tirto.id - Faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan hidup secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 kategori. Di antaranya faktor alam (lingkungan) dan sosial-budaya (perilaku manusia).
Adapun faktor lingkungan adalah segala penyebab yang diakibatkan oleh alam sekitar terhadap alam itu sendiri. Contohnya geografis atau kondisi kemukaan bumi tertentu yang menyebabkan perubahan.
Sementara faktor sosial-budaya yang mempernagurhi kualitas lingkungan hidup berarti ada kaitannya dengan manusia. Sebut misalnya peningkatan kesuburan tanah akibat kemajuan teknologi.
Faktor Alam yang Memengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup
Kualitas lingkungan hidup di berbagai wilayah dapat berubah-ubah karena sifatnya tak permanen. Salah satu jenis penyebab penurunan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup dalah faktor alam.
Apa saja faktor alam yang mempengaruhi kualitas lingkungan hidup? Berikut ini daftar hal yang memengaruhi perubahan kualitas lingkungan dan penjelasan ringkasnya.
1. Iklim
Kualitas lingkungan hidup di semua wilayah akan berkaitan erat dengan iklim yang tengah terjadi di tempat tersebut. Iklim yang berubah ekstrem bisa menghambat kegiatan manusia.Sebagai contoh, wilayah dengan iklim tropis seperti di Indonesia akan mendapatkan curah hujan lumayan tinggi setiap tahun. Kondisi ini membuat wilayah iklim tropis sangat cocok untuk pertanian dan pertumbuhan hutan.
Namun, curah hujan yang ekstrem bisa membikin wilayah iklim tropis menjadi langganan bencana banjir yang merugikan manusia, dan bahkan mengubah kondisi lingkungan.
2. Perubahan Cuaca
Jika terjadi perubahan cuaca, manusia yang biasa melakukan suatu hal akan mengalami hambatan. Kendati demikian, perubahan tersebut bisa menghasilkan kreativitas manusia dalam menyiasati kondisi alam.Perubahan cuaca yang ekstrem dapat mengubah kondisi lingkungan hidup menjadi lebih buruk atau sebaliknya.
Sebagai contoh, hasil studi yang terbit di Jurnal Science Advances (Vol. 3, Issue 1, 2017) menyimpulkan Gurun Sahara di Afrika pernah menjadi area hutan hijau karena menerima curah hujan tinggi pada periode 11000-5000 tahun silam. Kondisi tersebut membuat area yang kini menjadi gurun sahara pernah memiliki vegetasi beragam dan memiliki populasi manusia.
Proses perubahan iklim yang memicu perubahan cuaca ekstrem mengubah kawasan itu menjadi gurun pasir kering seperti sekarang.
3. Kesuburan Tanah
Faktor kesuburan tanah bisa mendukung perkembangan lingkungan hidup menjadi satu ekosistem yang mendukung kehidupan. Semakin meningkatnya kesuburan tanah, hasil garapan di atas permukaannya pun meningkat pula.Sebaliknya, kesuburan tanah yang berangsur memburuk bisa menurunkan kualitas daya dukung terhadap lingkungan. Baik kepada kehidupan tumbuhan, hewan, maupun manusia.
4. Erosi
Erosi merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan. Erosi atau proses pengikisan tanah tidak hanya menghilangkan kesuburan tapi juga dapat membuat suatu lingkungan tak layak dihuni.Contohnya, erosi yang terjadi di pesisir karena pengaruh ombak laut tentu akan membuat kawasan sekitar pantai tidak layak dihuni. Namun, erosi juga dapat memicu penyebaran unsur hara sehingga membuuat kesuburan tanah di daerah endapan meningkat.
5. Aktivitas Gunung Api
Aktivitas gunung berapi dapat menurunkan sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Artinya, letusan gunung api bisa menjadi bencana sekaligus berkah bagi manusia dan makhluk hidup lain.Letusan gunung api yang melontarkan lahar, abu vulkanik, hingga gas beracun sering kali membawa dampak merusak ke lingkungan sekitarnya. Namun, seiring berjalannya waktu, material letusan gunung api juga dapat menyuburkan tanah di sekitarnya.
Faktor Sosial yang Memengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup
Secara umum, ada 3 faktor sosial-budaya yang dapat memengaruhi kualitas lingkungan hidup. Ketigannya adalah ilmu pengetahuan, tradisi, dan cara berpikir.
Berikut penjelasan tentang 3 faktor sosial yang memengaruhi kualitas lingkungan hidup:
1. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Manusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dapat memilih langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Contohnya, dengan pengetahuan pada ilmu tanaman dan biologi, dapat dikembangkan metode untuk memulihkan lahan hutan yang gundul menjadi lebat kembali.Kendati demikian, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bijaksana juga terbukti menjadi salah satu pemicu kerusakan lingkungan hidup. Buktinya terlihat dari dampak limbah nuklir hingga penggunaan kendaraan bermotor yang memicu polusi udara.
2. Tradisi Masyarakat
Faktor ini dapat dilihat dari masyarakat-masyarakat daerah yang menetapkan nilai tradisi terhadap alam di sekitarnya. Banyak tradisi masyarakat di Indonesia dan belahan dunia lain terbukti bisa menjaga kelestarian lingkungan. Namun, ada juga tradisi yang menjadi faktor perusak lingkungan hidup, seperti pembakaran sampah dan sisa tanaman.3. Cara Berpikir Masyarakat
Pola pikir masyarakat menjadi inti dari dua faktor di atas. Ketika seseorang berpikiran untuk meraih keuntungan tanpa memperhatikan kualitas lingkungan hidup, hal ini bisa menyebabkan penurunan daya dukung ekosistem pada kehidupan.Contoh Masalah Lingkungan Hidup
Ada berbagai macam masalah lingkungan hidup yang terjadi pada lingkup lokal sampai skala global. Berikut ini daftar contoh masalah lingkungan hidup yang sekiranya menjadi isu lokal hingga dunia.
- Pemanasan Global atau Global Warming (Kondisi naiknya suhu permukaan bumi).
- Perubahan Iklim (perubahan jangka panjang suhu dan cuaca)
- Pencemaran Udara (penurunan kualitas udara akibat polusi)
- Pencemaran Air (penurunan kualitas air akibat limbah/sampah)
- Pencemaran Pantai dan Laut (penurunan kualitas ekosistem laut dan pantai)
- Pencemaran Tanah (penurunan kualitas tanah akibat tercemar limbah kimia)
- Peningkatan Populasi tak terkendali (kepadatan jumlah penduduk tak terkendali).
- Semakin sedikitnya sumber daya alam (penurunan SDA).
- Peningkatan kadar asam pada air laut.
- Menipisnya lapisan ozon bumi.
- Menurunnya kualitas kesehatan masyarakat akibat pencemaran di lingkungan.
- Punahnya spesies tertentu akibat penurunan kualitas lingkungan.
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yuda Prinada & Yuda Prinada