Menuju konten utama

Teori-Teori Paradigma Perilaku Sosial Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah penjelasan teori soal paradigma perilaku sosial yang dikemukakan B.F Skinner.

Teori-Teori Paradigma Perilaku Sosial Menurut Para Ahli
Ilustrasi Sosiologi. foto/Istockphoto

tirto.id - Dalam sosiologi terdapat istilah paradigma sosiologi yang membagi konsep teori sosiologi berdasarkan dasar-dasar tertentu. Salah satu teorinya adalah paradigma perilaku sosial yang dikemukakan B.F Skinner.

Berdasarkan pendapat ahli psikologi bernama B.F. Skinner (1938) dalam tulisan bertajuk “The Behavior of Organisms: An Experimental Analysis”, pusat perhatian paradigma perilaku sosial menjadikan perilaku manusia sebagai fokus utamanya. Selain itu, dilihat juga potensi perilaku tersebut akan terjadi pengulangan atau tidak.

Menambahkan penjelasan di atas, Drs. Wagio dalam Paradigma Sosiologi dan Teori Pendekatannya (hlm. 1.9), menjabarkan bahwa paradigma ini juga memperhatikan interaksi individu, objek sosial, dan objek non sosial.

Dengan begitu, asas dasar psikologi aliran behaviorisme (kebiasaan) manusia akan ditekankan lewat teori ini untuk mengkaji sosiologi.

Pembangun Teori Paradigma Perilaku Sosial Menurut Para Ahli

Berdasarkan catatan Suci Fajarni dalam Jurnal SAI (2020, Vol. 1, No. 2, hlm. 137), terungkap bahwa paradigma perilaku sosial menganggap budaya sebagai pola yang muncul akibat interaksi individu yang berperilaku di lingkungan tertentu.

Salah satu tokoh yang disebutkan menganailis perihal paradigma ini adalah George Ritzer. Dalam buku Sociology: A Multiple Paradigm Science (1975, hlm 145-184), ahli sosiologi ini mengungkapkan bahwa ada dua teori yang membangun paradigma perilaku sosial.

Dua teori tersebut merupakan teori perilaku (behavioral theory) dan teori pertukaran (exchange theory).

1. Teori Perilaku Menurut Para Ahli

Pada teori ini, perilaku manusia yang melakukan suatu hal saat ini dipercaya berdampak pada kehidupannya di masa mendatang. Dengan kata lain, sejarah perilaku manusia di masa lalu dapat mempengaruhi masa depan.

Melalui konsekuensi atau hubungan sebab-akibat tersebut, maka potensi pengulangannya pun bisa dianalisis.

Seperti yang diungkap Ritzer, hubungan sebab-akibat yang kerap disebut reward and punishmet ini memang bisa mempengaruhi perilaku manusia (Sosiologi: Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, 1985, hlm. 86-87).

Selain pendapat Ritzer, tercatat juga ada beberapa ahli yang menerangkan teori perilaku ini. Ada satu ahli bernama Ivan Pavlav, psikolog asal Rusia, yang menemukan peristiwa “classical conditioning”.

Bermula dari peristiwa itu, beberapa ahli lain pun ikut mengembangkan teori. Di antaranya ada Edward Thorndike dan B.F. Skinner.

Pada mulanya, Edward menemukan istilah konektionisme yang berarti respon terhadap kejadian. Tahap ini diawali oleh penghilangan perilaku salah dan menentukan respon yang tepat.

Kemudian, B.F. Skinner yang namanya sudah disebutkan di atas juga menambahkan terkait teori perilaku. Ia menjabarkan bahwa teori ini berfokus pada perilaku manusia di sebuah lingkungan dan dampaknya terhadap perilakunya di masa mendatang.

2. Teori Pertukaran Menurut Para Ahli

Pada teori ini, dipercaya bahwa sebuah reward bisa memungkinkan pengulangan perilaku. Reward atau ganjaran ini bisa terjadi di kedua sisi, misalnya ketika individu A berinteraksi dengan individu B.

Namun, pemberian ganjaran yang kesannya positif ini bukan berdasarkan materi. Bisa saja berupa apresiasi dan beberapa hal lain yang tak bersifat kebendaan.

Menurut Ritzer (1985, hlm. 92-94), semakin banyak orang mendapat ganjaran, perilaku yang dilakukan untuk mendapatkannya akan berkurang nilainya.

Selain itu, ada ahli lain yang bernama George Homan. Ia mengungkapkan teori ini menggambarkan fakta sosial satu, bisa berpengaruh ke fakta sosial lain. Namun, penerapannya dalam analisis musti memanfaatkan studi psikologi perilaku.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Maria Ulfa