tirto.id - Pengamalan sila ke-4 Pancasila mencakup berbagai contoh perilaku serta sikap seseorang di dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik bisa menyimak sejumlah contoh pengamalan sila ke-4 di dalam artikel ini.
Pancasila sendiri merupakan dasar negara Indonesia sekaligus pedoman hidup bagi setiap masyarakatnya. Paparan Sri Edi Swasono bertajuk “Pancasila dan Tanggung Jawab Intelektual Kita” dalam Kongres Pancasila ke-V (2013) menyebutkan, ide dan gagasan untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia merupakan perintah konstitusional.
Nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila membentuk norma-norma hukum negara. Dalam Pancasila dalam Pusaran Globalisasi (2017) suntingan Al Khanif, nilai luhur Pancasila dapat digali guna menemukan solusi atas beragam tantangan dan masalah bangsa, termasuk dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Pengamalan Sila ke-4 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Pancasila meliputi 5 sila, yaitu (1) Ketuhanan yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 pada masa Orde Baru mengatur butir pengamalan Pancasila pertama kali. Setelah rezim Soeharto tumbang, pemerintah menyesuaikan kembali pengamalan melalui Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.
Yudi Latif melalui buku berjudul Mata Air Keteladanan: Pancasila dalam Perbuatan (2014) berpandangan, rumusan ide (nilai) pokok dalam pengamalan sila terlalu banyak sehingga keseluruhannya berjumlah 36 butir. Bahkan, belakangan ini menjadi 45 butir.
Mengutip laman Kementerian Pertahanan RI, butir contoh pengamalan sila ke 4 dengan lambang banteng mencakup 10 aspek. Dua di antaranya melakukan musyawarah dengan akal sehat dan memberikan kepercayaan kepada pelaksana musyawarah.
Peserta didik dapat melihat berbagai contoh pengamalan sila ke-4 Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari melalui daftar berikut.
- Tidak memaksakan kehendak terhadap siapa pun ketika melakukan kegiatan tertentu.
- Tak bersikap egois kepada teman saat mengadakan kegiatan demi kepentingan bersama.
- Menghargai setiap pendapat orang lain.
- Menyelesaikan berbagai masalah maupun perselisihan dengan cara yang baik.
- Tidak curang ketika diberikan tanggung jawab.
- Mengapresiasi seseorang yang telah mendapatkan keuntungan atau kemenangan.
- Mendukung orang lain yang sedang terpuruk.
- Mendengarkan nasihat orang tua.
- Tidak menyela ketika orang lain sedang berbicara.
- Mampu menerima berbagai kritik dari teman sebaya.
- Memutuskan suatu perkara secara bersama-sama.
- Berkontribusi dalam komunitas kolektif, misalnya organisasi pemuda di kampung.
- Ikut serta di dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilihan umum.
- Lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat serta negara.
- Melakukan musyawarah saat mengambil keputusan untuk kepentingan publik.
- Berdiskusi bersama keluarga untuk menentukan tempat wisata.
- Mengutamakan prinsip keterbukaan saat mengambil keputusan bersama.
- Bertanggung jawab terhadap berbagai keputusan yang telah diambil lewat musyawarah.
- Ikut serta dalam kerja bakti di lingkungan sekitar.
- Membantu pihak yang sedang mengalami kesusahan atau membutuhkan pertolongan.
- Mengajak orang lain untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan kolektif.
- Menghargai upaya dan kerja keras orang lain.
- Tidak berfokus kepada kepentingan pribadi, tetapi fokus ke hal yang menguntungkan bagi kepentingan bersama.
- Menjalankan kerja sama dengan orang lain tanpa memperhatikan latar belakang personal.
- Membantu para korban bencana alam.
- Tidak mendiskriminasi seseorang maupun pendapatnya.
- Sadar terhadap berbagai kewajiban dan hak setiap warga negara.
- Mengikuti dan melaksanakan kegiatan bakti sosial di daerah tertentu.
- Melibatkan diri dalam acara dan program yang menyejahterakan masyarakat.
- Menerima keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah bersama.
- Aktif di dalam forum organisasi maupun diskusi lainnya.
- Menghormati kedua orang tua serta pendapat yang dikeluarkan olehnya.
- Menghargai pendapat anak.
- Tidak terkontaminasi berbagai isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
- Menghormati para pelaksana musyawarah.
- Memperhatikan sikap ketika sedang menyampaikan pendapat.
- Menghargai sejumlah keputusan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
- Menjunjung tinggi semangat demokrasi di dalam kehidupan sehari-hari.
- Menyelesaikan sejumlah konflik sosial dengan cara yang damai.
- Tidak mudah terprovokasi oleh pihak yang berusaha memecahkan kebersamaan.
- Melaksanakan berbagai kewajiban yang ditetapkan dalam peraturan di lingkungan sekitar.
- Berempati kepada individu maupun kelompok yang sedang dilanda kesusahan.
- Menggunakan hati nurani serta rasa belas kasih dalam kegiatan sehari-hari, khususnya ketika berinteraksi.
- Menjunjung tinggi martabat setiap manusia.
- Mengutamakan semangat kekeluargaan dan kebersamaan dalam mencari keputusan.
Editor: Agung DH
Penyelaras: Yulaika Ramadhani & Yuda Prinada
Masuk tirto.id






































