Menuju konten utama

Apa Itu Erosi: Definisi, Penyebab, Dampak & Macam-macam Jenisnya

Erosi adalah proses pengikisan lapisan tanah. Penyebabnya karena faktor alam maupun tindakan manusia. Berikut definisi, jenis-jenis, dan dampak erosi.

Apa Itu Erosi: Definisi, Penyebab, Dampak & Macam-macam Jenisnya
Lahan pertanian amblas akibat erosi sungai di Desa Alue Keumang, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Aceh, Kamis (5/12/2019). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.

tirto.id - Erosi adalah perubahan bentuk tanah atau batuan yang dapat disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat, ataupun organisme hidup. Demikian penjelasan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam publikasi resminya.

Erosi tanah yang tidak terkendali dapat menimbulkan kerugian bagi manusia dan ekosistem. Erosi atau pengikisan adalah proses penghanyutan tanah oleh kekuatan air ataupun angin.

Erosi dapat terjadi secara alami maupun akibat perbuatan manusia. Salah satu pemicu erosi akibat ulah manusia adalah erosi tanah di lereng gunung akibat penggundulan hutan.

Proses erosi melibatkan tiga peristiwa secara berurutan, yaitu pengelupasan, pengangkutan, dan pengendapan. Saat semua yang ada di alam masih berjalan seimbang, erosi secara alami biasanya tidak sampai menimbulkan bencana, kecuali dalam kasus-kasus ekstrem. Sebab, partikel tanah yang terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang terbentuk.

Beda halnya saat manusia mulai merusak alam, maka proses erosi akan dipercepat. Lapisan atas tanah menjadi lebih tipis. Akibatnya, lebih banyak lapisan tanah ikut hanyut bersama dengan air.

Kembali mengutip keterangan dari BNPB, erosi tak hanya dapat mengakibatkan penipisan lapisan tanah, melainkan juga penurunan tingkat kesuburan.

Kualitas kesuburan lahan merosot apabila erosi membuat butiran tanah yang mengandung unsur hara terangkut limpasan air permukaan dan diendapkan di tempat lain.

Dampak erosi juga bisa berupa kerusakan di area daerah aliran sungai. Erosi di pinggiran sungai itu pada kahirnya menimbulkan pendangkalan aliran. Hal itu pun bisa mempengaruhi fungsi dan usia bendungan.

BNPB mencatat risiko erosi tinggi di Indonesia tersebar di kawasan Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, hingga Papua.

Jenis-jenis Erosi dan Penyebabnya

Erosi dapat terjadi di mana pun. Sementara jika dilihat dari karakter proses terjadi dan penyebab fenomena ini, erosi bisa diketagorikan dalam empat jenis pengikisan tanah.

1. Erosi air (ablasi)

Erosi air bisa terjadi karena air sungai maupun hujan. Curah hujan tinggi bisa meningkatkan risiko erosi. Erosi karena air ini terbagi menjadi empat macam.

Pertama, erosi percik. Erosi macam ini dipicu oleh turunnya air hujan. Air akan jatuh ke tanah dan membawanya pergi.

Kedua, erosi lembar. Erosi jenis ini terjadi di tanah lereng gunung. Lapisan atas yang tipis terbuang bersama air hujan. Efek buruknya yaitu kesuburan tanah menurun.

Ketiga, erosi alur. Pengikisan tanah yang telah berlangsung, dapat menimbulkan alur. Nantinya alur ini sebagai tempat mengalir air.

Keempat, erosi parit. Jika kikisan tanah menyebabkan alur dengan kedalaman lebih dari 0,3 meter maka di situ terjadi erosi parit.

2. Erosi korasi atau deflasi

Erosi korasi atau deflasi penyebabnya adalah angin dan biasa terjadi di daerah gurun. Angin akan menerbangkan butiran pasir ke tempat lain secara konstan. Proses ini disebut aeolian.

Angin dapat mengikis material yang tampak pada dan menyisakannya sedikit dalam waktu lama. Ventifact adalah batuan yang terbentuk dari erosi angin ini. Pada korasi, erosi bisa disebabkan oleh angin dan badai pasir. Sementara untuk deflasi, erosi yang dipicu angin saja.

3. Abrasi

Abrasi adalah proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak, demikian dikutip dari Risiko Bencana Indonesia terbitan BNPB (2016).

Disebut pula dengan istilah erosi pantai, abrasi bisa memicu kerusakan garis pantai ketika kejadian ini membuat terganggunya keseimbangan alam di pesisir.

Kekuatan erosi oleh gelombang air laut sangat tinggi. Erosi ini selain mengikis pasir, juga dapat menggerus bebatuan dan tanah. Hal tersebut dapat berdampak pada pemukiman dan ekosistem pesisir.

Abrasi dapat terjadi kerena beberapa faktor, baik proses alam maupun ulah manusia. Faktor alam yang dapat menyebabkan abrasi ialah angin yang bertiup di lautan dan memicu gelombang serta arus yang mempunyai kekuatan untuk mengikis suatu daerah pantai. Jika proses ini berlangsung lama, area pinggir pantai akan terkikis dan daratan berkurang.

Abrasi juga dapat disebabkan karena faktor manusia. Contohnya: penambangan pasir. Aktivitas itu bisa mempercepat abrasi karena pengurasan pasir pantai sangat berpengaruh terhadap arah dan kecepatan arus gelombang laut yang menghantam area pesisir.

Salah satu cara buat mencegah abrasi yakni melakukan penanaman hutan mangrove. Penanaman pohon di hutan pantai juga bisa menghambat abrasi.

4. Eksarasi

Eksarasi ialah erosi yang disebabkan oleh gerakan es mencair. Pencairan lapisan es bisa membuat bebatuan akan ikut bergerak ke bawah dan mengendap. Hasil dari eksarasi disebut fjord.

Kejadian eksarasi kerap terjadi di pegunungan bersalju. Pada saat longsor salju (gletser) terjadi, bebatuan menggesek tanah di bawahnya dan mengikisnya. Saat ini tempat seperti Greenland dan Antartika, terus terkikis oleh gletser sebanyak 0,5 cm tiap tahun.

Baca juga artikel terkait BENCANA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ibnu Azis