Menuju konten utama

8 Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi dan Cara Mencukupinya

Artikel berikut akan membahas tentang ciri-ciri bayi kekurangan zat besi beserta cara mengatasi kekurangan zat besi pada anak. Simak ulasannya di bawah ini.

8 Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi dan Cara Mencukupinya
Ilustrasi bayi makan pisang. Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi dan Cara Mencukupinya. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Ciri bayi kekurangan zat besi wajib diketahui oleh seluruh orang tua. Pasalnya, kekurangan zat besi bisa memengaruhi tumbuh kembang bayi, bahkan bisa memberikan dampak negatif jangka panjang.

Zat besi merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh manusia yang berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Pada bayi, zat besi punya peran besar dalam tumbuh kembangnya, terutama pada perkembangan otak sebagai sistem saraf pusat.

Kekurangan zat besi akan meningkatkan risiko terjadinya kondisi yang biasa disebut dengan anemia. Saat kekurangan zat besi, maka produksi sel darah merah akan terganggu, khususnya pada pembentukan hemoglobin, protein dalam darah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Jika kadar hemoglobin rendah, maka tubuh juga akan kekurangan oksigen. Hal ini pastinya cukup fatal karena bayi sedang dalam masa pertumbuhan, sedangkan setiap sel dalam organ tubuh bayi membutuhkan oksigen agar bisa berkembang dengan baik.

Kekurangan zat besi bisa berpengaruh pada perkembangan kognitif, menyebabkan gangguan perilaku, hingga mengganggu keterampilan psikomotorik. Jika dibiarkan, akan lebih banyak masalah yang timbul di masa depan, misalnya fungsi kognitif yang tidak maksimal hingga kesulitan belajar.

Itulah kenapa setiap orang tua harus mengetahui ciri kekurangan zat besi pada bayi. Dengan demikian, dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan sedini mungkin agar tumbuh kembang bayi tidak terganggu.

Ciri-Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi

Ciri bayi kekurangan zat besi biasanya kurang begitu terlihat di tahap awal. Adapun gejala kekurangan zat besi yang biasa terjadi antara lain:

1. Kulit pucat

Kekurangan zat besi bisa menyebabkan berkurangnya hemoglobin yang memberikan warna merah pada darah. Jika hemoglobin berkurang, maka rona merah pada kulit bayi ikut memudar dan terlihat lebih pucat.

2. Lesu/kelelahan

Hemoglobin berperan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kurangnya hemoglobin berarti sedikit pula oksigen yang mencapai sel-sel tubuh sehingga sel tidak menghasilkan energi. Hal inilah yang mengakibatkan otot tubuh lemas dan bayi tampak lesu/kelelahan.

3. Lidah sakit atau bengkak

Salah satu ciri ciri bayi kekurangan zat besi adalah adanya perubahan pada bagian lidah. Kekurangan oksigen dan nutrisi akibat anemia bisa mengakibatkan radang pada lidah sehingga terlihat bengkak dan terasa sakit.

4. Rewel

Rewel adalah tanda bahwa bayi sedang mengalami hal yang kurang nyaman. Kekurangan zat besi akan mengganggu sistem neurotransmiter, termasuk kaitannya dengan produksi hormon dopamin dan serotonin sehingga dapat mengganggu suasana hati (mood).

Selain itu, bayi rewel juga bisa disebabkan adanya gejala lain, misalnya karena lidahnya sakit atau bengkak yang juga merupakan tanda kekurangan zat besi.

5. Detak jantung lebih cepat

Sel darah yang kekurangan hemoglobin tak bisa membawa oksigen. Hal ini membuat jantung akan bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh sehingga akan berdetak lebih cepat.

6. Sesak nafas

Tanda anak kurang zat besi lainnya adalah sesak nafas. Rendahnya kadar hemoglobin mengakibatkan kurangnya kadar oksigen dalam tubuh bayi. Akibatnya, pernafasan bayi menjadi lebih cepat demi mendapatkan oksigen yang lebih banyak sehingga menyebabkan sesak nafas.

