tirto.id - Danau adalah kumpulan air tawar atau asin dengan volume besar yang menempati cekungan dan berada di tengah-tengah daratan. Ada banyak jenis danau berdasarkan proses terjadinya, seperti Danau Vulkanik, Danau Tektonik, Danau Glasial, Danau Karts, Danau Laguna, dan lain sebagainya.
Banyaknya jenis danau berdasarkan proses pembentukannya tersebut tak terlepas dari keragaman faktor penyebab kemunculan danau.
Danau bisa terbentuk karena ada cekungan luas terguyur air hujan dalam volume besar. Limpahan air dari gletser (pencairan salju) pun bisa memunculkan danau.
Keberadaan sumber-sumber mata air dengan debit tinggi di suatu cekungan dapat pula jadi faktor pemicu pembentukan danau.
Dengan demikian, sumber air yang menggenangi danau bisa beragam. Mulai dari hujan, sumber di tanah (mata air), belokan aliran sungai, hingga salju yang mencair.
Dari segi proses pembentukannya, danau bisa dapat terbentuk secara alami maupun buatan. Yang termasuk danau buatan adalah waduk.
Di Indonesia, contoh danau alami yang paling terkenal karena keluasannya adalah Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Towuti di Sulawesi Selatan.
Sementara itu, sejumlah contoh danau buatan dengan skala besar di Indonesia ialah Waduk Gajah Mungkur di Jawa Tengah (Wonogiri), Waduk Jatigede di Jawa Barat (Majalengka serta Sumedang), dan Waduk Karangkates di Jawa Timur (Malang), Waduk Jatiluhur (Purwakarta), dan lain-lain.
Jenis Danau Berdasarkan Proses Terjadinya dan Contoh
Danau memiliki ciri khas dengan jumlah air yang yang masuk lebih besar dari pada air yang keluar. Selain danau, terdapat juga bentuk kumpulan air di daratan yang mirip, yakni rawa. Bedanya dari danau, air di rawa hanya tergenang.
Berikut jenis-jenis danau berdasarkan proses terjadinya beserta contohnya di Indonesia, berdasar data dari berbagai sumber:
1. Danau glasial
Danau glasial adalah danau yang terjadi karena adanya kombinasi proses erosi dan pengendapan sehingga membentuk basic di lereng dan lembah pegunungan, yang selanjutnya terisi air es yang mencair, dan berubah menjadi danau.
Danau glasial biasanya terbentuk di pegunungan salju. Isi danau glasial adalah gletser (salju telah mencair) yang terperangkap di cekungan.
Contoh danau glasial ialah Danau Ontario dan Danau Monica di Amerika Utara, serta Danau Finger di New York.
Di Indonesia keberadaan salju sangat langka (kecuali di puncak Jayawijaya). Karena itu, tidak ada danau glasial di Indonesia.
2. Danau Tektonik
Danau Tektonik merupakan danau yang terbentuk karena adanya gejala tektonik seperti patahan, lipatan, dan gempa bumi yang menghasilkan suatu cekungan, dan kemudian terisi air hujan.
Contoh danau tektonik di Indonesia ialah Danau Singkarak dan Danau Ranau (Sumatra). Selain itu, Danau Towuti dan Danau Poso di Sulawesi juga termasuk contoh danau tektonik.
3. Danau Vulkanik
Danau vulkanik adalah dana yang terjadi akibat erupsi gunung api. Contoh danau vulkanik adalah Danau Kalimutu dan Danau Batur.
Danau vulkanik bisa dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan proses pembentukannya di gunung api. Pertama, danau kepundan/kawah, yaitu kawah gunung api yang menjadi danau karena terisi air hujan. Contoh adalah kawah ijen dan kawah kelud.
Kedua, danau maar/ranu, yaitu lubang berbentuk corong di gunung api yang muncul usai letusan sekali, dan setelah mati terisi air hujan menjadi danau. Contohnya Ranu Grati, Ranu Bedali, dan Ranu Klakah di Jawa Timur.
4. Danau Vulkano-Tektonik (Tekto-Vulkanik)
Pemebntukan danau vulkano-tektonik terjadi karena adanya kombinasi dua peristiwa alam, yaitu erupsi gunung api dan aktivitas tektonik yang menimbulkan cekungan. Cekungan tersebut lantas terisi oleh air dan menjadi danau.
Contoh danau vulkano-tektonik (tekto-vulkanik) adalah Danau Batur (Bali) dan Danau Toba yang berada di Sumatra Utara. Danau Toba terbentuk dari letusan gunung purba.
5. Danau Fluvial (Danau Aliran)
Danau fluvial terbentuk di sungai yang berbentuk meander (pola berkelok-kelok). Karena terputus oleh tali arus atau erosi, lengkung meander yang terpisah dari sungai berubah menjadi danau.
Contoh danau jenis ini bisa ditemukan di sekitar sungai-sungai di Kalimantan dan Brasil. Danau ini juga banyak ditemukan di sepanjang sungai Missisipi, Amerika Serikat.
6. Danau Karst ( Danau Air Tanah)
Danau karst terbentuk di daerah pegunungan kapur karena adanya proses pengikisan batu kapur. Di pegunungan karst, pengikisan batu kapur oleh air sering kali membentuk cekungan yang dapat terisi air.
Apabila cekungan berisi air di pegunungan karst itu tidak terlampau besar disebut dolina. Adapun jika ukurannya lebih besar, dinamakan uvala. Untuk yang lebih besar lagi disebut polje.
Contoh danau karst di Indonesia bisa ditemukan di Biak dan Gunungkidul (Yogya) adalah danau yang terdapat di Biak dan Yogyakarta. Contoh lainnya: Danau Tennesse dan Danau Kentucky (AS).
7. Danau Laguna (Danau akibat aktivitas laut)
Danau di sepanjang pantai bisa terbentuk karena aliran air dari daratan terbendung oleh onggokan (endapan) pasir akibat aktivitas gelombang dan arus. Danau laguna biasanya terbentuk di wilayah perairan dangkal dekat pantai atau pesisir kepulauan kecil.
Contoh danau laguna di Indonesia adalah Danau Ngade di Ternate, Laguna Karawapop pantai Raja Ampat, Laguna Wedi Ombo di Gunungkidul, dan lain sebagainya.
9. Danau Buatan (Waduk)
Danau buatan terjadi karena aktivitas manusia yang sengaja membendung sungai dengan tujuan untuk irigasi, pembangkt listrik, pariwisata, sumber air bersih, pengendali banjir, dan penampung air, hingga kolam perikanan.
Contoh danau buatan di Indonesia cukup banyak, seperti Waduk Gajah Mungkur, Waduk Jatigede, Waduk Sigura-gura, Waduk Jatiluhur, Waduk Kedungombo, Waduk Batutegi, dan lain sebagainya.
9. Danau oleh Aktivitas Angin
Danau kecil bisa terbentuk di daerah gurun, atau daerah aride (kering) dan semiarid (curah hujan rendah) karena adanya cekungan-cekungan di antara bukit pasir yang terbentuk karena aktivitas angin. Contohnya danau-danau di barat laut Indiana (AS).
Penulis: Muhammad Hufron
Editor: Addi M Idhom