tirto.id - Contoh batuan sedimen bisa dibedakan berdasarkan tempat pengendapannya, cara pengendapan, dan tenaga pengangkutnya. Dilihat dari 3 faktor ini, ada banyak jenis batuan sedimen.
Sebagai contohnya, bantuan sedimen aquatic, aeolis, dan marine merupakan jenis batuan sedimen yang diklasifikasikan berdasarkan tenaga pengangkutnya.
Selain kategori di atas, batuan sedimen teristis, limnis, dan fluvial termasuk jenis batuan sedimen berdasarkan tempat pengendapannya.
Ada juga jenis-jenis batuan sedimen berdasarkan cara pengendapannya, seperti batuan sedimen klastis, khemis (kimia), dan organis.
Adapun yang dimaksud dengan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat sedimentasi di permukaan bumi, bawah tanah, atau dalam air.
Sedimentasi dapat diartikan sebagai proses yang menyebabkan pengendapan partikel mineral atau organik di suatu tempat. Partikel mineral bisa dari perut bumi (batuan beku). Asal partikel organik dapat berupa sisa-sisa makhluk hidup, seperti cangkang, yang mengendap dalam larutan air.
Batuan sedimen termasuk jenis bahan yang turut menyusun kerak bumi (litosfer). Komposisi kerak bumi bahkan didominasi oleh batuan sedimen, yakni sekitar 66 persen atau lebih.
Selain itu, ada sekitar 80% permukaan benua yang tertutup oleh batuan sedimen. Materialnya pun terdiri dari berbagai jenis partikel baik halus, kasar, berat, maupun ringan.
Contoh Batuan Sedimen Berdasarkan Tempat Pengendapan
Jenis-jenis batuan sedimen berdasarkan tempat pengendapannya beserta contoh, seperti dikutip dari berbagai sumber, adalah sebagai berikut:
1. Batuan sedimen teristris, yaitu batuan sedimen yang tempat pengendapannya berada di darat.
Contoh batuan sedimen teristis adalah breksi, tanah loss, dan batu tuff.
2. Batuan sedimen limnis atau lakustre, yaitu batuan sedimen yang tempat pengendapannya ada di danau.
Contoh batuan sedimen limnis adalah tanah lim dan gambut.
3. Batuan sedimen marine atau continental, yaitu batuan sedimen yang tempat pengendapannya berada di laut.
Contoh batuan sedimen marine adalah batu karang dan batu garam.
4. Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan sedimen yang tempat pengendapannya berada di sungai.
Contoh batuan sedimen fluvial adalah pasir (batu pasir).
5. Batuan sedimen glacial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di tempat yang terdapat es atau salju.
Contoh batuan sedimen glacial adalah morena.
Contoh Batuan Sedimen Berdasarkan Tenaga Pengangkut
Berikut sejumlah contoh jenis batuan sedimen berdasarkan tenaga pengangkutnya dalam proses pengendapan:
1. Batuan Sedimen Aquatic, yaitu batuan sedimen yang diendapkan dengan tenaga pengakut dari air.
Contoh Batuan Sedimen Aquatic adalah batu pasir, batu konglomerat, dan batu breksi.
2. Batuan Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu batuan sedimen yang diendapkan dengan tenaga angin sebagai pengangkutnya.
Contoh batuan Batuan Sedimen Aeolis ialah tanah loss, sand dunes, tanah tuff, dan gurun pasir.
3. Batuan Sedimen Glassial yaitu batuan sedimen yang diendapkan oleh es atau gletser.
Contoh batuan sedimen glassial adalah moraine dan drumlin.
Contoh Batuan Sedimen Berdasarkan Cara Pengendapan
Contoh jenis batuan sedimen berdasarkan cara pengendapannya adalah berikut ini:
1. Batuan Sedimen Klastis, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari pelapukan batuan lain yang molekulnya mengendap, bergabung, dan mengeras menjadi satu.
Contoh Batuan Sedimen Klastis adalah batu breksi dan batuan pasir.
2. Batuan Sedimen Kimia (Khemis), yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari proses pelapukan kimiawi yang kemudian mengalami pemisahan molekul zat.
Contoh Batuan Sedimen Kimia (Khemis) adalah limestone, chalk, travertine, mergel, dan dolomite.
3. Batuan Sedimen Organis atau Organogen yaitu batuan sedimen yang dibentuk atau diendapkan karena adanya kumpulan jasad renik yang menjadi batuan. Batuan sedimen organis terbentuk dari akumulasi sisa-sisa makhluk hidup (tumbuhan atau hewan) yang umumnya kaya karbon.
Contoh Batuan Sedimen Organis adalah batu bara, batu karang, dan batu gamping.
Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Proses terbentuknya batuan sedimen dapat terjadi setelah melalui 5 tahap sebagai berikut:
1. Pelapukan
Pelapukan adalah proses pemecahan batu, tanah, mineral, hingga sisa-sisa makhluk hidup melalui kontak dengan atmosfer bumi, perairan, dan organisme biologis.
Dalam proses pelapukan tersebut melibatkan pergerakan pada batuan dan mineral, seperti air, es, salju, angin, ombak, dan gravitasi yang kemudian diangkut untuk disimpan di lokasi lain.
Terdapat 3 jenis pelapukan batuan sedimen yakni:
a. Pelapukan Fisika (Pelapukan Mekanis)
Pelapukan ini melibatkan pemecahan batuan dan tanah melalui kontak langsung dengan kondisi atmosfer, yang berupa panas, air, es, dan tekanan.
Proses pelapukan fisika pada pembentukan batuan sedimen dapat berupa frost wedging, ekspansi termal, dan pengelupasan atau pembongkaran.
b. Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia melibatkan efek langsung bahan kimia dari atmosfer atau yang diproduksi secara biologis. Dalam proses pembentukan batuan sedimen, pelapukan kimia bisa berupa pembubaran (dissolution), oksidasi, dan hidrolisis.
c. Pelapukan Biologis
Pelapukan biologis atau pelapukan organik adalah proses pelapukan material batuan sedimen yang melibatkan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, maupun manusia.
2. Transportasi
Proses pembentukan batuan sedimen juga terjadi karena adanya transportasi material bahan yang melibatkan agen-agen sebagai berikut:
a. Gravitasi (jarak pendek dan lereng curam)
Dalam proses pembentukannya, sebagian besar besar batuan sedimen bermula dari lumpur hingga batu-batu besar yang bergerak turun karena adanya gravitasi atau pergerakan massa.
b. Angin (partikel kecil saja)
Dalam proses pembentukan batuan sedimen, angin bisa mengangkut partikel di dekat permukaan dan memindahkannya ke tempat pengendapan, seperti debu yang melompat pada jarak pendek.
c. Gletser (Glacier)
Gletser adalah tumpukan es atau salju yang mencair dengan cepat sehingga alirannya mampu mentransportasikan material sedimen ke tempat pengendapan.
d. Air
Air termasuk agen paling utama dalam proses transportasi material sedimen. Air dapat membawa partikel dengan berbagai bentuk pergerakan, tergantung bentuk bahan penyusun batuan sedimen.
3. Pengendapan (Deposition)
Pengendapan merupakan proses geologis yang terjadi ketika sedimen yang dihasilkan dari proses pelapukan tanah dan batuan mengendap di suatu tempat.
4. Pemadatan (Compaction)
Pemadatan (compaction) merupakan proses yang terjadi ketika sedimen terkubur hingga berada di bawah tekanan karena beratnya lapisan yang ada di atasnya.
5. Penyemenan (Cementation)
Setelah partikel sedimen memadat, akan terjadi penyemenan (cementation), yakni proses ketika mineral baru menempel di butiran sedimen secara bersama-sama. Proses ini seperti semen yang mengikat butiran pasir di bahan bangunan.
Penulis: Ririn Margiyanti
Editor: Addi M Idhom