tirto.id - Marmer alias batu pualam adalah bagian dari batuan malihan (metamorf) yang terbentuk melalui proses metamorfosis batu kapur atau batu gamping. Batu marmer tersusun dari mineral kalsit dengan mineral minor lainnya, seperti mika, klorit, kuarsa graphot, limonit, hingga hematit.
Pemanfaatan batu marmer sangat beragam, dari keperluan konstruksi hingga dekorasi. Sebagai contoh, marmer dipakai pada bangunan Taj Mahal di India, pembuatan patung, monumen, serta pembangunan rel kereta api.
Marmer memiliki sifat tahan lama, anti-api, tahan panas, dan gampang dibersihkan. Tingkat kepadatan kristal batu marmer sangat tinggi. Gugusan kristal di dalamnya cenderung sama pada tekstur halus hingga yang agak kasar.
Marmer merupakan salah satu barang tambang di Indonesia yang jumlahnya melimpah. Volume produksinya di Indonesia sempat menyentuh 367.563 meter kubik pada 2021, lalu menurun menjadi 71.490 meter kubik di 2022 menurut data Biro Pusat Statistik (BPS). Lantas, di mana saja daerah penghasil batu marmer di Indonesia?
Daftar Daerah Penghasil Marmer di indonesia
Tambang marmer di tanah air ditemukan di berbagai tempat dengan volume yang cukup banyak tetapi terbatas. Sebab, pembentukannya membutuhkan waktu sangat lama. Daftar daerah di indonesia yang terkenal sebagai penghasil marmer terbesar meliputi:
1. Magelang (Jawa Tengah)
Salah satu daerah penghasil batu marmer di Indonesia adalah Magelang. Tambang marmer di Magelang terletak tepatnya di Kecamatan Salaman. Batu marmer di sana memiliki kekhasan berupa motif serat berwarna merah. Kemunculannya berasal dari bawah tanah.Melimpahnya marmer di Magelang turut menggerakkan sektor pariwisata. Sebuah tempat wisata Bukit Marmer Merah didirikan di Desa Wisata Ngargoretno, Salaman.
2. Tulungagung (Jawa Timur)
Jawa Timur memiliki daerah penghasil marmer terbesar di indonesia, yakni Tulungagung. Penambangan marmer di sana sudah dilakukan semenjak zaman kolonial Belanda. Area tambang marmer tepatnya berada di Bukit Besole, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung.Keunggulan marmer Tulungagung yaitu memunyai kualitas cukup baik. Hasil tambang banyak dipakai pada pembangunan rumah hingga sarana umum. Pengelolaannya turut dilakukan perusahaan PT Industri Marmer Indonesia Tulungagung (IMIT).
3. Sulawesi Selatan
Daerah penghasil batu marmer di Indonesia berikutnya adalah Sulawesi Selatan. Tambang marmer di sana tidak terpusat di satu titik.Tambang batu marmer dapat ditemukan di Pangkep, Maros, Barru, Bone, sampai Enrekang. Marmer di daerah tersebut dipakai untuk berbagai keperluan, seperti pembuatan batu nisan, penghias rumah, dan sebagainya.
4. Aceh Selatan
Pengolahan marmer di Aceh Selatan dikelola Politeknik Aceh Selatan (Poltas) yang berada di bawah naungan Pemkab Aceh Selatan. Batuan marmer banyak ditemukan di kaki gunung Aceh Selatan dengan unsur warna dan seratan unik. Marmer di sana sudah diolah menjadi produk, seperti lantai marmer, meja tamu, kursi, gelas, mangkuk, dan sebagainya.5. Lampung
Provinsi Lampung memunyai tambang marmer di beberapa titik. Berdasarkan laporan Provinsi Lampung dalam Angka (2022) terbitan BPS Provinsi Lampung, tambang marmer dapat ditemukan salah satunya di hulu Way Rilau, sebelah barat Way Semangka, Bukit Arakan, dan Way Pemerihan.Daerah penghasil batu marmer di Lampung juga bisa ditemukan di Kecamatan Natar, Kecamatan Way Tuba, Kecamatan Sendang Agung, Kecamatan Pugung, Kecamatan Pagelaran, dan Kecamatan Gedong Tataan.
Batu marmer di Lampung mempunya berbagai variasi warna. Seratan polanya pun cukup khas sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi saat diolah.
6. Sumatra Barat
Daerah penghasil marmer di Indonesia lainnya adalah Provinsi Sumatra Barat. Ada berbagai titik lokasi tambang marmer di sana, seperti di Halaban dan Sinatang di Kabupaten Lima Puluh Kota,. Batu marmer ditemukan pula di Tamparungo, Kabupaten Sawahlunto, serta Kabupaten Agam.7. Kupang (Nusa Tenggara Timur)
Tambang marmer terbaru ditemukan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, kurang lebih seluas 32 hektare. Sebelumnya, marmer juga ditemukan di Desa Tunua, Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, yang saat ini telah menyisakan bekas tambangnya dan dipakai sebagai tempat wisata. Di Tunua, marmer diambil dari Bukit Naetapan yang memiliki luas 10,5 hektare.Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Fadli Nasrudin