Menuju konten utama

Kapolri Berikan Penghargaan Kepada Sepupu Briptu Anumerta Ghalib

Kapolri memberikan penghargaan Rekpro Bintara kepada Daffa, sepupu dari almarhum Briptu Anumerta M. Ghalib Surya Ganta.

Kapolri Berikan Penghargaan Kepada Sepupu Briptu Anumerta Ghalib
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan arahannya di Rapim Polri, di The Tribrata, Jumat (31/1/2025). Foto/Dok. Polri.

tirto.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memberikan penghargaan Rekpro Bintara kepada Daffa, sepupu dari almarhum Briptu Anumerta M. Ghalib Surya Ganta. Ghalib merupakan satu dari tiga korban penembakan dua anggota TNI saat menindak lokasi sabung ayam.

Penghargaan itu diberikan Sigit saat bertemu dengan pihak keluarga Briptu Anumerta Ghalib di wilayah Lampung Selatan. Dalam pertemuan itu, turut hadir Panglima TNI, Jenderal Agus Subianto.

"Walaupun almarhum sudah tidak ada, tetapi beliau semua tetap keluarga besar kami dan tentunya kami akan selalu bersama dengan seluruh keluarga," kata Sigit, dalam keterangan tertulis, Rabu (26/3/2025).

Sigit mengatakan dirinya dan Panglima telah mendengarkan seluruh harapan yang disampaikan oleh keluarga korban. Dia memastikan komitmen pengusutan tuntas kasus perjudian sabung ayam tersebut serta peristiwa penembakan yang terjadi di dalamnya.

"Saya dan Pak Panglima mendengarkan apa yang menjadi harapan keluarga dan kita akan melakukan proses penegakan hukum secara tuntas dari sisi saya dan dari sisi Panglima," tutur Sigit.

Sigit menambahkan dirinya akan menindak anggota Korps Bhayangkara yang terbukti terlibat dalam aksi perjudian sabung ayam tersebut. Pengusutan tuntas itu akan dilakukan Polda Lampung dengan menghukum sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

Sebelumnya, kakak kandung Briptu Anumerta M. Ghalib, Fitri, mengungkap hasil autopsi jasad adiknya yang meninggal saat penggerebekan sabung ayam di daerah Way Kanan. Ghalib meninggal dunia karena ditembak pada bagian atas bibir.

Fitri menyebut adiknya memang tidak hanya satu kali ditembak. Namun, hanya satu peluru yang membuat Ghalib meninggal dunia.

"Selasa, 18 Maret setelah kejadian, saya yang menunggu adik saya diruangan forensik, dari hasil forensik hanya satu peluru yang mematikan, mungkin ada beberapa tembakan, tapi hasil akhirnya ada satu peluru yang mengenai di atas bibir kanan adik saya," kata Fitri di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025).

Menurut hasil forensik, kata Fitri, peluru yang ditembakan ke atas bibir itu menembus tenggorokan. Kemudian, peluru itu bersarang di belakang tempurung kepala.

"Begitu masuk ruang otopsi saya lihat adik saya udah kaku di atas meja, saya ingat ayah saya juga sebulan yang lalu kakuk di rumah, baru meninggal di tanggal yang sama," tutup Fitri.

Baca juga artikel terkait KASUS JUDI atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Hukum
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama