Menuju konten utama

Mengenal Teori-teori Sosiologi Modern dan Penjelasan Singkatnya

Dalam perkembangan ilmu sosiologi, sempat muncul 2 kelompok teori, yakni klasik dan modern. Apa saja contoh teori sosiologi modern?

Mengenal Teori-teori Sosiologi Modern dan Penjelasan Singkatnya
Ilustrasi Sosiologi. foto/IStockphoto

tirto.id - Teori digunakan sebagai piranti untuk memberikan intepretasi atas fakta yang masih bersifat samar-samar. Menurut ahli sosiologi modern James L Gibs, teori adalah kumpulan pernyataan atau statement yang memiliki kaitan logis, manjadi cermin dari kenyataan yang ada mengenai sifat-sifat atau ciri-ciri kelas, peristiwa, atau benda.

Sebuah teori setidaknya memiliki beberapa unsur di dalamnya. Muhammad Syuur dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi (2018) menyebutkan, unsur-unsur itu adalah: (1) konsep, definisi, dan proposisi; (2) hubungan logis minimal dari dua konsep atau lebih; (3) hubungan tersebut cerminan fenomena sosial; dan (4) teori bisa dipakai untuk prediksi maupun eksplanasi.

Dalam sosiologi, ada dua hal yang mendasar yang mendukung munculnya teori-teori sosiologi. Dua hal itu adalah adanya kekuatan sosial dan kekuatan intelektual yang muncul pada kurun waktu tertentu.

Sosiolog asal Amerika Serikat, George Ritzer, menyatakan setidaknya ada 7 kekuatan sosial yang mendasari lahirnya ilmu sosiologi, yaitu revolusi politik diawali Revolusi Prancis; revolusi industri dan kemunculan kapitalisme; kemunculan sosialisme; kebangkitan gerakan feminisme; urbanisasi; perubahan kehidupan keagamaan; dan pertumbuhan ilmu pengetahuan.

Sementara dalam buku Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme (2016: 6), Pip Jones dkk menjelaskan semua teori sosiologi memiliki persamaan penekanan, yakni bahwa keyakinan dan tindakan manusia adalah produk pengaruh sosial. Pendefinisian pengaruh itu mendasari perbedaan dari teori-teori sosiologi yang lahir selama ini.

Adapun dalam perkembangan ilmu sosiologi, sempat muncul 2 kelompok teori. Kedua kelompok itu adalah teori sosiologi klasik dan teori sosiologi modern.

Teori sosiologi klasik berisi analisa dan pemikiran tokoh-tokoh sosiologi di awal perkembangan ilmu sosiologi. Sedangkan kelompok teori sosiologi modern mengacu pada aliran-aliran pemikiran dalam sosiologi yang muncul setelah periode awal perkembangan ilmu ini.

Mengutip penjelasan Bernard Raho dalam bukuTeori Sosiologi Modern (2007), sejumlah contoh teori sosiologi modern adalah sebagai berikut.

1. Teori Fungsionalisme Struktural

Teori Fungsionalisme Struktural memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri atas bagian-bagian saling berhubungan satu sama lain. Dan, teori ini berpandangan, salah satu bagian menjadi tidak berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian lain. Perubahan pada salah satu bagian memicu ketidakseimbangan yang berpengaruh menciptakan perubahan di bagian lain.

Teori fungsionalisme struktural lantas berkembang ke fokus pembahasan yang lebih spesifik lagi seperti untuk membahas stratifikasi, teori taraf menengah, dan teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons, dan lain sebagainya.

2. Teori Konflik

Teori konflik memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang memiliki kepentingan berbeda-beda. Satu komponen akan berusaha menaklukkan komponen lain demi memenuhi kepentingan atau mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Teori konflik misalnya dikemukakan Karl Marx, Ralf Dahrendorf, Jonathan Turner, dan Lewis Coser.

3. Teori Interaksionisme Simbolik

Teori ini pertama kali digunakan oleh Herbert Blumer. Teori interaksionisme simbolik memusatkan perhatian pada analisa hubungan antar-individu. Setiap individu dinilai sebagai pelaku yang dapat menafsirkan, menilai, mendefinisikan, dan bertindak.

4. Teori Fenomenologi

Bagi pendukung teori ini, pandangannya terbalik dari teori interaksionisme simbolik. Dalam teori fenomenologi, kenyataan sosial tidak bergantung pada makna yang diberikan oleh individu, tetapi pada kesadaran subyektif si pelaku atau daya serap pelaku terhadap realitas sosial.

Tujuan teori fenomenologi untuk menganalisis dan melukiskan kehidupan sehari-hari atau dunia kehidupan sebagaimana disadari oleh pelaku.

5. Teori Etnometodologi

Teori ini adalah metode-metode atau cara-cara yang digunakan orag kebanyakan atau masyarakat biasa dalam memaknai dunia sosialnya. Masyarakat memakai beragam cara untuk hal itu, seperti bercerita, percakapan, ungkapan, kegiatan dan sebagainya. Cara masyarakat memaknai dunianya itu hanya dapat dipahami oleh individu-individu yang hidup dalam masyarakat tersebut.

6. Sosiologi Perilaku

Sosiologi perilaku merupakan ilmu yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip behaviorisme dari teori ilmu psikologi kepada persoalan-persoalan sosiologis. Sosiolog yang tertarik dengan tema ini melihat adanya hubungan antara akibat perlaku dari aktor terhadap lingkungan dan dampaknya terhadap perilaku aktor berikutnya.

Pendukung sosiologi perilaku berpendapat bahwa peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang sudah mengakibatkan perilaku tertentu akan mempengaruhi perilaku pada masa sekarang. Salah satu konsep penting dalam sosiologi perilaku ialah reinforcement yang didefinisikan sebagai ganjaran.

7. Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial berangkat dari asumsi bahwa semua kontak antar-manusia bertolak dari skema memberi dan mendapatkan kembali dalam jumlah yang sama. Dengan asumsi ini, para pendukung teori pertukaran sosial berpendapat bahwa ada begitu banyak tingkah laku yang dipertukarkan dalam kehidupan sosial. Pendukung teori ini menganggap bahwa perilaku manusia didasarkan pertimbangan untung dan rugi (costs and rewards).

Baca juga artikel terkait TEORI SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom