Menuju konten utama

Bolehkah Bayi 1 Tahun Makan Daging Kambing? Ini Penjelasannya

Bolehkah bayi 1 tahun makan daging kambing? Cari tahu manfaat dan tips mengenalkan daging kambing pada si kecil agar kebutuhan protein hewaninya terpenuhi.

Bolehkah Bayi 1 Tahun Makan Daging Kambing? Ini Penjelasannya
Ilustrasi daging kambing. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Bolehkah bayi 1 tahun makan daging kambing menjadi pertanyaan banyak orang. Hal ini karena daging kambing memiliki tekstur yang agak keras dan ada kekhawatiran kalau daging ini dapat menyebabkan kolesterol atau darah tinggi.

Bayi 1 tahun sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga seperti nasi, sayuran, dan lauk pauk. Di masa ini, bayi dapat diberikan berbagai jenis makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, termasuk memakan daging merah.

Daging kambing termasuk salah satu jenis daging merah yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, terutama saat perayaan Idul Adha. Daging kambing memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh, mulai dari protein, lemak, zat besi, hingga kalium.

Namun, mengingat sistem pencernaan bayi belum sekuat orang dewasa, muncul pertanyaan tentang bolehkah bayi 1 tahun makan daging kambing. Apalagi daging kambing identik sebagai makanan yang dipercaya dapat menyebabkan penyakit darah tinggi hingga kolesterol.

Bolehkah Kita Memberikan Daging Kambing kepada Bayi Berusia 1 Tahun?

Ilustrasi Anak Makan

Ilustrasi Anak Makan. foto/Istockphoto

Daging merupakan sumber nutrisi yang baik bagi anak-anak, termasuk daging kambing. Daging diketahui kaya akan zat besi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jadi, bolehkah bayi makan daging kambing?

Daging kambing boleh dikonsumsi oleh bayi selama diberikan di usia dan penyajian yang tepat. Bayi sudah mulai mengenal makanan pendamping ASI (MPASI) sejak usia 6 bulan. MPASI dianjurkan dibuat dari berbagai jenis makanan, termasuk protein hewani yang justru sangat diutamakan.

Protein hewani pun bisa beragam, mulai dari telur, daging ayam, hingga daging merah seperti daging sapi dan kambing. Jadi, jika ada pertanyaan bolehkah bayi 1 tahun makan daging kambing, maka jawabannya boleh.

Apalagi bayi 1 tahun sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga dengan tekstur yang lebih padat dan kasar. Meski demikian, perlu diingat bahwa daging merah seperti daging kambing memiliki tekstur yang keras atau alot, berbeda dengan daging ayam atau ikan yang lebih lunak.

Jadi, orang tua wajib lebih memperhatikan cara penyajian daging kambing agar bayi tidak tersedak dan mudah dikunyah. Berikut beberapa tips dalam menyajikan daging kambing pada bayi 1 tahun:

1. Pilih Daging Segar dan Minim Lemak

Memilih daging kambing yang segar sangat penting untuk menjamin kandungan gizi makanan bayi. Daging segar umumnya berwarna merah cerah, tidak berbau terlalu amis atau asam, serta tidak berlendir.

Selain kesegaran, pilih bagian daging yang tidak memiliki banyak lemak. Lemak berlebih pada daging kambing sulit dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang masih berkembang. Mengurangi lemak juga dapat menghindari risiko diare atau gangguan pencernaan.

2. Olah Daging dengan Benar hingga Empuk

Proses pengolahan daging kambing yang tepat akan membuat teksturnya lebih lunak. Ada banyak tips untuk membuat daging lebih empuk, misalnya dipukul-pukul agar lebih lunak, menggunakan presto, atau diberi nanas maupun daun pepaya.

Setelah diolah, masak daging hingga matang sempurna. Hal ini untuk memastikan semua bakteri berbahaya di dagingnya hilang. Daging kambing dapat dimasak sesuai selera, tapi pastikan hasil akhirnya tidak keras (misalnya karena digoreng terlalu kering) agar lebih mudah dikunyah.

3. Sajikan dalam Potongan Kecil

Pastikan daging disajikan dalam potongan kecil, misalnya seukuran gigitan bayi. Bayi usia 1 tahun umumnya sudah bisa makan makanan yang lebih padat, tapi tetap perlu menyesuaikan tekstur agar mudah dikunyah dan tidak menyebabkan tersedak.

Jika bayi belum memiliki cukup gigi untuk mengunyah, daging bisa dicincang halus, disuwir, atau dihancurkan dengan garpu. Dengan potongan yang tepat, bayi akan lebih mudah memakan daging dan kebutuhan nutrisinya pun tetap terjaga.

4. Jangan Terlalu Banyak dan Perhatikan Efek Panas

Meskipun daging kambing kaya akan nutrisi seperti zat besi dan protein, sebaiknya tidak diberikan dalam jumlah berlebihan. Bukan hanya karena sistem pencernaan bayi yang masih berkembang, tapi daging kambing juga bisa menimbulkan efek panas akibat metabolisme tubuh yang meningkat.

Jadi, berikan daging kambing secukupnya saja. Dalam Buku Resep MPASI dari Kementerian Kesehatan, konsumsi daging merah untuk usia 12-23 bulan adalah sebanyak 50 gram atau 5 sendok makan untuk 3 porsi.

Umur Berapa Anak Bayi Boleh Makan Daging Kambing?

Ilustrasi anak makan MPASI

Ilustrasi anak makan MPASI. foto/Istockphoto

Setelah mengetahui jawaban bolehkah bayi 1 tahun makan daging kambing, orang tua mungkin akan bertanya-tanya kapan sebenarnya bayi boleh mulai makan daging kambing.

Jika mengacu pada Buku Resep MPASI dari Kemenkes, pemberian daging merah sebenarnya sudah bisa dikenalkan pada bayi usia 6 bulan. Daging bisa jadi elemen protein hewani dalam MPASI yang berguna untuk melawan stunting.

Jadi, bolehkah bayi 10 bulan makan daging kambing? Jawabannya adalah boleh. Laman Baby Center juga menyebutkan bahwa bayi berusia sekitar 6 bulan sudah boleh makan daging.

Tidak ada batasan terkait jenis daging yang dikonsumsi. Artinya, bayi 6 bulan boleh mengonsumsi daging apa saja, termasuk daging kambing. Yang perlu diperhatikan hanyalah tekstur dan jumlah daging yang diberikan.

Namun, perlu diperhatikan juga bahwa ada kemungkinan bayi tidak akan langsung menyukai daging, apalagi rasa daging berbeda dengan sayur dan buah yang rasanya lebih manis. Jika bayi menolak makan daging, tidak perlu dipaksa dan bisa dicoba lagi di lain hari.

Ketentuan Memberikan MPASI Daging pada Bayi

Ilustrasi MPASI

Ilustrasi MPASI. foto/Istockphoto

Daging kaya akan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk mendukung masa tumbuh kembangnya. Bolehkah bayi 1 tahun makan daging kambing? Ya, boleh, tetapi ada ketentuan dalam pemberian MPASI dengan menu daging yang wajib dipatuhi oleh para orang tua.

Berikut adalah penjelasan lengkap dari ketentuan membuat MPASI berbahan daging bagi bayi, dijabarkan dalam dua paragraf untuk tiap poin:

1. Tekstur Daging Sesuai Usia

Saat pertama kali mengenalkan daging pada bayi (sekitar usia 6 bulan), penting untuk menyajikan daging dalam bentuk yang sangat lembut, seperti bubur atau puree. Caranya bisa dengan disaring agar makanannya lebih halus.

Tekstur ini memudahkan bayi menelan dan mencerna makanan baru, terutama karena kemampuan mengunyahnya masih terbatas dan sistem pencernaan sedang beradaptasi dengan makanan padat.

Seiring bertambahnya usia, tekstur dapat ditingkatkan. Misalnya untuk usia 9-11 bulan, daging cukup dicincang halus. Sedangkan untuk usia 12-23 bulan, daging bisa diiris atau dipotong kecil-kecil. Dengan tekstur yang sesuai, bayi akan lebih mudah mengunyah dan tidak akan tersedak.

2. Jumlah Daging

Tak hanya tekstur, porsi daging untuk bayi juga harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhan gizinya. Bayi usia 6-8 bulan dapat diberi daging sebanyak 30 gram (3 sendok makan) untuk 3 porsi, sedangkan bayi usia 9-11 bulan boleh mengonsumsi daging 40 gram (4 sendok makan) per 3 porsi.

Untuk usia 12-23 bulan, daging merah bisa diberikan sebanyak 50 gram (5 sendok makan) untuk 3 porsi. Daging tentunya bukan satu-satunya sumber nutrisi, jadi porsinya harus seimbang dengan bahan makanan lainnya seperti karbohidrat dan sayuran.

3. Pengolahan yang Baik dan Aman

Daging harus diolah secara higienis dan dimasak hingga matang sempurna agar lebih aman dikonsumsi, terutama untuk bayi yang sistem pencernaannya belum berkembang sempurna.

Cara memasak terbaik adalah merebus, mengukus, atau dengan metode memasak perlahan (slow cook) Cara memasak ini akan menghasilkan tekstur daging yang lebih empuk sekaligus mempertahankan nilai gizinya.

Sebisa mungkin hindari menggoreng atau membakar daging untuk bayi. Selain teksturnya menjadi lebih keras, bagian gosong pada daging justru mengandung zat berbahaya yang bersifat karsinogenik.

4. Hindari Garam

Memperkenalkan rasa berbagai jenis makanan pada bayi memang sangat penting, tapi hindari menggunakan garam dalam MPASI-nya. Tak hanya garam, hindari pula bumbu-bumbu instan seperti penguat atau penyedap rasa untuk MPASI.

Dikutip dari laman Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dokter dan ahli gizi masyarakat Dr. dr. Tan Shot Yen mengungkapkan bahwa ginjal bayi, terutama di bawah usia 1 tahun, belum mampu memproses natrium dalam jumlah besar. Itulah sebabnya garam tidak disarankan sama sekali untuk MPASI.

Jika ingin menambah rasa, cukup gunakan bumbu alami seperti bawang putih, bawang merah, atau daun aromatik dalam jumlah kecil. Cara ini lebih efektif membantu bayi mengenal rasa makanan secara alami tanpa ketergantungan pada rasa asin dari garam.

5. Perhatikan Tanda Alergi atau Gangguan Pencernaan

Alergi daging memang tidak umum terjadi, tapi bukan berarti tidak mungkin. Saat pertama kali memberikan daging sebagai MPASI, perhatikan reaksi tubuh bayi dengan cermat.

Gejala alergi terkadang bisa langsung muncul, tapi ada juga yang baru muncul setelah beberapa jam kemudian. Gejalanya pun bisa ringan atau parah, misalnya gatal, batuk, diare, hingga bengkak di sekitar bibir dan lidah.

Tak hanya tanda alergi, perhatikan juga apakah bayi mengalami gangguan pencernaan, misalnya kembung atau konstipasi. Jika muncul gejala alergi atau gangguan pencernaan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Manfaat Daging Kambing bagi Bayi

Ilustrasi daging kambing

Ilustrasi daging kambing. (FOTO/iStockphoto)

Daging kambing merupakan sumber protein hewani dan mengandung banyak gizi yang dibutuhkan oleh bayi, khususnya bayi berusia 6 bulan ke atas yang kebutuhan nutrisinya sudah tidak tercukupi lagi oleh ASI. Dikutip dari Healthline, berikut beberapa alasan kenapa daging kambing baik untuk kesehatan:

1. Rendah Lemak dan Kalori

Lemak Daging kambing mengandung lebih sedikit lemak total dan lemak jenuh dibandingkan dengan jenis daging lainnya. Daging kambing diketahui mengandung sekitar 1 gram lemak jenuh per 3 ons (85 gram).

Lemak jenuh sering dikaitkan dengan peningkatan kolesterol “jahat”. Daging kambing yang rendah lemak pun otomatis memiliki kalori yang lebih rendah.

2. Sumber Protein

Daging kambing termasuk sumber protein hewani yang baik. Dalam 3 ons atau 85 gram daging kambing, terkandung 23 gram protein sehingga sudah sangat mencukupi kebutuhan protein pada bayi. Protein sendiri berguna untuk pertumbuhan bayi, salah satunya untuk membangun massa otot.

3. Sumber Zat Besi yang Baik

Daging kambing mengandung zat besi heme, jenis zat besi yang lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan zat besi non-heme dari sumber nabati. Zat besi penting untuk mencegah anemia sekaligus menjaga kesehatan darah sehingga dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Dalam 85 daging kambing terdapat sekitar 3,2 mg zat besi. Jumlah ini hampir dua kali lipat jumlah zat besi yang ditemukan dalam daging sapi tanpa lemak (1,8 mg zat besi), dan dada ayam (0,42 mg zat besi).

4. Mengandung Kalium dan Vitamin B12

Daging kambing juga merupakan sumber kalium yang baik. Dalam 85 gram daging kambing terdapat 344 mg kalium. Kalium sendiri berperan membantu mengatur tekanan darah dan menjaga fungsi sel dalam tubuh.

Sementara vitamin B12 adalah salah satu nutrisi penting yang berguna untuk produksi energi dalam sel, membantu sintesis DNA, menjaga fungsi sel saraf, hingga berperan dalam pembentukan sel darah merah.

Demikian penjelasan tentang bolehkah bayi 1 tahun makan daging kambing. Dengan kandungan nutrisi yang tinggi seperti protein dan zat besi, daging kambing menjadi salah satu sumber gizi penting dalam menu MPASI selama diberikan dengan cara yang tepat dan dalam jumlah yang sesuai.

Orang tua tetap perlu memperhatikan pemilihan daging, cara pengolahan, dan tekstur penyajiannya agar manfaat daging kambing dapat dirasakan secara maksimal tanpa membahayakan kesehatan bayi.

Jika masih ragu atau takut bayi memiliki alergi, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi anak sebelum memperkenalkan daging kambing ke dalam menu harian si kecil.

Baca juga artikel terkait MAKANAN BAYI atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - GWS
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani