Menuju konten utama

Mengenal Kolesterol Baik dan Jahat Beserta Cara Meningkatkan HDL

Apa perbedaan kolesterol baik dan jahat? Simak penjelasan perbedaan kolesterol baik dan jahat, hingga cara meningkatkan HDL dalam tubuh berikut ini.

Mengenal Kolesterol Baik dan Jahat Beserta Cara Meningkatkan HDL
Ilustrasi kolesterol. foto/istockphoto

tirto.id - Kolesterol adalah zat seperti lilin yang bisa ditemukan di dalam darah. Kolesterol terdiri dari dua jenis, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).

Melansir laman Medline Plus, tubuh memerlukan kolesterol untuk memproduksi hormon, vitamin D, dan zat-zat lainnya yang membantu tubuh untuk mencerna makanan. Kolesterol dapat ditemukan dalam makanan yang berasal dari sumber hewani seperti kuning telur, daging, dan keju.

Meski memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, kolesterol yang terlalu banyak di dalam darah akan berdampak buruk bagi kesehatan. Itulah kenapa, kolesterol tinggi penting untuk dihindari.

Tumpukan Kolesterol bisa bergabung dengan zat-zat lain dalam darah dan lantas membentuk plak. Plak tersebut akan menempel di dinding arteri. Penumpukan plak ini dikenal sebagai aterosklerosis.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, di mana arteri koroner pada tubuh menjadi sempit atau bahkan tersumbat. Akibatnya, seseorang akan berisiko tinggi mengalami serangan jantung hingga stroke.

Kadar kolesterol total dalam darah diukur dalam satuan miligram per desiliter (mg/dL), dan untuk orang dewasa dengan kondisi tubuh yang sehat, tingkat kolesterol total yang disarankan adalah 200 mg/dL atau kurang.

Apa Itu Kolesterol Baik dan Jahat?

Ada 2 jenis kolesterol dalam tubuh yaitu kolesterol baik dan kolesterol jahat. Di dunia medis, kolesterol baik disebut high-density lipoprotein (HDL), sementara kolesterol jahat disebut low-density lipoprotein (LDL). Lalu, apa itu kolesterol baik dan jahat?

Kolesterol baik atau HDL membantu mengangkut kolesterol jahat dari arteri ke hati untuk diproses dan dikeluarkan dari tubuh. Sebaliknya, kolesterol jahat atau LDL dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, yang ujungnya akan menyebabkan gangguan kesehatan serius seperti penyakit jantung dan stroke.

Kolesterol baik dapat mencegah terjadinya ateroma, yaitu pemicu penyakit jantung yang dikenal juga sebagai aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah. Namun, tingginya kadar kolesterol jahat di tubuh tidak serta merta bisa sekadar diimbangi dengan banyaknya HDL.

Seturut laporan American Heart Association, kolesterol baik tidak dapat sepenuhnya menghilangkan kolesterol jahat. Hanya sepertiga hingga seperempat kolesterol jahat yang dapat diangkut oleh HDL.

Apa Perbedaan Kolesterol Baik dan Jahat?

Perbedaan antara kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) terletak pada peran dan dampaknya pada kesehatan tubuh, terutama pada sistem kardiovaskular. Berikut adalah beberapa perbedaan utama HDL dan LDL seperti dirangkum dari laman Healhline:

1. Perbedaan Fungsi HDL dan LDL:

  • Kolesterol baik (HDL) berperan dalam mengangkut kolesterol jahat dari dinding arteri ke hati yang dikeluarkan dari tubuh. HDL disebut "baik" karena membantu membersihkan arteri dari plak kolesterol jahat .
  • kolesterol jahat (LDL) dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Perbedaan Kadar Densitas Protein HDL dan LDL:

  • Kolesterol baik (HDL) memiliki densitas lipoprotein tinggi, yang artinya kadar protein lebih banyak dibanding kadar lemak. Densitas protein tinggi ini membantu HDL dalam mengangkut kolesterol lebih efisien.
  • Kolesterol jahat (LDL) memiliki densitas lipoprotein rendah, yang berarti lebih banyak lemak daripada protein. Densitas rendah ini dapat menyebabkan penumpukan kolesterol di dinding arteri.

3. Perbedaan Dampak yang Ditimbulkan HDL dan LDL:

  • HDL memiliki efek protektif terhadap arteri dengan membersihkan plak kolesterol dan mencegah pembentukan ateroma (penumpukan plak di dinding arteri).
  • LDL, jika berlebihan, dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, meningkatkan risiko penyempitan pembuluh darah dan pembentukan ateroma.

Makanan yang Mengandung Kolesterol Baik

Makanan yang baik untuk kolesterol adalah makanan yang mengandung kolesterol baik (HDL). Ini dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) sehingga mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Selain itu, makanan baik untuk kolesterol juga mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, seperti vitamin, mineral, dan fiber.

Berikut beberapa makanan yang mengandung kolesterol baik seperti dirangkum dari berbagai sumber:

  • Telur
  • Gandum utuh
  • Ikan berlemak
  • Chia seed dan flaxseed
  • Kacang-kacangan
  • Minyak zaitun
  • Polong-polongan
  • Biji-bijian utuh
  • Buah berserat tinggi
  • Biji rami
  • Alpukat
  • Sayur dan buah berwarna ungu
  • Minyak kelapa
  • Karbohidrat kompleks.

Cara Meningkatkan Kolesterol Baik (HDL)

Menciptakan kebiasaan hidup sehat terbukti dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan mengurangi kolesterol jahat (LDL) di tubuh. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kolesterol baik (HDL), yakni sebagai berikut:

1. Mengonsumsi Makanan Sehat

Konsumsi makanan baik untuk kolesterol. Jenis makanan yang dimaksud adalah makanan yang kaya akan lemak tak jenuh, seperti ikan berlemak, alpukat, dan kacang-kacangan. Hindari lemak trans dan makanan olahan yang tinggi gula dan lemak jenuh

2. Olahraga Teratur

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik. Disarankan untuk melakukan aktivitas aerobik, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang, minimal berolahraga selama 30-60 menit tiap hari.

3. Berhenti Merokok

Merokok dapat mempercepat penumpukan plak dalam arteri. Untuk mengatasinya, mulailah tinggalkan kebiasaan buruk itu. Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dan menurunkan risiko penyakit jantung.

4. Menjaga Berat Badan Ideal

Jika seseorang memiliki berat badan yang berlebih, menurunkan berat badan dapat membantu menurunkan kolesterol jahat atau LDL. Apalagi bila memiliki sindrom metabolik.

Seseorang dengan sindrom metabolik, memiliki sejumlah faktor risiko akan kolesterol tinggi, seperti memiliki:

  • kadar trigliserida tinggi
  • kadar kolesterol HDL (baik) rendah
  • kelebihan berat badan dengan ukuran pinggang lebih dari 40 inci untuk pria dan lebih dari 35 inci untuk wanita.

5. Mengelola Stres dengan Baik

Stres dapat meningkatkan kolesterol jahat, oleh karena itu mengelola stres dengan baik adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kolesterol baik tetap terjaga.

Baca juga artikel terkait KOLESTEROL atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Balqis Fallahnda & Addi M Idhom