Menuju konten utama

Daging Kambing, Sapi, dan Ayam, Mana yang Paling Baik untuk Anemia?

"Pergeseran konsumsi daging, yang mengakibatkan konsumsi daging merah (daging sapi, kambing, dan babi) menurun dan konsumsi unggas yang lebih tinggi di negara maju dapat meningkatkan risiko masyarakat kekurangan zat besi."

Daging Kambing, Sapi, dan Ayam, Mana yang Paling Baik untuk Anemia?
Kuliner khas dari Tanah Minang, Rendang. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Dibanding jenis daging lainnya, daging sapi paling baik untuk dikonsumsi penderita anemia. Hal ini berkaitan dengan banyaknya pigmen myoglobin dalam daging sapi.

Myoglobin adalah sejenis protein dalam darah yang berperan dalam mengikat oksigen dan mengangkutnya ke seluruh tubuh. Semakin banyak kandungan myoglobin dalam darah, akan menyebabkan daging binatang semakin merah. Sementara itu, sebagaimana kita tahu, anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh.

Bila ditilik berdasarkan warnanya, daging sapi mempunyai warna merah yang lebih pekat dibandingkan daging kambing atau babi. Hal tersebut disebabkan karena daging sapi mempunyai kandungan myoglobin yang tinggi dibanding daging lainnya.

Rata-rata daging sapi mengandung sekitar 8 miligram myoglobin per gram daging daripada jenis daging lain. Sementara, daging kambing rata-rata hanya 6 miligram myoglobin dan babi hanya 2 miligram myoglobin.

Sedangkan daging putih yang berasal dari unggas seperti daging ayam atau burung mengandung 1-3 miligram myoglobin.

Galit Moshe dalam penelitian mengenai Anemia and iron deficiency in children: association with red meat and poultry consumptiondalam Journal of Pediatric Gastroenterological Nutrition yang diterbitkan 2013 menemukan beberapa temuan antara lain soal minimnya konsumsi daging merah justru bisa berimbas bagi kesehatan seseorang.

"Pergeseran konsumsi daging, yang mengakibatkan konsumsi daging merah (daging sapi, kambing, dan babi) menurun dan konsumsi unggas yang lebih tinggi di negara maju dapat meningkatkan risiko masyarakat kekurangan zat besi," kata Moshe.

Sebuah molekul myoglobin terdiri dari sebuah molekul protein globin dan gugus heme. Struktur dasar heme terdiri dari empat satuan pirol yang terhubung menjadi cincin porfirin dengan atom N-nya terikat dengan atom Fe (zat besi), sehingga semakin tinggi kandungan myoglobin selalu diikuti oleh tingginya kadar Fe. Unsur Fe tersebut bermanfaat sebagai katalisator yang mampu mempercepat laju oksidasi pada daging.

Hal ini terkait langsung dalam manfaat penting daging merah dalam menjaga tubuh dari kekurangan darah merah atau anemia.

Baca juga artikel terkait PERAYAAN IDUL ADHA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani