Menuju konten utama

Mengenal 10 Kerajaan Tertua di Indonesia dan Warisan Sejarahnya

10 kerajaan tertua di Indonesia & sejarahnya yang menarik. Dari Kutai hingga Tarumanegara, inilah jejak peradaban Nusantara yang merupakan warisan sejarah.

Mengenal 10 Kerajaan Tertua di Indonesia dan Warisan Sejarahnya
Salah satu bukti peninggalan Kerajaan Sriwijaya. (FOTO/disparbud.kamparkab.go.id)

tirto.id - Jalur perdagangan menjadi kunci utama masuknya budaya India ke Indonesia, yang kemudian menjadi cikal bakal kerajaan-kerajaan tertua di Indonesia sejak abad ke-1 Masehi.

Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia (2024), pada bagian Kerajaan-Kerjaaan Kuno yang ditulis oleh Liza Husnita, disebutkan bahwa kota-kota pelabuhan di sepanjang Pantai Timur Sumatra, Pantai Utara Pulau Jawa, dan Pantai Timur Kalimantan berkembang menjadi pusat perdagangan. Para penguasanya, yang awalnya merupakan pemimpin lokal, kemudian membentuk sistem pemerintahan yang berkembang menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Pengaruh Hindu-Buddha menjadi yang pertama masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan dan interaksi budaya. Agama dan kepercayaan ini menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berkembang pesat. Selain memengaruhi sistem kepercayaan, pengaruh India juga terlihat dalam sistem pemerintahan, aksara, sastra, dan seni di kerajaan-kerajaan tersebut.

Lantas, apa saja kerajaan tertua di Indonesia? Berikut ini informasi lebih lengkapnya.

10 Kerajaan Tertua di Indonesia dan Sejarahnya

Peta Kerajaan Singasari

Ilustrasi Sejarah Peta Kekuasaan Kerajaan Singasari. wikimedia commons/free

Apa kerajaan tertua di Indonesia? Kerajaan tertua di Indonesia dapat dibuktikan melalui berbagai peninggalan sejarah yang masih ada hingga kini, seperti prasasti dan candi. Dalam buku Cakrawala Sejarah (2009) karya Wardaya, disebutkan bahwa beberapa kerajaan tertua di Indonesia berasal dari periode Hindu-Buddha maupun Islam.

1. Kerajaan Kutai (Abad ke-4 Masehi)

Kerajaan pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai, yang bercorak Hindu. Dalam buku Cakrawala Sejarah, disebutkan bahwa Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Hindu tertua di Indonesia adalah Kerajaan Kutai, yang keberadaan kerajaan ini dibuktikan dengan Prasasti Yupa, yaitu tujuh batu besar yang berisi tulisan tentang kehidupan di masa kerajaan.

Pendiri Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga, yang awalnya masih mempertahankan budaya lokal sebelum masuknya pengaruh Hindu dari India. Pengaruh Hindu semakin kuat pada masa pemerintahan Aswawarman, putra Kudungga, yang dianggap sebagai pendiri dinasti kerajaan. Kemudian, Raja Mulawarman menjadi penguasa terbesar dalam sejarah Kutai.

Secara ekonomi, masyarakat Kutai memiliki kehidupan yang makmur. Hal ini didukung oleh letak kerajaan di tepi sungai, yang memudahkan perdagangan dan pelayaran.

2. Kerajaan Tarumanegara (Abad ke-5 Masehi)

Prasasti Kerajaan Tarumanegara
Prasasti Peninggalan Sejarah Kerajaan Tarumanegara. wikimedia commons/free

Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di Jawa Barat. Dikutip dari buku Cakrawala Sejarah, wilayah kekuasaannya mencakup sebagian besar Jawa Barat, mulai dari Banten, Jakarta, hingga Cirebon.

Keberadaan Kerajaan Tarumanegara dibuktikan oleh tujuh prasasti serta catatan dari bangsa asing. Seluruh prasasti peninggalan kerajaan ini berasal dari masa pemerintahan Raja Purnawarman, yang dikenal sebagai pemimpin bijaksana dan peduli terhadap kesejahteraan rakyatnya. Salah satu bukti kepemimpinannya adalah pembangunan sistem irigasi, yang menunjukkan bahwa Tarumanegara memiliki perekonomian berbasis agraris.

Agama utama yang dianut di Tarumanegara adalah Hindu Wisnu, sebagaimana terlihat dari ritual kurban lembu yang disebutkan dalam prasasti. Kerajaan Tarumanegara bertahan hingga abad ke-7 Masehi, sebelum akhirnya mengalami kemunduran. Berdasarkan Prasasti Kota Kapur, diperkirakan bahwa Tarumanegara ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya, karena setelah itu tidak ada lagi catatan mengenai hubungan diplomatik antara Tarumanegara dan kerajaan-kerajaan di Tiongkok.

3. Kerajaan Holing atau Kalingga (Abad ke-5 Masehi)

Kerajaan Holing (Ho-ling) atau Kalingga merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang berlokasi di pesisir utara Jawa dan dikenal sebagai salah satu kerajaan yang makmur. Meskipun tidak seterkenal Sriwijaya atau kerajaan besar lainnya, Kalingga dianggap sebagai pusat peradaban Hindu-Buddha yang penting di Nusantara.

Menurut artikel ilmiah berjudul Pengaruh Hindu, Buddha, dan Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia, keberadaan Kerajaan Holing diketahui dari catatan sejarah Dinasti Tang (618–906 M). Agama Buddha berkembang pesat di kerajaan ini, berdampingan dengan Hindu. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan pendeta Buddha dari Tiongkok, Cinta Hwi Ning, dan muridnya, Yunki, yang belajar di Kalingga selama tiga tahun.

Dalam catatan sejarah Tiongkok, kerajaan Kalingga diperintah oleh seorang ratu bernama His-mo atau Sima, yang naik tahta pada tahun 674 Masehi. Ratu Sima dikenal sebagai pemimpin yang tegas, jujur, dan bijaksana dalam menjalankan pemerintahan.

4. Kerajaan Melayu (Abad ke-7 Masehi)

Kerajaan Melayu merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia, khususnya bagian Sumatra. Berdasarkan yang ditulis dalam buku Cakrawala Sejarah, dalam catatan perjalanan I-Tsing, seorang biksu Buddha dari Tiongkok, disebutkan bahwa saat dalam perjalanannya ke India, ia singgah di Jawa dan Sumatra, termasuk di Kerajaan Melayu. Informasi ini juga dicatat dalam buku Cakrawala Sejarah.

Bukti lain mengenai keberadaan Kerajaan Melayu ditemukan dalam kitab Negarakertagama dan Pararaton, yang berasal dari zaman Kerajaan Singasari. Pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, Singasari mengirim pasukan dalam Ekspedisi Pamalayu untuk mempererat hubungan dengan Kerajaan Melayu, yang saat itu diperintah oleh Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa.

Namun, keberadaan Kerajaan Melayu sempat tidak terdengar hingga abad ke-14, ketika Raja Adityawarman memerintah dan menjadikan Melayu sebagai kerajaan yang merdeka. Adityawarman merupakan keturunan keluarga Majapahit sebelum naik tahta di Melayu. Pada masa pemerintahannya, kerajaan ini mencapai puncak kejayaan dan memperluas kekuasaannya hingga ke Pagaruyung, Sumatra Barat.

5. Kerajaan Sriwijaya (Abad ke-7 Masehi)

Candi Muara Takus
Candi Muara Takus. foto/istockphoto

Dikutip dari buku Cakrawala Sejarah, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Buddha yang didirikan oleh Dapunta Hyang dan menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Wilayah kekuasaannya mencakup sebagian besar Nusantara dan bahkan mencapai negara-negara sekitarnya.

Pada masa kejayaannya, Sriwijaya memiliki pengaruh yang luas, termasuk di wilayah Jambi dan Palembang. Sebagai kerajaan yang makmur, Sriwijaya mendapat julukan Kerajaan Nasional I dan dikenal sebagai kerajaan maritim karena kekuatan armada lautnya yang sangat besar.

Puncak kejayaan Sriwijaya terjadi pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, di mana kerajaan ini menjalin hubungan diplomatik dan keagamaan dengan Nalanda di India untuk mengembangkan ajaran Buddha.

Namun, kejayaan Sriwijaya mulai meredup pada abad ke-13 akibat beberapa faktor, termasuk penurunan pendapatan dan serangan dari kerajaan-kerajaan lain, seperti Chola dari India Selatan.

6. Kerajaan Mataram Kuno (Abad ke-8 Masehi)

Kerajaan Mataram Kuno berdiri di pedalaman Jawa Tengah dan didirikan oleh Raja Sanjaya dan termasuk ke dalam salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Keberadaan kerajaan ini dibuktikan dalam Carita Parahyangan dan juga melalui Prasasti Canggal (732 M), yang menyebutkan bahwa Raja Sanjaya mendirikan lingga di Bukit Stirangga untuk kesejahteraan rakyatnya serta sebagai tempat pemujaan Siwa, Brahma, dan Wisnu di daerah suci Kunjarakunja.

Sebagai salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia, Mataram Kuno bersifat negara agraris tertutup, sehingga ekonominya bergantung pada pertanian dan tidak berkembang dalam perdagangan dan pelayaran.

Dari buku Cakrawala Sejarah, masa kejayaan Mataram Kuno terjadi pada pemerintahan Raja Balitung (898–910 M), yang memperkuat sistem pemerintahan dan memperluas wilayah. Dalam Prasasti Purworejo (900 M), disebutkan bahwa pada masa pemerintahannya, kerajaan mulai mengembangkan pusat perdagangan untuk meningkatkan perekonomian.

7. Kerajaan Kediri (Abad ke-12 Masehi)

Kerajaan Kediri bermula dari pembagian Kerajaan Kahuripan menjadi dua wilayah, yaitu Jenggala dan Panjalu (Kediri), oleh Raja Airlangga dikutip dari buku Cakrawala Sejarah. Pembagian ini didasarkan pada Prasasti Mahasubya (1289 M), serta tercatat dalam Kitab Negarakertagama (1365 M) dan Kitab Calon Arang (1540 M).

Perekonomian masyarakat Kerajaan Kediri bertumpu pada perdagangan dan pelayaran. Dalam Kitab Ling-Wai-Tai-Ta karya Chou Ku-Fei (1178 M), disebutkan bahwa masyarakat Kediri memiliki ciri khas dalam berpakaian—baik laki-laki maupun perempuan berambut panjang, dan mengenakan kain yang menutupi lutut. Rumah-rumah di Kerajaan Kediri dikenal bersih dan rapi, mencerminkan kehidupan sosial yang teratur. Pemerintahan Kediri juga sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, sehingga sektor pertanian, peternakan, dan perdagangan berkembang pesat.

8. Kerajaan Singasari (Abad ke-13 Masehi)Patung Ken Arok
Ilustrasi Sejarah: Patung Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari menurut Pararaton. wikimedia commoons/fair use

Kerajaan Singasari atau Singosari didirikan oleh Ken Arok, namun kejayaan kerajaan ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, putra dari Wisnuwardhana, yang naik takhta pada tahun 1254 M.

Raja Kertanegara tidak hanya memperluas kekuasaannya di dalam negeri tetapi juga menjalin hubungan dengan luar negeri. Di bawah kepemimpinannya, Singasari berkembang menjadi pusat agama Buddha aliran Tantrayana, yang dibuktikan dengan prasasti yang ditemukan pada lapik (alas) arca Jaka Dolog di Taman Simpang, Surabaya.

Berdasarkan tulisan dalam buku Sejarah Nasional Indonesia, Kerajaan Singasari merupakan negara agraris-maritim, karena wilayah kekuasaannya mencakup dataran rendah Kediri-Madiun, dataran tinggi Malang, serta kota-kota pelabuhan di Delta Kali Brantas, yang memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan perdagangan.

9. Kerajaan Majapahit (Abad ke-13 Masehi)

Gerbang anggun Bajang Ratu kerajaan Majapahit
Gerbang anggun Bajang Ratu peninggalan kerajaan Majapahit di Jawa Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. FOTO/iStockphoto

Dikutip dari buku Cakrawala Sejarah, Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, yang kemudian menobatkan dirinya dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai salah satu kerajaan tertua di Indonesia, masa kejayaan Majapahit terjadi pada pemerintahan Hayam Wuruk, putra dari Tribhuwanatunggadewi, yang naik takhta pada usia 16 tahun dengan gelar Rajasanegara.

Dalam pemerintahannya, Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gajah Mada, yang terkenal dengan Sumpah Palapa—tekadnya untuk menyatukan Nusantara. Pada puncak kejayaannya, wilayah kekuasaan Majapahit hampir menyamai luas Republik Indonesia saat ini.

Namun, setelah wafatnya Gajah Mada, Majapahit mulai mengalami kemunduran. Persaingan internal serta melemahnya pemerintahan menyebabkan kerajaan ini berada di ambang kehancuran. Pada akhirnya, Majapahit jatuh dan dikuasai oleh Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak.

10. Kerajaan Samudra Pasai (Abad ke-13 Masehi)

Kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Kerajaan Samudra Pasai. Awalnya, kerajaan ini dikenal dengan nama Kerajaan Samudra, yang telah berdiri sejak tahun 1128. Pendiri kerajaan ini adalah Nasimuddin al-Kamil dari Mesir. Setelah pusat pemerintahan dipindahkan ke Pasai, kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Samudra Pasai sesuai yang ditulis dalam buku Cakrawala Sejarah.

Samudra Pasai memiliki lokasi yang sangat strategis, menjadikannya pelabuhan penting bagi para pedagang dari berbagai belahan dunia. Selat Malaka berperan sebagai jalur perdagangan utama yang menghubungkan Samudra Pasai dengan Arab, India, dan Tiongkok.

Pada abad ke-14, Samudra Pasai berkembang menjadi pusat studi Islam, tempat berkumpulnya para ulama dan cendekiawan dari berbagai wilayah. Namun, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran pada abad ke-15 karena pusat perdagangan Islam beralih ke Kesultanan Malaka.

Itulah sekilas informasi tentang rangkaian kerajaan tertua di Indonesia. Selain kerajaan-kerajaan di atas, masih banyak lagi kerajaan tertua di Indonesia lainnya yang menarik untuk ditelusuri, seperti Kerajaan Kanjuruhan, Kerajaan Bali, Kerajaan Sunda, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Marhamah Ika Putri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Marhamah Ika Putri
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Yulaika Ramadhani