7. Tangan dan kaki dingin

Kekurangan zat besi membuat jaringan pada tangan dan kaki kekurangan oksigen. Defisiensi zat besi juga akan berpengaruh pada regulasi suhu di dalam tubuh sehingga tubuh sulit mempertahankan panas, terutama tangan dan kaki.

8. Berat badan susah naik

Kekurangan zat besi juga bisa menyebabkan berat badan bayi susah naik. Rendahnya zat besi dalam tubuh akan membuat bayi lesu/kelelahan sehingga kekurangan energi. Hal ini berujung pada penurunan nafsu makan (menyusu maupun konsumsi MPASI) sehingga dapat memengaruhi berat badannya.

Sementara itu, bayi yang mengalami anemia dengan tingkat yang lebih parah bisa menunjukkan beberapa gejala lain. Dilansir dari laman Medical News Today berikut gejala anemia akut atau anemia yang sudah parah/berat:

  • Muncul semburat kuning pada kulit
  • Urine berwarna gelap
  • Gagal jantung
  • Syok hipovolemik
  • Kejang

Cara Mencukupi Kebutuhan Zat Besi pada Bayi

Setelah mengetahui ciri bayi kekurangan zat besi, Anda juga perlu memahami bagaimana cara mengatasinya. Lalu, bagaimana cara memastikan bayi mendapat cukup zat besi?

Caranya adalah dengan menyediakan asupan makanan dengan gizi seimbang bagi sang buah hati. Orang tua juga harus selalu mencermati perkembangan bayi sehari-hari dan sigap memeriksakan si kecil ke dokter jika terlihat gejala-gejala kekurangan zat besi.

Salah satu cara mengatasi kekurangan zat besi pada anak bisa dilakukan dengan menyediakan makanan tinggi zat besi. Berikut beberapa tips dan cara mencukupi kebutuhan zat besi pada bayi:

1. ASI Eksklusif

Bayi yang baru lahir cukup diberi asupan ASI sampai berusia 6 bulan. ASI sudah mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, termasuk zat besi. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berguna untuk menjaga saluran pencernaan bayi agar tetap sehat dan kuat.

Namun, kualitas ASI juga bergantung pada makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu. Oleh karena itu, ibu menyusui dianjurkan untuk memenuhi asupan gizinya dengan mengonsumsi makanan penuh nutrisi, khususnya zat besi, misalnya daging merah, kacang-kacangan, sayuran hijau, serta hati ayam atau sapi.

2. Susu Formula

Sebagian ibu yang baru melahirkan mungkin kesulitan untuk memproduksi ASI. Jika segala cara sudah dilakukan dan jumlah ASI masih terbatas, maka kebutuhan nutrisi bayi bisa dipenuhi dengan susu formula.

Pastikan memilih susu formula yang mampu mencukupi kebutuhan gizi si kecil, terutama zat besi. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terlebih dahulu untuk mendapatkan rekomendasi susu formula yang tepat.

3. MPASI Kaya Zat Besi

Setelah menginjak usia 6 bulan, bayi akan memerlukan lebih banyak nutrisi sehingga ASI saja tidak cukup. Mulai di usia inilah bayi dapat diberikan makanan pendamping ASI atau MPASI.

Anda dapat membuat MPASI dari berbagai bahan makanan yang kaya zat besi. Contoh makanan zat besi untuk bayi antara lain sayuran hijau (bayam, brokoli, kangkung, dll), kacang-kacangan, buah pisang, daging merah, ikan, telur, daging ayam, hati, dan oatmeal.

4. Suplemen Zat Besi

Anda juga dapat memberikan suplemen zat besi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Namun, pastikan sudah berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu.

Dokter akan memeriksa si kecil terkait berat badan atau adanya kondisi medis lainnya. Dari hasil pemeriksaan inilah dokter akan menentukan apakah bayi Anda memang membutuhkan suplemen atau tidak. Jika memang perlu, dokter tentunya akan meresepkan suplemen zat besi dengan dosis yang tepat.

5. Makanan Kaya Vitamin C

Vitamin C termasuk nutrisi yang dibutuhkan tubuh karena memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh. Contoh makanan kaya vitamin C antara lain buah-buahan (jeruk, stroberi, melon, tomat, dll) serta sayuran berwarna hijau tua.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno