Menuju konten utama

Demand Pekerjaan di Luar Negeri Tinggi, Indonesia Baru Isi 19%

Indonesia belum memenuhi pasar kerja di luar negeri yang melimpah karena keterbatasan bahasa dan SDM yang memiliki kompeten.

Demand Pekerjaan di Luar Negeri Tinggi, Indonesia Baru Isi 19%
Menteri P2MI, Mukhtarudin, dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program “SMK Go Global” di Kantor Kemenko PM, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025). Foto/mukhtarudin.com

tirto.id - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menyebut saat ini ada banyak permintaan (demand) atau lowongan untuk bekerja di luar negeri. Namun, Indonesia baru mampu mengisi 19 persen dari total permintaan.

Mukhtarudin membeberkan, ada 352 ribu lowongan pekerjaan yang tersedia di luar negeri. Meski begitu, ia mengakui saat ini Indonesia belum mampu memanfaatkan jumlah lowongan pekerjaan yang tinggi itu. Indonesia disebutnya baru mampu memenuhi 19 persen dari total lowongan itu.

“Masih ada 80 persen [belum dimanfaatkan]. Baru ada 19 persen yang kita bisa penuhi, dari 100 persen,” kata Mukhtarudin saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).

Mukhtarudin mengatakan, Indonesia belum mampu memenuhi pasar kerja di luar negeri yang melimpah karena keterbatasan bahasa dan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompeten.

“Karena butuh tadi, keahlian, bahasa. Keahlian artinya demand luar negeri itu terbuka, tinggal kita menyiapkan dari sisi manusianya,” ucapnya.

Oleh karenanya, pemerintah disebutnya akan mulai menggenjot persiapan pengiriman pekerja migran Indonesia ke luar negeri. Ditargetkan, setidaknya 70-80 persen dari total lowongan pekerjaan itu bisa terpenuhi oleh pekerja Indonesia.

“Nah ini kita genjot sekarang, katakanlah kalau dia 300 ribu, kita mungkin bisa mengisi paling enggak mungkin dari job demand yang kita miliki itu, paling enggak 70-80 persen,” kata Muhktarudin.

Ia juga merincikan negara-negara mana saja yang memiliki peluang kerja tinggi. Negara-negara itu di antaranya adalah Jepang, Taiwan, Hong Kong, Jerman, sampai Turki.

Adapun pekerjaan-pekerjaan di luar negeri dengan permintaan tinggi di antaranya adalah perawat (caregiver), tukang las (welder), sampai pekerja di bidang perhotelan (hospitality).

Sebagai salah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah melalui Kementerian P2MI akan menggelar program SMK Go Global, program pelatihan bagi lulusan SMK untuk siap bekerja di luar negeri. Pada akhir tahun ini, akan ada 500 peserta yang diberangkatkan ke luar negeri.

“Jadi 500 [peserta SMK Go Global] ini akan kita kick off pada pertengahan Desember, bertepatan dengan hari Migrant Day International. Itu untuk tahun 2025 ya,” ujarnya.

Pada tahun depan, ditargetkan akan ada 500 ribu peserta SMK Go Global yang dikirim untuk bekerja di luar negeri. Apabila target tersebut tercapai, Mukhtarudin menyebut maka program itu akan mampu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

“Ke depan kalau sampai target 500 ribu sampai 1 juta [yang kerja di luar negeri], maka tentu sangat besar pengaruhnya terhadap mengurangi pengangguran kita,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PEKERJA MIGRAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Naufal Majid

tirto.id - Insider
Reporter: Naufal Majid
Penulis: Naufal Majid
Editor: Siti Fatimah