Menuju konten utama

INA Ungkap Tantangan Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia

Beragam tantangan diantaranya mulai dari karakteristik sumber energi, lokasi, hingga model penjualan listrik yang dihasilkan.

INA Ungkap Tantangan Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia
Ilustrasi energi terbarukan. foto/Istockphoto

tirto.id - Indonesia Investment Authority (INA) mengungkapkan sejumlah tantangan kompleks dalam mengembangkan investasi energi terbarukan (renewable energy) di Indonesia.

Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, mengungkapkan beragam tantangan, mulai dari karakteristik sumber energi, lokasi, hingga model penjualan listrik yang dihasilkan.

Ia menjelaskan bahwa setiap jenis energi terbarukan menghadapi kendala yang spesifik. Untuk energi surya, misalnya, intensitas radiasi matahari di Indonesia dinilai tidak setinggi di negara lain, selain itu kondisi langit yang sering berawan juga menjadi faktor.

"Radiasinya itu enggak setinggi di negara lain. Yang kedua, jadi sudah banyak awan. Tapi itu mungkin bisa diselesaikan dengan kapasitas baterai yang makin lama teknologinya makin bagus," ujar Ridha di Menteng , Jakarta, Senin (17/11/2025).

Sumber energi lain seperti angin juga menghadapi kendala alam. "Angin kita juga terlalu sepoi-sepoi," tambahnya.

Adapun, lokasi yang memiliki potensi angin baik, seperti Sulawesi, seringkali justru jauh dari pusat industri yang membutuhkan pasokan listrik.

Tantangan lokasi juga dialami oleh energi panas bumi atau geothermal. Ridha menyoroti jarak antara sumber geothermal dengan pusat industri yang memerlukan infrastruktur transmisi khusus.

“Nah geothermal itu pun juga kadang-kadang geothermalnya di mana, pusat industri di mana. Nah itu kan perlu kabel nih," jelasnya.

Selain aspek teknis dan sumber daya, INA juga mengidentifikasi tantangan di sisi pasar atau pembeli (off-taker). Menurut Ridha, model penjualan listrik menjadi pertimbangan penting.

Selama ini, sambungnya, ada dua model penjualan listrik, pertama diserap oleh PT PLN (Persero), dan kedua dijual ke badan usaha lainnya.

"Misalnya, geothermal kita jualnya ke PLN. Terus kalau yang solar panel apa yang segala macam jualnya ke private. Itu dua-duanya bisa,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait INA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra