Menuju konten utama

Plus Minus Mengonsumsi Daging Kambing untuk Kesehatan

Apa saja plus minus mengonsumsi daging kambing untuk kesehatan?

Plus Minus Mengonsumsi Daging Kambing untuk Kesehatan
Ilustrasi daging. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

tirto.id - Hari raya Idul Adha biasanya selalu identik dengan olahan daging yang diperoleh saat sembelih kurban.

Ada banyak jenis olahan yang biasanya disajikan mulai dari sate, rendang, gulai, semur, tongseng dan lainnya.

Selain daging sapir, salah satu olahan yang sering ditemukan adalah daging kambing.

Daging kambing termasuk salah satu jenis daging merah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Mengonsumsi daging menjadi pantangan bagi sebagian orang, terutama vegetarian. Makan daging tidak melulu merugikan.

Namun, demi kesehatan sebaiknya jangan terlalu sering, apalagi untuk penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Lantas, apa plus minus makan daging untuk kesehatan?

Berdasarkan data Departemen Pertanian AS, daging kambing (per 100g) menghasilkan kalori paling sedikit 143 kkal kalori dibandingkan daging ayam, sapai, babi dan domba.

Daging kambing mengandung 27 gram protein, lemak cukup rendah sebesar 3 gram. Namun, kandungan kolestrolnya tinggi yaitu sebesar 75 mg.

Seperti hal nya daging sapi, daging kambing juga mengandung zat besi, vitamin B12, fosfor dan selenium.

Berikut adalah beberapa manfaat daging kambing.

- Pembentukan otot, kandungan protein di dalamnya sangat penting untuk pembentukan otot dan pertumbuhannya.

- Mencegah anemia, hal ini disebabkan karena daging kambing mengandung zat besi yang besar.

- Kesehatan tulang, kandungan phosphorus yang besar, 272mg atau 27 persen dari kebutuhan harian bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang.

- Sumber energi yang besar untuk aktivitas sehari-hari.

- Meningkatkan kekebalan tubuh, kandungan zat besinya yang tinggi, mencapai 100 gram memenuhi 26 persen kebutuhan zat besi harian, yang bermanfaat meningkatkan sistem imun tubuh.

- Menjaga sistem saraf, kandungan vitamin B12 yang cukup tinggi baik untuk menjaga sistem saraf kita.

- Menjaga kesehatan mata, Kandungan vitamun B2 atau riboflavin sebesar 0.3mg atau 18 persen dari kebutuhan harian penting untuk menjaga kesehatan mata.

Dilansir dari Institut Kedokteran Hewan Serbia, berikut beberapa dampak positif makan daging kambing bagi kesehatan:

1. Protein

Daging merupakan salah satu sumber protein yang dibutuhkan oleh manusia. Protein dibangun dari 20 unit bangunan yang disebut asam amino.

Protein memiliki peran penting untuk fungsi tubuh, antara lain pembangunan, perbaikan jaringan tubuh dan pembentukan antibodi yang memerangi infeksi.

Daging dianggap sebagai protein kualitas tinggi karena mengandung hampir semua asam amino esensial.

Dengan demikian, makan daging juga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan pemulihan sistem yang cepat.

2. Vitamin

Daging kambing kaya akan vitamin B yang baik (B1, B2, PP), mineral (P, Mg) dan unsur mikro.

Ada 13 vitamin di alam dan semua penting, tanpa kecuali. Vitamin bukan makanan atau pengganti makanan.

Vitamin tidak memberikan kalori dan energi secara langsung tetapi penting bagi tubuh terutama vitamain B.

Vitamin B mendukung sistem saraf pusat dan meningkatkan kesehatan mental. Vitamin D meningkatkan kalsium dan fosfor, yang berfungsi menjaga kesehatan tulang dan gigi.

Untuk mengubah makanan menjadi energi satu-satunya cara untuk masuk ke dalam tubuh adalah melalui makanan. Baik dari tumbuhan maupun hewan.

3. Lemak

Lemak jenuh (lemak jahat) adalah lemak atau asam lemak yang tidak termasuk ikatan rangkap antara atom karbon dalam rantai asam lemak. Lemak ini merupakan penyebab peningkatan kadar kolestrol.

Lemak tak jenuh (lemak baik) adalah lemak atau asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap antara atom karbon dalam rantai asam lemak. Diama ikatan rangkap terbentuk, atom hydrogen dihilangkan.

Ada dua jenis asam yang terdapat dalam lemak yang ada dalam daging yaitu asam linoleat dan asam palmiotelik. Lemak ini dapat mencegah tubuh dari kanker dan virus berbahaya.

Ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari lingkungan dan kondisi yang tidak menguntungkan. Tubuh juga membutuhkan lemak untuk perkembangan otak.

4. Mineral

Mineral adalah unsur kimia anorganik yang dalam jumlah sangat kecil dimasukkan melalui makanan di tubuh manusia dan hewan.

Mereka berpartisipasi dalam metabolisme, sintesis banyak hormon dan enzim yang memastikan pertumbuhan normal dan menjaganya tetap sehat.

Daging mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, seng dan selenium. Tubuh membutuhkan zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan untuk mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lain.

Seng meningkatkan metabolisme dan membantu dalam pembentukan jaringan. Sedangkan selenium membantu dalam pemecahan lemak dan bahan kimia lain dalam tubuh.

Menurut Correa, daging kambing memiliki tingkat zat besi yang lebih tinggi (3,3 mg) bila dibandingkan dengan daging babi (2,9 mg), domba (1,4 mg) dan ayam (1,5 mg).

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan makan daging kambing bagi kesehatan.

1. Daging tidak mengandung serat

Serat sangat berperan dalam tubuh membantu sistem pencernaan serat yang dapat berisiko tinggi terhadap penyakit kanker dan masalah jantung. Tingginya lemak jenuh pada daging pun tidak baik bagi kesehatan kita.

2. Lemak jenuh (lemak jahat)

Tingginya lemak jenuh dalam daging kambing tentu saja tidak baik untuk kesehatan. Ini merupakan musuh utama bagi pembuluh darah dan jantung.

Hasilnya, banyak orang yang mengalami penyakit kardiovaskuler karena kebiasaan makan daging.

Selain itu, kebanyakan memakan daging kambing bisa meningkatkan kegemukan karena lemak tubuh bertambah.

3.Tinggi nitrat dan garam

Usahakan makan daging alami tidak diawetkan. Hal tersebut, karena daging olahan seperti hot dog, bacon, ham dan lainnya tidak baik bagi kesehatan.

Daging tersebut mengandung nitrat dan garam tinggi sebagai pengawet. Efek negatif jangka panjang memicu penyakit stroke dan jantung.

Baca juga artikel terkait DAGING KAMBING atau tulisan lainnya dari Wulan Astari

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Wulan Astari
Penulis: Wulan Astari
Editor: Yandri Daniel Damaledo