tirto.id - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, kembali mengalami erupsi, Kamis (20/03/2025) pukul 22.56 Wita. Erupsi besar serta suara ledakan keras terdengar hingga di Kota Larantuka dan Kota Maumere.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status gunung tersebut dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas). Erupsi yang terjadi menghasilkan kolom abu setinggi 8.000 meter di atas puncak atau setinggi 9.584 di atas permukaan laut.
Desa Lewotobi yang berada di pesisir pantai selatan mengalami hujan abu serta belerang.
Erupsi gunung itu menyebabkan dua warga Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, mengalami luka bakar. Korban Hendrikus Kwuta, mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya akibat terkena abu panas.
Hendrikus Kwuta tengah berada di pondok kebun untuk menjaga tanaman padi ladang yang hampir panen saat erupsi terjadi.
Selain Hendrikus, Wilibrodus Todo Boli Kwure (68) juga mengalami luka bakar akibat terkena abu panas. Saat erupsi terjadi, Wilibrodus sedang berada di pondok kebunnya. Pondok korban ikut terbakar akibat terkena lava panas Gunung Lewotobi. Saat ini, Wilibrodus tengah menjalani perawatan intensif di Puskesmas Lewolaga.
Hendrikus dan Wilibrodus saat ini tengah mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Lewolaga.
Kepala Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura, Tarsisius Buto Mida, mengatakan saat erupsi terjadi kondisi desanya dalam keadaan gelap gulita karena listrik padam.
"Bunyi letusan sangat besar disertai hujan abu dan bau belerang, pasir dan kerikil. Kami panik dan takut," kata Tarsisius kepada awak media, Jumat (21/3/2025).
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan logistik BPBD Flores Timur, Avi Manggota Halan, mengatakan, empat desa terdampak cukup parah akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki itu. Keempat desa itu, yakni Desa Riangbaring, Lewotobi, Lewoawang, dan Desa Riangrita.
"Selain letusan besar, radius bahaya juga diperluas menjadi tujuh kilometer dari pusat erupsi, dengan sektoral ke arah barat daya, utara dan timur laut sejauh delapan kilometer," kata Avi.
Penulis: Mario Wihelmus PS
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama