tirto.id - Planet bumi terdiri atas beberapa lapisan batuan. Lapisan yang paling atas bernama litosfer. Apa itu litosfer?
Nama litosfer diambil dari bahasa Yunani ‘lithos’ yang berarti batuan, dan 'sphera' yang bermakna bulatan. Dengan demikian, pengertian litosfer adalah lapisan batuan yang membentuk kulit bumi.
Ketebalan lapisan kulit bumi bagian luar atau yang paling atas tersebut sekitar 100 km. Lapisan ini terdiri dari bebatuan.
Namun, litosfer tidak terdiri atas elemen batuan keras saja. Ada pula tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil, batuan, dan lainnya di lapisan ini.
Lapisan litosfer punya sejumlah manfaat, seperti sebagai sumber energi (minyak bumi, uranium, batubara); sumber pemenuhan kebutuhan industri (besi dan aluminium); sumber bahan pembuat perhiasan (mineral, intan, emas, perak); dan sumber bahan baku pupuk (nitrogen dan fosfat).
Struktur Lapisan Litosfer
Struktur lapisan litosfer terdiri atas dua bagian. Kedua bagian tersebut adalah lapisan sial (sisilium alumunium) dan lapisan sima (silisium magnesium). Merujuk pada modul IPA terbitan Kemdikbud, berikut penjelasan tentang kedua lapisan litosfer itu.
1. Lapisan Sial (silisium aluminium)
Lapisan Sial adalah lapisan litosfer yang tersusun dari jenis logam silisium dan alumunium. Rumus kimia senyawa tersebut adalah SiO2 dan Al2O3.
Di lapisan sial, terdapat batuan sedimen, granit andesit, jenis-jenis batuan metamorf, serta jenis batuan lain. Tebal lapisan sial rata-rata 35 km, dan disebut juga dengan istilah kerak bumi. Adapun kerak bumi terbagi menjadi dua bagian pula.
Pertama adalah Kerak Benua, yakni bagian yang membentuk benua, dan merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya, serta batuan beku basalt di bagian bawahnya.
Kedua, Kerak Samudra, yaitu kerak yang menjadi bagian dasar samudra. Tersusun atas endapan di laut di bagian atas, lalu batuan vulkanik dan yang paling bawah, batuan beku gabro dan peridolit.
2. Lapisan Sima (silisium magnesium)
Lapisan Sima adalah lapisan kulit bumi yang tersusun dari logam silisium dan magnesium dengan rumus kimia senyawa SiO2 dan MgO. Ketebalan lapisan ini mencapai 65 km, dan bahannya punya sifat elastis.
Berat jenis Lapisan Sima lebih besar dari Lapisan Sial karena jenis materi penyusunnya tersebut. Di Lapisan Sima, ada juga kandungan besi dan magnesium bernama mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
Jenis Batuan Penyusun Litosfer
Batuan yang menyusun lapisan litosfer dikategorikan menjadi 3 jenis. Masing-masing berbeda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Ketiga jenis itu adalah Batuan Beku (igneous rocks), Batuan Sedimen (sedimentary rocks), serta Batuan Metamorf/Malihan (metamorphic rocks).
Semua jenis batuan penyusun litosfer itu pada mulanya berasal dari magma saat gunung berapi meletus. Setelah mencapai permukaan bumi, magma akan membeku dan menjadi batuan beku.
Selama kurun waktu beribu tahun, batuan beku di permukaan bumi akan hancur dan terurai. Ada yang terbawa angin dan menjadi endapan di suatu tempat. Proses ini membentuk batuan endapan atau batuan sedimen.
Dalam proses selanjutnya, perubahan temperatur dan tekanan yang dialami dua jenis batuan dia atas dalam jangka waktu lama, memicu pembentukan batuan malihan atau batuan metamorf.
Berikut ini penjelasan lebih detail mengenai masing-masing dari ketiga jenis bantuan penyusun lapisan litosfer tersebut.
1. Batuan Beku
Batuan Beku terbentuk dari satu atau beberapa mineral saat pembekuan magma. Berdasarkan teksturnya, Batuan Beku dibedakan menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik.
Batuan beku plutonik terbentuk dari pembekuan magma yang lambat waktunya, sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik adalah gabro, diorite, dan granit.
Sementara batuan beku vulkanik terbentuk dari pembekuan magma yang cepat sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contoh batuan beku vulkanik ialah basalt, andesit, dan dacite.
2. Batuan Sedimen
Batuan Sedimen terbentuk akibat proses pembatuan atau litifikasi dari proses pelapukan dan erosi yang kemudian terbawa oleh air atau angin, lalu mengendap. Batuan Sedimen terbagi menjadi 3.
Pertama, Batuan Sedimen Klastik yang terbentuk lewat proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Contoh: batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung.
Kedua, Batuan Sedimen Kimia yang terbentuk dari proses presipitasi dari larutan. Contoh: batu garam.
Ketiga, Batuan Sedimen Organik yang terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Contoh: batu gamping terumbu.
3. Batuan Metamorf
Batuan Metamorf terbentuk akibat proses perubahan temperatur juga tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya sehingga berubah tektur dan strukturnya. Jadi misalnya batuan yang sudah ada terpanaskan lagi dan meleleh, lalu membentuk magma baru, dan jika dingin akan jadi batuan jenis baru.
Jadi, Batuan Metamorf adalah batuan hasil perubahan dari batuan beku dan batuan endapan yang terjadi akibat proses metamorphosis. Faktor-faktor penyebab perubahan batuan ini adalah suhu tinggi, tekanan tinggi, kombinasi suhu dan tekanan tinggi, serta penambahan bahan lain
Contoh batuan jenis metamorf ialah batu sabak atau slate yang merupakan hasil perubahan dari batu lempung.
Marmer yang merupakan hasil perubahan dari batu gamping, juga termasuk contoh batuan jenis metamorf lainnya. Begitu juga batu kuarsit yang termasuk hasil perubahan dari batu pasir.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Addi M Idhom