, hingga dinas sosial kabupaten atau kota. Bupati atau Wali kota lantas menyerahkan hasil pemutakhiran data itu kepada Kemensos.

Selain mekanisme formal, pemutakhiran DTSEN juga dapat melibatkan masyarakat umum. "Kami juga mengundang masyarakat luas untuk ikut memutakhirkan," ujar Gus Ipul.

Masyarakat dapat terlibat dalam pemutakhiran DTSEN melalui berbagai sarana yang sudah disiapkan oleh Kemensos. Namun, warga perlu menyertakan sejumlah bukti seperti foto aset dan lainnya.

"Ada saluran yang dilakukan khusus melalui operator, apakah itu operator desa, operator dinsos yang mereka bisa menggunakan SIKS-NG atau Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial New Generation," jelas Gus Ipul.

Selain itu, warga dapat ikut memperbarui DTSEN lewat fitur usul dan sanggah di aplikasi Cek Bansos. Laporan warga akan ditindaklanjuti oleh Kemensos dengan melakukan verifikasi untuk memastikan kesesuaian data dengan fakta di lapangan.

"Kami melakukan uji petik ke lapangan bersama pendamping-pendamping yang kami miliki, pilar-pilar sosial yang kami miliki bekerja dengan desa setempat, dinsos setempat, dan bupati, wali kota," tambah Gus Ipul.

Sarana lainnya yang bisa pula dimanfaatkan oleh warga adalah sambungan telepon via call center Kemensos pada nomor 021-171. Melalui nomor call center itu, warga dapat menyampaikan informasi data terbaru untuk ditindaklanjuti oleh petugas dari Kemensos.

Masih ada saluran terbaru yang akan segera tersedia, yakni WA Center. "Nomornya sedang kita persiapkan, sedang dibuat sistemnya, mudah-mudahan bulan depan atau awal tahun depan, WA Center ini sudah bisa mulai beroperasi," ujar Gus Ipul.

Dengan banyaknya saluran yang tersedia, Gus Ipul mengharapkan para warga memperoleh kemudahaan untuk turut berpartisipasi dalam pemutakhiran DTSEN.

Dia menjelaskan, dalam pemutakhiran DTSEN, Kemensos berpedoman pada instrumen dan standarisasi yang sudah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). "Ada variabel isian, misalnya ada 39 variabel atau juga 14 variabel kunci yang nanti bisa dilihat ketika membuka [aplikasi] Cek Bansos," ujar dia mencontohkan.

Gus Ipul menambahkan, data-data dari warga akan diuji, diverifikasi, dan divalidasi oleh petugas di lapangan. Dia mengingatkan agar saat melampirkan bukti pemutakhiran data, pelapor memahami apa saja yang harus dilampirkan.

"Itu semua berdasarkan variabel yang ditentukan oleh BPS. Setelah data-data pemutakhiran dari berbagai saluran tadi masuk, oleh Kementerian Sosial akan dilanjutkan ke BPS Kembali," jelas dia.

Kemudian, BPS akan melakukan pengukuran ulang dan menyerahkan Kembali data tersebut sebagai data balikan. Data tersebut sudah mencakup perankingan penduduk mulai dari desil 1 hingga 10.

"Alhamdulillah kalau kita semua ini terus menerus bersama-sama, saling memperkuat, saling mengawasi, saling mengevaluasi, insyaallah ke depan data kita makin hari makin akurat," katanya.

DTSEN selama ini juga terhubung dengan data PLN, Ditjen Dukcapil, dan Kementerian/Lembaga lainnya, termasuk BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, Gus Ipul pun optimistis kepedulian banyak pihak untuk menjaga dan mengawasi kualitas DTSEN akan makin memperkuat data itu pada masa mendatang.

"Intinya kami terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak dan mohon kesempatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya," kata Gus Ipul.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, menambahkan lembaganya menargetkan pemutakhiran DTSEN berlangsung tiap 3 bulan sekali. Dia pun memastikan BPS siap terus mengawal pemutakhiran dari sisi instrumen.

"Kenapa instrumen penting? Agar pada saat pemutakhiran, masyarakat juga mengisikan variabal. Ada 39 variable. Ketika sudah mengisikan variabel maka selanjutnya, kami akan memeringkatkan Kembali, apakah setelah mengisi, posisinya ada pada desil 1, desil 2 ataupun desil yang lainnya," ujarnya.

Menurut Ateng, lampiran bukti ke depan juga perlu disertai dengan foto. Misalnya foto rumah tampak depan, dalam, hingga belakang. "Sehingga tadi data kita akan semakin bagus dengan berbasis evidence based atau kondisi yang ada di lapangan. Dan itu kami bangga, karena data terus berubah dan dengan pemutakhiran kita akan bisa untuk menjaga data tersebut," katanya.

Ateng mengatakan data yang telah dimutakhirkan akan divalidasi oleh petugas di lapangan. Setelah melalui standarisasi, data akan diintegrasikan dengan hasil monitoring dan evaluasi oleh Kemensos. "Tadi juga disebutkan mana saja yang sudah bergerak desilnya berubah, baik ke atas ataupun ke bawah, itu yang kami terus lakukan," ujar dia.

Selain mengandalkan pemutakhiran lewat mekanisme formal dan pelaporan oleh masyarakat, kata Ateng, DTSEN juga diperbarui dengan informasi dari sumber lain. Misalnya, variabel data dari kementerian/lembaga atau data administrasi serta pemerintah daerah.

"Setelah memutakhirkan, data itu diserahkan ke tiga kementerian/lembaga, ke Pak Menteri Sosial, kemudian Pak Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM), kemudian juga ke Bappenas. Dan data ini memang kami ke depannya akan terus terkoneksi ya, antara Kementerian Sosial minimal dengan BPS, dua dulu itu," jelas Ateng.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis