Menuju konten utama

Apa Boleh Tidur Setelah Makan Sahur dan Bahayanya Menurut Pakar

Tidur setelah sahur sangat tidak dianjurkan karena akan berefek buruk pada kesehatan tubuh.

Apa Boleh Tidur Setelah Makan Sahur dan Bahayanya Menurut Pakar
Ilustrasi mengantuk usai sahur. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Usai menyantap makan sahur saat puasa Ramadhan tak jarang mata menjadi mengantuk dan ingin tidur sebelum memulai aktivitas pada pagi hari. Namun, tidur setelah makan sahur apakah aman dan boleh dilakukan?

Ibadah puasa sedikit banyak memang mempengaruhi siklus tidur, terutama berkaitan dengan waktu sahur. Guna menyiapkan santap sahur, umat muslim akan bangun lebih awal dari biasanya.

Perut kenyang setelah sahur ditambah waktu fajar yang baru akan menyingsing memang membuat sulit untuk menahan rasa kantuk, maka tak jarang banyak yang memilih kembali melanjutkan tidur.

Namun ternyata, tidur setelah sahur sangat tidak dianjurkan karena akan berefek buruk pada kesehatan tubuh. Idealnya, seseorang baru boleh tidur setidaknya tiga jam setelah makan. Ini dilakukan untuk memastikan makanan sudah dicerna dengan baik terlebih dahulu sebelum tidur.

Saat tidur, hampir sebagian besar organ tubuh berhenti bekerja kecuali jantung, otak, dan paru-paru. Dengan kata lain, proses metabolisme atau pencernaan makanan akan berhenti atau ditunda hingga nanti orang tersebut bangun dari tidurnya.

Bahaya Tidur Usai Makan Sahur

Dede Nasrullah, Pakar Kesehatan sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan sejumlah bahaya kesehatan yang akan mengintai seseorang yang tidur setelah sahur, antara lain adalah:

1. GERD

GERD (Gastro-Esophageal Reflux Disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh asam lambung kembali ke tenggorokan. Ini diakibatkan karena klep lambung yang longgar saat tertidur.

“Saat tertidur akan terjadi pelonggaran klep lambung sehingga menyebabkan asam lambung dalam perut mengalir balik ke bagian kerongkongan. Panas di dada, tenggorokan panas, mual, bersendawa, dan mulut pahit adalah gejala yang menunjukkan refluks, sehingga untuk mencegah hal tersebut kita bisa menunggu setidaknya tiga jam sehingga makanan tersebut dapat diolah secara sempurna,” jelas Dede dikutip dari laman resmi UM Surabaya.

2. Sakit tenggorokan

Sakit tenggorokan merupakan gejala lanjutan GERD yang akan dirasakan apabila tidur setelah sahur. Ini terjadi akibat asam lambung yang naik membuat rasa panas dan sakit pada tenggorokan. Pada titik tertentu bisa menyebabkan muncul rasa mual, sendawa, dan mulut terasa pahit.

3. Penumpukan lemak

Kalori yang tersimpan dan belum dicerna akan mengakibatkan penumpukan lemak. Terlebih, menu sahur biasanya terdiri dari makanan kaya karbohidrat dan lemak.

4. Serangan jantung

Langsung tidur setelah mengonsumsi makanan berat setelah sahur akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah tinggi yang secara terus-menerus meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Selain itu juga, tekanan darah tinggi juga dikaitkan dengan sejumlah penyakit kronis lainnya.

“…, orang yang mengomsumsi makanan berat dan langsung tidur maka akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika tekanan darah tidak kunjung menurun dan berlangsung dalam waktu yang lama, akan meningkatkan risiko terserang penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya,” paparnya

5. Stroke

Tidur setelah santap sahur dapat menyebabkan sistem pencernaan kesulitan mengolah makanan. Salah satu organ pencernaan yang penting adalah lambung, untuk melakukan pekerjaannya lambung membutuhkan asupan darah yang lebih banyak. Suplai darah yang terpusat menuju perut dapat mengakibatkan otak kekurangan oksigen dan dalam jangka panjang dapat memicu penyakit stroke.

6. Sembelit

Seperti telah dijelaskan di atas, proses pencernaan selesai dengan sempurna hingga lambung kosong terjadi selama lebih kurang tiga jam setelah makan. Posisi tidur atau berbaring akan membuat proses pengosongan lambung terhambat, yang pada akhirnya dapat memicu kesulitan buang air besar atau sembelit.

“Terakhir adalah konstipasi atau sembelit, proses pengosongan lambung terjadi kurang lebih membutuhkan waktu dua hingga tiga jam setelah makan. Posisi tiduran atau berbaring akan menghambat proses pengosongan lambung, jika hal ini terjadi maka akan memicu terjadinya penyakit konstipasi atau sembelit kesulitan buang air besar,” pungkasnya.

Arti Sahur dan Maknanya

Salah satu momen yang paling berkesan selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan adalah santap sahur dan buka. Saat menjalankan ibadah puasa pola makan mengalami perubahan.

Kita akan bangun lebih awal sebelum matahari menyingsing untuk sahur, dan akan kembali menyantap makanan pada saat berbuka puasa atau ketika matahari tenggelam.

Sahur dalam segi bahasa berarti makan dan minum pada akhir malam. Bersantap sahur perlu dilakukan untuk menyiapkan energi saat menjalani ibadah puasa.

Tidak hanya sebagai sarana menyiapkan energi, sahur ternyata memiliki keutamaan bila dilakukan. Sebab, sahur adalah sunah yang bila dillakukan akan mendapat pahala.

Mengutip laman NU Jatim, secara spesifik sahur dijelaskan dalam hadis sahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Anas. Rasulullah SAW bersabda “sahurlah kamu, karena sahur mengandung keberkahan.”

Dilansir NU Online, hadis lain yang menyebut keutamaan sahur adalah HR Ahmad. Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra, ia berkata bahwa:

Rasulullah SAW bersabda “Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Maka itu, jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat bershalawat untuk mereka yang bersahur.”

Sementara itu, terdapat beberapa amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan ketika memasuki waktu berbuka puasa antara lain menyegerakan berbuka dan berbuka dengan yang manis. Menyegerakan berbuka ketika puasa akan mendatangkan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.

Dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda: “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka,” (HR. Bukhari no 1957 – Muslim no 1098).

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari