Menuju konten utama

Apa Penyebab Pemanasan Global dan Bagaimana Dampaknya?

Berikut adalah penyebab pemanasan global dan dampaknya terhadap kehidupan di Bumi.

Apa Penyebab Pemanasan Global dan Bagaimana Dampaknya?
Gelombang panas di kota dan tangan menunjukkan termometer pada suhu tinggi. FOTO/iStock

tirto.id - Pemanasan global atau global warming merupakan isu yang sedang ramai dibahas oleh para pakar lingkungan hidup. Fenomena yang mengancam kelestarian alam, manusia serta flora dan fauna tersebut memang tidak boleh diremehkan.

Pemicu pemanasan global adalah penggunaan bahan bakar fosil untuk berbagai kendaraan yang membuat polusi, seperti minyak, gas, dan batu bara.

Penggunaan AC atau pendingin udara serta kulkas juga salah satu faktor penyebab, akibat gas bernama CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang dihasilkan oleh peralatan elektronik itu.

CFC merupakan sebuah sabatin organik yang berfungsi untuk melindungi karbon. Walau sifatnya ringan serta bisa diatasi, namun gas ini juga memicu global warming.

Akibatnya, berbagai gas yang membahayakan lapisan atmosfer dan ozon menumpuk berakibat suhu Bumi meningkat. Ini disebut efek rumah kaca.

Apa Itu Pemanasan Global?

Efek rumah kaca artinya adalah peningkatan suhu bumi disebabkan perubahan komposisi lapisan atmosfer Bumi, disebabkan berbagai jenis gas tersebut.

Pemanasan global atau global warming sendiri artinya adalah ketidakseimbangan ekosistem di Bumi yang memicu peningkatan suhu di atmosfer, laut dan daratan di Bumi, demikian mengutip e-modul Kemdikbud.

Naiknya suhu Bumi dalam seratus tahun terakhir cukup signifikan yakni mencapai 0,74 – 0.18 derajat Celcius. Perubahan terjadi diperkirakan dimulai sejak pertengahan abad ke-20.

Tidak hanya itu, beberapa penyebab lain yang bisa jadi andil pada naiknya suhu permukaan Bumi adalah seperti di bawah ini:

Penyebab Pemanasan Global

1. Efek Rumah Kaca

Energi dari sinar matahari yang masuk ke atmosfer Bumi berbentuk radiasi gelombang pendek. Sebagian energi ini berubah bentuk dari cahaya menjadi energi panas sehingga membuat permukaan bumi hangat. Bumi akan menyerap energi panas tersebut, namun sebagian lagi akan dipantulkan.

Panas yang terpantul berbentuk radiasi infra merah gelombang panjang bisa menembus lapisan atmosfer dan angkasa luar. Namun, ada gelombang panas yang tidak menembus atmosfer akibat tertahan oleh lapisan gas rumah kaca yang menumpuk di lapisan atas.

Gas rumah kaca itu antara lain uap air, CO2 dan metana serta lainnya. Gelombang panas kembali ke permukaan Bumi, dan mengakibatkan suhu meningkat. Dalam batas normal, suhu hangat di Bumi bisa membuat kehidupan berjalan normal.

Namun apabila terus naik, suhu yang tinggi akan membuat es di permukaan kutub utara dan selatan mencair hingga permukaan air laut naik dan mengubah cuaca dunia.

2. Variasi Matahari

Merujuk Dinas Lingkungan Hidup, matahari punya siklus 11-tahunan (siklus bintik merah) yakni berubahnya jumlah energi radiasi yang dilepaskan. Selain itu, secara tidak periodik fluktuasi jumlah energi radiasi juga terjadi.

Fenomena itu disebut variasi matahari. Ada dugaan variasi yang disebabkan umpan balik dari awan, ditambah panas aktivitas gunung merapi memberi efek pemanasan global.

3. Efek umpan balik

Efek umpan balik semisal penguapan air yang dipicu oleh makin panasnya suhu, menyebabkan uap air lebih banyak berkumpul di atmosfer. Uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, yang jika komposisi uap makin bertambah akan tercapai keseimbangan konsentrasi uap air. Akibatnya efek rumah kaca yang terjadi di atmosfer makin besar jika dibanding dengan efek akibat gas CO2.

Efek umpan balik lainnya adalah pengaruh awan yang memantulkan kembali radiasi infra merah ke bumi hingga suhu makin panas. Namun jika radiasi infra red datang dari arah matahari, maka awan juga memantulkannya kembali ke arah luar angkasa hingga terjadi efek pendinginan.

Umpan balik lain adalah ketika es di kutub banyak yang mencair hingga jumlah daratan yang tertutup es nya sedikit, maka kemampuan es untuk memantulkan cahaya (albedo) menjadi berkurang. Sebaliknya daratan lebih banyak menyerap panas hingga es akan lebih banyak mencair.

Laut yang menghangat membuat kemampuannya untuk menyerap karbon berkurang, akibat turunnya tingkat nutrien pada zona mesopelagic. Hal ini membuat pertumbuhan diatom berkurang dibanding fitoplankton.

4. Aktivitas gunung berapi

Aktivitas gunung berapi yang terjadi di permukaan bumi juga satu penyebab makin meningkatnya global warming karena jumlah gas CO2 dan NO yang dimuntahkan. Namun ini tidak terlalu signifikan.

5. Kendaraan/transportasi

Kendaraan dan alat transportasi yang memakai bahan bakar fosil akan menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, dan sulfur oksida. Oleh karena itu, di negara-negara maju pemakaian transportasi umum lebih didorong untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi.

6. Polusi Industri

Perkembangan industri yang pesat juga memicu produksi gas buangan berbahaya yang meningkatkan pemanasan global.

7. CFC

Pemakaian CFC atau Chloro Fuluoro Carbon pada alat pendingin seperti kulkas atau AC juga jadi biang meningkatnya pemanasan global. Beruntung saat ini penggunaan gas tersebut sudah dilarang.

8. Peternakan

Peternakan skala besar juga jadi salah satu penyumbang gas rumah kaca, karena kotoran hewan menghasilkan gas emisi karbon. Demikian juga pada pertanian, yang tidak mengolah ddengan benar limbah sisa tanamannya. Tanaman busuk akan menghasilkan gas metana yang memperburuk efek rumah kaca.

9. Pembakaran batu bara

Banyak pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Padahal sisa pembakarannya akan menghasilkan gas yang memperburuk global warming. Solusi untuk meminimalisir adalah dengan hemat dalam penggunaan listrik.

Baca juga artikel terkait PERUBAHAN IKLIM atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Alexander Haryanto