tirto.id - Memastikan asupan zat besi untuk anak terpenuhi adalah langkah penting dalam mendukung tumbuh kembang optimal dan menjaga daya tahan tubuh mereka. Dengan memberikan makanan yang mengandung zat besi untuk anak, orang tua dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi harian si kecil.
Lantas, apa saja sumber zat besi yang baik untuk tumbuh kembang anak?
Zat besi adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup zat besi, tubuh tidak dapat memproduksi jumlah sel darah merah normal yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh Anda. Kondisi ini disebut defisiensi zat besi atau anemia defisiensi zat besi.
Menurut World Health Organization, anemia defisiensi zat besi akan berdampak pada kelelahan, penurunan nafsu makan dan gangguan metabolisme, yang berdampak pada lambatnya kenaikan berat badan. Asupan makanan penambah zat besi anak dapat mencegah kondisi ini.
Selain itu, pentingnya mengkonsumsi makanan yang kaya akan sumber zat besi akan memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah anemia. Zat besi berkontribusi pada pembentukan sel darah putih yang melindungi tubuh dari infeksi, menjaga tubuh tetap sehat dan aktif.
Daftar Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Anak
Kebutuhan zat besi anak bervariasi tergantung pada usia mereka. Dilansir dari National Institutes of Health (NIH), kebutuhan bayi usia 0-6 bulan sekitar 0,27 mg per hari yang didapatkan dari ASI atau susu formula. Lantas, apa saja makanan yang mengandung zat besi untuk anak?
Berikut ini panduan kebutuhan harian zat besi yang direkomendasikan berdasarkan usia:
- Bayi usia 0-6 bulan: 0,27 mg per hari
- Bayi usia 7-12 bulan: 11 mg per hari
- Anak usia 1-3 tahun: 7 mg per hari
- Anak usia 4-8 tahun: 10 mg per hari
- Anak usia 9-13 tahun: 8 mg per hari
Perlu diketahui kadar zat besi dalam makanan bervariasi tergantung pada jenis dan metode pengolahannya. Daging merah, seperti daging sapi, mengandung sekitar 2,7 mg zat besi per 100 gram.
Jika seorang anak membutuhkan 11 mg zat besi per hari, jumlah daging merah yang harus dimakan untuk mencapainya adalah sekitar:
Kebutuhan zat besi harian (mg) : Kandungan zat besi per hari 11 mg : 2.7 mg/100 gram = 407 gram.
Jadi, anak memerlukan sekitar 400 gram daging merah per hari untuk memenuhi kebutuhan 11 mg zat besi, jika hanya mengandalkan daging merah.
Kebutuhan ini juga dapat dipenuhi dari berbagai sumber makanan atau suplemen penambah zat besi anak sesuai dengan rekomendasi dokter anak masing-masing. Lantas, apa saja makanan yang mengandung zat besi untuk anak?
Berikut ini merupakan makanan sumber zat besi yang baik untuk tumbuh kembang si kecil:
1. Hati Ayam
Makanan yang mengandung zat besi untuk anak salah satunya adalah hati ayam. Hati ayam adalah salah satu sumber zat besi heme terbaik, mengandung sekitar 9 mg zat besi per 100 gram. Hati ayam juga kaya akan vitamin A dan B12, yang mendukung kesehatan anak secara keseluruhan.
2. Daging Sapi
Daging sapi terutama bagian tanpa lemak, mengandung sekitar 2,7 mg zat besi per 100 gram. Zat besi dari daging merah mudah diserap tubuh karena bentuknya adalah zat besi heme.
3. Bayam Hijau
Tahukah Anda, bayam hijau adalah makanan yang mengandung zat besi untuk anak lho. Bayam hijau mengandung 5,7 mg zat besi per 100 gram, meskipun dalam bentuk non-heme yang lebih sulit diserap. Dilansir dari USDA FoodData Central, konsumsi bayam bersama makanan kaya vitamin C seperti jeruk, dapat meningkatkan penyerapannya.
4. Ikan Tuna
Ikan tuna mengandung sekitar 1 mg zat besi per 100 gram. Selain itu, ikan tuna juga kaya akan asam lemak omega-3 yang baik untuk perkembangan otak anak.
5. Telur
Satu butir telur besar mengandung sekitar 1 mg zat besi, terutama di bagian kuning telurnya. Telur juga merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang baik untuk pertumbuhan anak.
6. Kacang Merah
Kacang merah mengandung sekitar 2,6 mg zat besi per 100 gram. Kacang merah juga kaya akan serat dan baik untuk pencernaan anak. Rendam dan masak kacang dengan baik untuk memaksimalkan kandungan gizinya. Jadi, Anda bisa menyediakan kacang merah sebagai makanan yang mengandung zat besi untuk anak.
7. Tahu
Tahu adalah sumber zat besi nabati yang mengandung sekitar 3,4 mg zat besi per 100 gram. Tahu juga kaya akan protein dan cocok untuk anak yang alergi terhadap protein hewani.
8. Daging AyamIlustrasi daging ayam mentah segar. FOTO/iStockphoto
Daging ayam, terutama bagian paha, mengandung sekitar 1,3 mg zat besi per 100 gram. Daging ayam juga sumber protein yang mudah dicerna dan banyak disukai anak-anak.9. Tempe
Tempe adalah sumber zat besi nabati yang mengandung sekitar 2,7 mg zat besi per 100 gram, dan juga kaya akan protein, serat, serta vitamin B yang mendukung pertumbuhan dan kesehatan anak. Selain itu, tempe juga mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan, membuatnya menjadi pilihan makanan yang sangat bergizi untuk anak-anak.
10. Cumi-cumi
Cumi-cumi mengandung sekitar 3,5 mg zat besi per 100 gram. Selain zat besi, cumi-cumi juga kaya akan protein dan asam lemak omega-3, yang bermanfaat untuk kesehatan otak anak.
11. Kerang Hijau atau Kerang Tiramilustrasi kerang hijau. FOTO/iStockphoto
Kerang mengandung zat besi yang cukup tinggi, sekitar 5 mg zat besi per 100 gram. Selain itu, kerang juga kaya akan zinc, selenium, dan vitamin B12, yang mendukung sistem kekebalan tubuh dan pertumbuhan anak.12. Udang
Suplemen penambah zat besi anak dapat menjadi pilihan ketika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi, terutama jika anak mengalami anemia defisiensi zat besi atau memiliki kebutuhan zat besi yang lebih tinggi.
Namun, penggunaan suplemen zat besi harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai anjuran dokter, karena kelebihan zat besi dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan atau keracunan zat besi.
Sebaiknya, memberikan makanan yang mengandung zat besi untuk anak dan berbagai vitamin menjadi prioritas utama untuk tumbuh kembang si kecil.
Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan suplemen penambah zat besi kepada anak, untuk menentukan dosis yang tepat dan menghindari potensi risiko.
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Yulaika Ramadhani