tirto.id - Pedosfer adalah lapisan tanah di permukaan Bumi yang mengandung air, udara, dan berbagai mineral. Lapisan ini merupakan bagian terluar dari kerak benua (litosfer).
Fenomena pedosfer terbentuk dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklim, makhluk hidup, bentuk permukaan bumi (topografi), jenis batuan, dan waktu. Proses pembentukan tanah ini disebut pedogenesis. Dalam proses ini, tanah mengalami pelapukan secara fisik dan kimia, lalu membentuk lapisan-lapisan tanah (horizon), mulai dari bagian atas yang kaya bahan organik hingga bagian bawah yang berupa batuan.
Perubahan pada pedosfer mencerminkan kondisi lingkungan. Aktivitas manusia seperti pertanian yang berlebihan, penebangan hutan, dan pembangunan kota bisa merusak struktur tanah, mengurangi kesuburan, serta menyebabkan erosi dan kerusakan lahan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan pedosfer sangat penting agar tanah tetap bisa mendukung kehidupan dan pembangunan yang berkelanjutan.
Pengertian Pedosfer
Pertanyaan mengenai apa itu pedosfer? Dapat ditemukan melalui karya Suharsono dan Triton Prawira Budi, jurnal Penajaman dan Kejelasan Objek Kajian dalam Disiplin Ilmu Geografi (2006), pengertian pedosfer adalah lapisan tanah yang mengandung unsur hara atau nutrisi yang menyelimuti permukaan Bumi.
Unsur-unsur pembentuk pedosfer berasal dari pelapukan batuan dan sisa-sisa bahan organik. Campuran ini terbentuk karena pengaruh berbagai faktor seperti iklim, suhu, air, jenis batuan, organisme, dan ketinggian suatu wilayah yang nantinya akan membentuk lapisan pedosfer. Maka, pedosfer adalah ilmu geografi yang mengkaji tentang lapisan tanah yang telah mengalami pelapukan.
Dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA Kelas X (2021) terbitan Kemendikbud, disebutkan bahwa tanah atau pedosfer merupakan salah satu sumber daya alam penting bagi manusia.
Tanah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, pemukiman, dan perkebunan.
Ciri-Ciri Pedosfer
Materi pedosfer memiliki beberapa sifat fisik (morfologis) seperti warna, tekstur, hingga struktur. Berikut ini beberapa ciri-ciri morfologi tanah beserta penjelasannya:
Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri paling mudah dikenali. Menurut buku Ilmu Tanah: Dasar-dasar dan Pengelolaan (2016) oleh Muhajir Utomo dkk., warna tanah bisa menjadi indikator kesuburan tanah, kandungan bahan organik, serta kondisi aerasi dan drainase tanah.Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah ukuran relatif partikel-partikel penyusunnya, seperti pasir, debu, dan lempung. Tekstur ini sulit diubah meskipun tanah diolah. Tekstur tanah memengaruhi pergerakan air, udara, panas, dan zat hara, serta seberapa mudah tanah menjadi padat.Struktur Tanah
Struktur tanah adalah susunan partikel-partikel tanah yang membentuk gumpalan atau agregat. Agregat ini terbentuk secara alami dan dibatasi oleh bidang-bidang pemisah. Strukturnya dilapisi oleh bahan organik seperti humus dan misel jamur, yang membantu menjaga kestabilan tanah.Kerapatan Isi dan Berat Jenis Tanah
Kerapatan isi menunjukkan berat tanah per volume tertentu, termasuk ruang porinya. Nilainya dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, tekstur, struktur, jenis tanah, kedalaman akar, dan keberadaan fauna tanah. Sementara itu, berat jenis tanah adalah massa partikel tanah padat per satuan volume tanpa ruang pori. Berat jenis ini berhubungan dengan volume udara dalam tanah dan kecepatan partikel mengendap dalam cairan.Aerasi dan Porositas Tanah
Aerasi tanah adalah proses pertukaran udara antara dalam tanah dan atmosfer. Aerasi yang baik penting bagi akar tanaman dan organisme tanah yang memerlukan oksigen. Faktor yang memengaruhi aerasi antara lain porositas, suhu, kedalaman tanah, dan cara pengelolaannya.Porositas tanah mengacu pada jumlah dan ukuran pori-pori di dalam tanah. Porositas menentukan seberapa baik tanah dapat menyimpan dan mengalirkan udara serta air.
Contoh Pembentukan Pedosfer
Pedosfer terbentuk melalui interaksi yang kompleks antara litosfer dengan atmosfer, kriosfer, hidrosfer, dan biosfer. Melalui hal tersebut contoh-contoh pedosfer dapat diketahui berdasarkan pada proses yang panjang. Berikut ini adalah beberapa contoh proses yang berperan dalam pembentukan pedosfer:
Kriosfer
Gletser yang bergerak menghancurkan batuan dari litosfer, menghasilkan partikel halus yang menjadi bahan dasar tanah.Hidrosfer
Air hujan dan aliran sungai menyebabkan erosi dan pelapukan batuan, yang membantu membentuk struktur tanah.Atmosfer
Angin mengikis permukaan batuan, mempercepat proses pembentukan partikel tanah.Biosfer
Aktivitas akar tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme menyebabkan pengikisan dan pembusukan batuan, sekaligus memperkaya tanah dengan bahan organik.Manfaat Pedosfer
Pedosfer adalah lapisan tanah yang terdapat di permukaan bumi. Lapisan ini memiliki peran penting dan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Berikut beberapa manfaat utama dari pedosfer:
Tempat Tumbuhnya Tanaman (Produksi Pangan)
Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman. Akar tanaman menancap kuat di dalam tanah untuk menyerap air dan nutrisi. Tanpa tanah, pertanian tidak bisa berlangsung, dan kita tidak dapat memproduksi makanan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, pedosfer sangat penting untuk keberlangsungan produksi pangan.Habitat bagi Mikroorganisme
Tanah menjadi rumah bagi berbagai makhluk kecil seperti cacing, serangga, bakteri, dan jamur. Mereka berperan penting dalam menguraikan sisa-sisa tumbuhan dan hewan menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Proses ini membantu menjaga kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara alami.Penyaring Air Alami
Saat hujan turun, air meresap ke dalam tanah melalui pori-porinya. Tanah berfungsi sebagai penyaring alami yang membantu membersihkan air sebelum menjadi air tanah yang dapat digunakan oleh manusia. Dengan demikian, pedosfer membantu menjaga ketersediaan air bersih.Pelindung Lingkungan dan Penyerap Karbon
Tanah menyerap kelebihan unsur hara dan logam berat sehingga tidak mencemari lingkungan. Selain itu, tanah juga menyimpan karbon dalam jumlah besar, bahkan 3 kali lebih banyak daripada yang ada di atmosfer. Hal ini membuat pedosfer berperan penting dalam mengurangi dampak perubahan iklim.Bagaimana Pola Penggunaan Lahan Mempengaruhi Kondisi Pedosfer?
Pola penggunaan lahan memiliki pengaruh besar terhadap kondisi pedosfer, terutama akibat aktivitas manusia. Kegiatan seperti pembangunan industri dan konstruksi dapat mencemari tanah dengan bahan kimia berbahaya yang melarutkan nutrisi penting, membuat tanah menjadi tandus.
Aktivitas pertanian yang tidak berkelanjutan juga berperan dalam merusak struktur tanah. Erosi besar-besaran dapat terjadi akibat pengolahan tanah yang salah, yang pada akhirnya menurunkan kesuburan tanah.
Jika pola penggunaan lahan terus dilakukan secara tidak ramah lingkungan, pedosfer akan semakin rusak. Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, diperlukan pengelolaan lahan yang bijak dan berkelanjutan agar tanah tetap subur dan produktif.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Satrio Dwi Haryono
Masuk tirto.id






































