tirto.id - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menyebut pemerintah telah menyiapkan serangkaian pelatihan literasi keuangan bagi calon pekerja migran Indonesia dalam program SMK Go Global.
Langkah ini bertujuan agar para pekerja mampu mengelola pendapatan mereka secara bijak dan kembali ke Indonesia dalam kondisi lebih berdaya.
“Pemberdayaan itu sudah kami pikirkan juga. Artinya hilirnya sampai balik lagi ke Indonesia. Makanya kita latih juga mereka literasi keuangan sebelum berangkat. Bagaimana bijak menggunakan uang,” kata Mukhtarudin kepada para wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).
Mukhtarudin mengungkapkan realita para pekerja migran Indonesia yang seringkali berlaku konsumtif usai menerima gaji di luar negeri.
Ia mencontohkan, pekerja migran yang memperoleh gaji bulanan sebesar Rp15 juta sampai Rp20 juta seharusnya bisa menabung dan uang tidak dihabiskan sepenuhnya untuk memenuhi gaya hidup.
“Makanya kita ajarin literasi digital. Literasi keuangan. Agar keluarganya juga dikasih literasi keuangan. Yang berangkat juga. Sehingga mereka bisa nabung. Karena kan gajinya Rp15 juta, Rp20 juta, kalau dipakai, habis untuk belanja gaya hidup kan,” terang Mukhtarudin.
Dengan begitu, nantinya para pekerja migran diharapkan tidak lagi menjadi pengangguran ketika mereka sudah kembali ke tanah air.
“Begitu selesai kontraknya, kan harus dipikirkan lagi, ini warga negara Indonesia, dia balik pasti. Jika dia balik kan pasti jangan numpuk lagi jadi pengangguran,” tegasnya.
Selain menyiapkan pelatihan literasi keuangan dan digital, Kementerian P2MI juga disebut menyediakan persiapan membuka usaha, agar mantan pekerja migran dapat memulai usaha mikro atau bahkan masuk ke sektor ekspor.
“Kan kebanyakan 70 sampai 80 persen itu konsumtif. Nah bagaimana jadi produktif. Bagaimana mereka pulang ke Indonesia, ada modal bisa membentuk usaha mikro,” sebutnya.
Saat ini, menurut Mukhtarudin, Kementerian P2MI telah bekerja sama dengan Kementerian UMKM dan Kementerian Perdagangan untuk menyiapkan pelatihan bagi para mantan pekerja migran Indonesia.
“Kami ada kerjasama dengan Kementerian UMKM bagi mantan pekerja migran yang mau buka sektor usaha. Kalau mantan pekerja migran mau buka ekspor, kita kerja sama dengan Kementeriran Perdagangan,” tutupnya.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id







































