Menuju konten utama

Faktor Penyebab Pelapukan Mekanik pada Batuan dan Penjelasannya

Berikut faktor-faktor penyebab pelapukan mekanik pada batuan dan penjelasannya. 

Faktor Penyebab Pelapukan Mekanik pada Batuan dan Penjelasannya
Penambang menambang batu breksi di Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (19/9/2016). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Faktor yang menyebabkan pelapukan mekanik pada batuan ada beberapa jenis, seperti pengikisan di area pegunungan, perbedaan temperatur, perubahan suhu, hingga aktivitas makhluk hidup.

Contoh pelapukan mekanik adalah rusaknya batuan saat terjadi hujan secara tiba-tiba pada siang hari yang panas. Perubahan suhu mendadak membuat batuan bisa terpecah jadi beberapa bagian yang lebih kecil.

Pecahnya batuan akibat benturan dari alat yang digunakan oleh manusia, seperti dalam aktivitas penambangan batu kapur, juga menjadi contoh pelapukan mekanik.

Pelapukan mekanik adalah pelapukan yang berupa hancur atau lepasnya material batuan, sebagai akibat dari faktor fisik atau proses fisika, tanpa disertai perubahan susunan kimianya.

Pelapukan (weathering) merupakan proses awal dari pembentukan tanah. Pelapukan bisa dimaknai sebagai proses perubahan batuan induk dan bahan induk lainnya ke arah bentuk-bentuk yang lebih stabil. Pelapukan terjadi karena beberapa hal, seperti suhu, kelembapan hingga aktivitas biologis.

Syaiful Anwar dan Dyah Tjahyandari dalam Modul Dasar-Dasar Ilmu Tanah terbitan UT memberi penjelasan bahwa pelapukan dibagi menjadi beberapa jenis. Selain pelapukan mekanik, terdapat 3 jenis lainnya, yakni pelapukan fisik, pelapukan biologis, dan pelapukan kimia.

Faktor-Faktor Penyebab Pelapukan Mekanik pada Batuan

Berikut ini faktor-faktor yang penyebab pelapukan mekanik pada batuan beserta penjelasannya:

1. Perbedaan Temperatur

Adanya perbedaan temperatur (suhu) dapat menyebabkan batu mengalami pemuaian ketika panas sekaligus pengerutan saat dingin. Keadaan tersebut akan membuat air yang membeku di sela-sela batuan ukurannya membesar, sehingga memunculkan tekanan yang merusak struktur batuan.

Dikutip dari modul Ramah dengan Alam terbitan Kemendikbud, proses perbedaan temperatur yang berlangsung lama akan menyebabkan bantuan mengelupas, terbelah, hingga pecah.

2. Pengikisan di Wilayah Pegunungan

Lahan yang terlalu miring di pegunungan dapat menyebabkan batuan terlepas dari kedudukannya, kemudian menggelinding ke tempat lebih rendah.

Batuan yang menggelinding itu akan berbenturan dengan batuan lain. Keadaan ini menyebabkan batuan pecah atau hancur.

3. Insolasi di Kawasan Gurun

Incoming solar radiation (insolasi) pada batuan dapat terjadi karena peristiwa panas terik matahari kemudian tiba-tiba hujan. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu secara drastis yang dapat mengerutkan batuan hingga pecah dan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

4. Aktivitas Makhluk Hidup

Aktivitas makhluk hidup seperti tumbuhan atau hewan bisa saja merusak struktur batuan. Hewan sering kali membawa butiran batuan dari dalam tanah ke permukaan. Akar tanaman pun mampu membuat batuan retak atau bahkan melapuk.

Di sisi lain, manusia juga memiliki andil dalam pelapukan mekanik. Misalnya aktivitas manusia saat menghancurkan batuan dengan bantuan dinamit, atau alat sederhana semacam palu.

5. Perubahan Air Garam menjadi Kristal

Pada saat siang hari, air yang mengandung garam akan mengalami penguapan, sementara garam mengkristal. Kristal garam dapat membuat batuan di sekitarnya tergores atau rusak. Pelapukan mekanik karena perubahan air garam menjadi kristal biasa terjadi di batuan karang sekitar pantai.

Baca juga artikel terkait BATUAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom