Menuju konten utama

Apa Itu Survival of The Fittest dan Maksudnya di Teori Evolusi

Istilah survival of the fittest melekat dengan teori evolusi Darwin. Namun, pencetus istilah itu adalah Herbert Spencer. 

Apa Itu Survival of The Fittest dan Maksudnya di Teori Evolusi
Buku On the Origin of Species karya Charles Darwin. FOTO/REUTERS

tirto.id - Secara terminologi, dalam bahasa Indonesia, survival of the fittest adalah kelangsungan hidup yang terkuat atau teori yang membahas perjuangan untuk bertahan hidup.

Teori survival of the fittest menjadi populer setelah diulas oleh Charles Darwin. Darwin menyatakan organisme terbaik dalam beradaptasi dengan lingkungannya adalah mereka yang paling berhasil dalam bertahan hidup. Teori ini adalah basis penting yang mendasari studi tentang evolusi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Namun, bukan Darwin, melainkan Herbert Spencer pencetus teori Survival of the fittest. Spencer yang hidup pada kurun 1820-1903 merupakan sosiolog dan filsuf Inggris pendukung awal dari teori evolusi.

Karya magnum opus Spencer ialah The Synthetic Philosophy (1896), sebuah ulasan komprehensif tentang prinsip-prinsip biologi, psikologi, moralitas, dan sosiologi.

Spencer dikenal dengan pendapatnya bahwa prinsip evolusi, termasuk seleksi alam, berlaku untuk manusia, kelas sosial, serta spesies biologis lain yang berkembang seiring dengan perubahan alam di bumi.

Karya pertama Spencer tentang "evolusi" terbit pada 1851, atau delapan tahun sebelum buku On the Origin of Species milik Darwin muncul. Dan, dari Spencer-lah, bukan Darwin, istilah survival of the fittest lahir.

Spencer memperkenalkan istilah survival of the fittest dalam buku karyanya, Principles of Biology, yang terbit pada 1864. Dalam buku itu, Spencer menulis bahwa ada keselarasan antara teorinya di bidang ekonomi dengan konsep temuan Darwin terkait dengan "seleksi alam" atau kelangsungan hidup individu-individu terkuat.

"Untuk waktu yang singkat, selama beberapa dekade pada akhir abad ke-19, Spencer populer di dunia," kata Bernard Lightman, sejarawan sains York University, Toronto, Kanada, seperti dikutip laman Smithsonian Magazine.

Sebagaimana sejumlah ilmuwan di zamannya, Spencer terpikat pada gagasan evolusi. Sementara Darwin berfokus pada biologi, Spencer meyakini teori evolusi bisa diterapkan di bidang lain yang lebih luas, termasuk sosiologi dan ekonomi. Pendapat Spencer itu masuk dalam kategori kelompok Darwinisme Sosial. Istilah terakhir singkatnya dipahami sebagai teori yang memaklumkan, bahwa "mereka yang kuat pantas mendapatkan kesuksesan, dan mereka yang lemah layak gagal."

Pada masa Spencer, Darwinisme Sosial digunakan untuk membenarkan doktrin ekonomi laissez-faire atau pasar bebas, konsep penting dalam teori kapitalisme. Dalam doktrin ini, setiap individu diandaikan harus bersaingan secara bebas dengan individu lain, dan tanpa campur tangan Negara. Dengan begitu, perkembangan masyarakat akan mengikuti prinsip "survival of the fittest."

Tentu saja, pandangan ini menuai banyak kritik. Dalam catatan sejarah, ilmuwan yang menelurkan kritik paling komprehensif terhadap doktrin laissez-faire kapitalisme di abad 19 adalah Karl Marx.

Survival of the fittest di Teori Evolusi Darwin

Dalam catatan hariannya, Darwin menulis, "Baik oleh ruang dan waktu, kami seolah dibawa [oleh Kepulauan Galapagos] kepada sesuatu yang dekat dengan kenyataan—misteri dari segala misteri—yakni kemunculan makhluk hidup baru di bumi."

Menurut Rebecca Stefoff dalam Charles Darwin and the Evolution Revolution (1996), kalimat tersebut diucapkan Darwin untuk menggambarkan Kepulauan Galapagos. Gugusan kepulauan di seberang barat Ekuador itu menjadi habitat spesies endemik, seperti burung finch dan kura-kura raksasa, yang menjadi salah satu ilham Darwin untuk merumuskan Teori Evolusi sebagaimana disampaikannya dalam On the Origin of Species (1859) dan The Descent of Man (1871).

Gugusan pulau-pulau terpencil yang mengisi sebagian titik Samudera Pasifik di seberang barat Ekuador tersebut menjadi habitat sejumlah spesies endemik yang menjadi subjek observasi Darwin selama 20-an tahun.

Hasil observasi ini kemudian menjadi salah satu ilham dalam pengembangan teori evolusi yang dibeberkan Darwin dalam The Origin of Species by Means of Natural Selection. Buku setebal 400 halaman ini dipublikasikan pertama kali pada 24 November 1859.

Buku ini menjawab 2 pertanyaan pokok: Mengapa banyak spesies hanya hidup di Galapagos dan tidak di tempat lain? Dan, mengapa sejumah spesies tumbuhan dan hewan bervariasi dari satu pulau ke pulau lain?

Dua pertanyaan pokok itu mengarahkan Darwin mempelajari 1.529 spesies, 3.907 kulit, 12 katalog ragam spesies, serta penelitian mutakhir mengenai fosil dan perubahan struktur geologi bumi.

Setidaknya ada dua argumen utama yang diutarakan oleh Darwin dalam The Origin of Species. Pertama, spesies berevolusi dan beradaptasi agar sesuai keadaan alam. Kedua, seleksi alam adalah mekanisme utama yang membuat spesies baru terbentuk secara perlahan.

Gagasan Darwin terkait survival of the fittest lebih tepat apabila digunakan dalam menjelaskan spesies apa yang menaiki tangga evolusioner dengan efisien juga efektif. Para ahli biologi sepakat bahwa dalam evolusi manusia, kerja sama menjadi lebih penting ketimbang persaingan. Sebab, pemenang ditentukan dari mereka yang dapat melanjutkan keturunan dalam jangka waktu lama, bukan yang berhasil mengalahkan lawannya. Dalam teori Darwin, survival of the fittest menjadi contoh dari penalaran melingkar atau tautologi.

Darwin melihat proses evolusi sebagai bentuk kelangsungan hidup yang lebih kuat, bukan yang terkuat, lantaran perjuangan tersebut bersifat relatif. Terdapat kemungkinan sosok pemenang dalam suatu ekosistem mengalami penurunan kualitas seiring banyaknya perubahan yang terjadi.

Perihal kapan suatu varian organisme berhasil atau gagal tidak dapat diketahui. Ia dapat dikenali setelah suatu organisme tumbuh serta melanjutkan keturunan, atau sebaliknya, tidak berkembang dan gagal bertahan.

Baca juga artikel terkait EVOLUSI atau tulisan lainnya dari Farizqa Ayuluqyana Putri

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Farizqa Ayuluqyana Putri
Penulis: Farizqa Ayuluqyana Putri
Editor: Addi M Idhom