tirto.id - Sejarah perkembangan sosiologi di Eropa muncul sekitar abad ke-19, yang ditandai dengan dua peristiwa penting, yakni Revolusi Industri dan Revolusi Prancis.
Perubahan yang muncul akibat masalah sosial pada gilirannya mendorong para pemikir sosial di Eropa untuk mengembangkan pemikiran dan teori sosial mereka.
Tokoh sosiologi di Eropa seperti Karl Max, Emile Durkheim, dan Aguste Comte memiliki peran penting dalam membentuk dasar-dasar sosiologi sebagai ilmu di Eropa.
Sejarah Lahirnya Sosiologi di Eropa
Sejarah lahirnya sosiologi di Eropa bermula dari reaksi August Comte (1798-1857) terhadap situasi anarki di masyarakat, khususnya yang dipicu oleh Revolusi Prancis. Comte pun mengembangkan sebuah ilmu yang disebut fisika sosial atau sosiologi.
Sosiologi dibagi menjadi dua oleh Comte. Bagian pertama adalah statika sosial, berhubungan dengan struktur sosial. Adapun bagian kedua merupakan dinamika sosial, yang berkaitan dengan perubahan sosial.
Upaya Comte ini bertujuan mencari hukum-hukum yang mengatur kehidupan masyarakat. Bagi Comte, perubahan sosial tidak hanya melalui revolusi, melainkan juga melalui proses evolusi, yang menurutnya cenderung lebih baik karena tak menciptakan anarki dan kebingungan di masyarakat.
Pada 1842, Auguste Comte menerbitkan buku berjudul The Positive Philosophy. Di buku itu, Comte menerangkan adanya tiga tahap perkembangan intelektual dalam sejarah umat manusia, yaitu tahap teologis, metafisis, dan positif.
Karya tersebut membuat Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Ia pun menilai sosiologi akan jadi ilmu pengetahuan yang berkembang pesat, dan menjadi studi positif atas hukum-hukum dasar gejala sosial.
Sejarah Perkembangan Sosiologi di Eropa
Istilah "sosiologi" dipopulerkan August Comte (1798-1857) dalam bukunya yang berjudul Cours De Philosophie Positive. Karya filsuf Prancis itu mencerminkan komitmen kuat terhadap metode ilmiah, alih-alih pada kekuasaan atau spekulasi.
Mencuatnya istilah "Sosiologi" sekaligus menandai sejarah lahirnya sosiologi di Eropa. Perkembangan sosiologi di Eropa lantas berlanjut ke era setelah Comte. Sejumlah karya dari para ilmuwan lain muncul dan memberi sumbangsih terhadap perkembangan sosiologi.
Salah satu tokoh yang berpengaruh dalam sejarah sosiologi adalah Karl Marx, yang bekerja sama dengan Friedrich Engels untuk menulis buku The Communist Manifesto pada 1848. Marx juga menulis Das Kapital, meski dua bab terakhirnya diteruskan oleh Engels karena Marx meninggal lebih dulu.
Marx berpendapat, sejarah manusia ditandai oleh hubungan sosial yang menyebabkan adanya ketergantungan untuk mengontrol atau menguasai sumber-sumber ekonomi. Hal itu berlangsung sejak masyarakat pertanian primitif hingga feodal dan industri.
Kelas atas atau kapitalis menjadi pihak yang menguasai sumber-sumber ekonomi. Sementara itu, kelas bawah atau kelas buruh sering kali hanya memiliki sedikit sumber daya, bahkan tidak punya sama sekali.
Pada 1876, Herbert Spencer menerbitkan buku berjudul Principle of Sociology. Semula, dia menerapkan teori evolusi organik pada masyarakat manusia. Selepas itu, filsuf asal Inggris tersebut mengembangkan teori besar tentang "evolusi sosial" yang diterima luas beberapa dekade kemudian.
Dua dekade setelahnya, pada periode 1895-1897, Emile Durkheim, pemikir asal Prancis, menunjukkan pentingnya metodologi ilmiah dalam sosiologi. Melalui buku Rules of Sociological Method (1895), Durkheim menguraikan metodologi yang kemudian diteruskan dalam buku berjudul Suicide (1897).
Beberapa filsuf masih bermunculan untuk terus menyempurnakan ilmu sosiologi. Sebut saja Lester F. Ward (1841-1913), George Simmel (1858-1916), Max Weber (1864-1920), William Graham Sumner (1840-1910), Charles Horton Cooley (1864-1929), dan Leopold von Wiese (1876-1949).
Sejarah perkembangan sosiologi di Eropa setidaknya disebabkan oleh dua hal. Pertama, dialektika dan produksi pemikiran dari para tokoh sosiologi. Kedua, sosiologi makin terlembaga menjadi ilmu yang dianggap sophisticated.
Sejumlah asosiasi sosiolog pun mulai bermunculan, seperti The American Sociological Society pada 1905, yang didirikan oleh Albion Small, pengikut Mazhab Chicago.
Teori-teori Marxian terus dikembangkan sejak awal 1900-an hingga 1930-an, ditandai dengan berdirinya Institut Riset Sosial di Frankfurt, Jerman, atau juga dikenal Frankfurt School. Namun, pada 1970-an, teori Marxian memperoleh kritik keras dari para tokoh yang dikenal feminis kontemporer.
Sejarah Perkembangan Sosiologi di Eropa
Dinamika baru sejarah perkembangan sosiologi di Eropa memasuki babak baru pada abad ke-21. Timbul perdebatan antara masyarakat modern dengan pemikiran.
Mereka menganggap masyarakat telah berubah secara dramatis dan punya kualitas yang sangat berbeda. Hal itu dikenal dengan masyarakat post-modern.
Tokoh yang berkisar di antara perdebatan ini antara lain Jurgen Habermas, Anthony Gidden, Jean Baudrillard, Jean Francois Lyotard, dan Fredric Jameson. Deretan tokoh ini terbelah dalam dua kutub pemikiran yang berbeda.
Adanya perdebatan yang terjadi di tiap masa paling tidak menunjukkan bahwa sosiologi telah berkembang pesat. Tak hanya di Eropa, melainkan juga belahan dunia lain, termasuk di Indonesia.
Siapa Saja Tokoh Sosiologi di Eropa
Berikut ialah tokoh penting dalam perkembangan sejarah sosiologi di Eropa, simak daftarnya di sini:
1. Karl Marx
Karl Heinrich Marx dikenal sebagai tokoh awal perkembangan sosiologi di Eropa melalui kajiannya tentang Teori Konflik. Teori Konflik menyebut adanya perubahan sosial akibat “antagonisme kelas”, disebutnya Borjuis dan Proletar.Tokoh sosiologi di Eropa ini juga menyebut Teori Alienasi. Melalui teori tersebut, seseorang diklaim bisa kehilangan kendali atas kehidupannya karena diatur oleh penguasa.
2. Herbert Spencer
Herbert Spencer dikenal sebagai salah satu pelopor ilmu sosiologi. Ia menciptakan kajian yang dikenal dengan teori Evolusi Biologis.Spencer menyebut evolusi yang terjadi di masyarakat memiliki kesamaan dengan proses evolusi biologis organisme. Seperti tubuh organisme, kehidupan sosial dimulai dari keadaan dan berbagai fungsi yang berbeda.
3. Max Weber
Max Weber bernama lengkap Maximilian Weber yang dikenal sebagai ekonom, pengamat sekaligus ahli politik, geografi, dan sosiolog. Ia menciptakan Teori Interaksionisme Simbolik yang bersifat mikro.Menurut Weber, seorang individu bisa bertindak sesuai interpretasi mereka terhadap makna duniawi. Seseorang dianggap bisa mempertimbangkan suatu simbol, kemudian dapat menemukan makna dibaliknya.
4. Emile Durkheim
David Emile Durkheim lahir di Prancis pada 1858. Ia dikenal sebagai pencetus ilmu Sosiologi Modern yang mendirikan fakultas sosial pertama di Eropa.Karyanya yang terkenal berjudul L’Annee Sociologique terbit pada 1896 silam. Teori sosiologi menurut Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan sistem untuk menjelaskan gejala sosial tertentu.
5. Aguste Comte
Aguste Comte dikenal sebagai filsuf Prancis sekaligus sosiolog yang beraliran positivisme. Ia disebut juga sebagai “Bapak Sosiologi” karena perannya dalam menemukan istilah “Sosiologi”.Comte menciptakan dasar teori akademik untuk mengaitkan metode ilmiah tertentu dengan disiplin ilmu sosial. Ia juga mengenalkan istilah hukum tiga tahap “the law of three stages” yang menyebabkan perubahan sosial.
Tirto telah merangkum sejumlah informasi penting mengenai Sejarah. Yuk, cek artikel selengkapnya dengan klik tautan di bawah ini!
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Indyra Yasmin
Masuk tirto.id






































