tirto.id - Sosialisasi primer dan sekunder memiliki peran krusial dalam pembentukan kepribadian individu. Oleh sebab itu, demi keberhasilan prosesnya, orang tua dan masyarakat dituntut paham dan andil dengan baik.
Lantas, apa pengertian sosialisasi primer dan sekunder? Bagaimana bentuk sosialisasi primer dan sekunder? Apa perbedaan antara sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder?
Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Sebab, sosialisasi mencakup seluruh proses mempelajari nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan berbagai teknik yang ada di masyarakat atau menyangkut kebudayaan.
Mengutip penjelasan dalam buku Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (2017:102), Peter L. Berger dan Luckman membagi sosialisasi dalam 2 tahap yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.
Pengertian Sosialisasi Primer dan Sosialisasi Sekunder
Dalam studi sosiologi, pengertian sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani oleh individu dalam suatu lembaga masyarakat. Adapun lembaga masyarakat yang dimaksud adalah keluarga.
Dalam buku Sosiologi karya Subadi (2008: 21), sosialisasi primer berlangsung saat anak belum mulai masuk ke sekolah, berkisar usia 1-5 tahun.
Ketika masih berusia 1-5 tahun, individu belajar menjadi anggota masyarakat melalui keluarganya. Secara bertahap, ia mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar anggota keluarga.
Dalam tahap ini, anak sebagai seorang individu, mulai diperkenalkan kepada nilai-nilai yang dianut serta aturan-aturan yang ada di keluarga. Anak juga mulai berinteraksi dengan budaya tradisi yang ada dalam keluarga.
Karena itu, peran orang tua dan orang-orang terdekat dalam keluarga sangat penting karena anak mulai melakukan pola interaksi terbatas di dalamnya.
Warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya akan sangat menentukan warna kepribadian anak.
Dengan demikian, keluarga sebagai agen sosialisasi primer merupakan faktor yang sangat penting untuk menyiapkan seorang individu sebelum memasuki kehidupan bermasyarakat sesungguhnya.
Di sisi lain, sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan usai individu menjalani tahapan sosialisasi primer. Sosialisasi sekunder memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu di masyarakat di luar lingkup keluarganya.
Dalam buku Pengantar Sosiologi Pendidikan karya Damsar (2011:67), sosialisasi sekunder dikenal juga sebagai resosialisasi atau sosialisasi kembali.
Resosialisasi merupakan suatu proses buat mempelajari norma, nilai, sikap, dan perilaku baru agar sesuai dengan situasi baru pula yang dihadapi oleh individu. Maka, di tahap ini, proses sosialisasi mengarah pada terwujudnya sikap profesionalisme (dunia yang lebih khusus).
Dalam tahap sosialisasi sekunder, yang menjadi agen sosialisasi adalah lembaga pendidikan, peer group atau kelompok teman sebaya, lembaga pekerjaan, hingga lingkungan lain yang lingkupnya lebih luas dari keluarga.
Contoh Sosialisasi Primer dan Sosialisasi Sekunder
Ada banyak contoh sosialisasi primer dan sekunder di masyarakat. Beberapa orang mungkin telah mempraktikkannya untuk anak sendiri maupun orang lain.
1. Contoh Sosialisasi Primer
Berikut ini contoh sosialisasi primer:- Orang tua mengajarkan anak bahasa ibu mereka melalui kata-kata sederhana seperti "mama", "papa", dan kata-kata dasar lainnya.
- Anak-anak juga diajarkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, sikap hormat kepada orang tua, dan berani meminta maaf jika berbuat salah.
- Anak mulai ditanamkan pemahaman tentang peran gender, misalnya anak perempuan diajak membersihkan rumah, sedangkan anak laki-laki dilatih memperbaiki peralatan.
- Orang tua mengajarkan kebiasaan sehari-sehari seperti mencuci tangan, berdoa sebelum aktivitas, dan tidur teratur turut sejak kecil.
2. Contoh Sosialisasi Sekunder
Berikut ini contoh sosialisasi sekunder:- Di Lingkungan Sekolah: Para pelajar diajarkan pentingnya kedisiplinan melalui kebiasaan hadir sesuai jadwal, menyelesaikan pekerjaan rumah, serta menaati peraturan yang berlaku di kelas.
- Dalam Pergaulan dengan Teman Sebaya: Kaum muda mengadopsi gaya berpakaian terkini, menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari, serta memahami norma-norma yang berlaku dalam kelompok pertemanan mereka.
- Di Dunia Profesional: Staf baru diperkenalkan dengan nilai-nilai organisasi, termasuk tata cara berperilaku dalam pertemuan resmi dan struktur wewenang di tempat kerja.
- Di Dunia Digital: Pengguna platform online terpengaruh oleh berbagai pemikiran internasional, termasuk isu-isu seperti pelestarian alam dan berbagai inisiatif sosial.
- Dalam Institusi Keagamaan: Peserta kegiatan keagamaan mempelajari tata cara beribadah serta prinsip-prinsip moral yang diajarkan dalam agama mereka.
Perbedaan Sosialisasi Primer dan Sekunder
Meskipun saling berhubungan, sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder tak sama. Berikut ini perbedaan sosialisasi primer dan sekunder dilihat dari sejumlah aspek:
1. Berdasarkan Tahapan Sosialisasi
Sosialisasi primer merupakan tahapan sosialisasi yang pertama bagi seorang individu. Sedangkan sosialisasi sekunder adalah tahapan lanjutan yang dialami oleh seorang individu setelah ia menjalani sosialisasi primer.2. Berdasarkan Waktu Sosialisasi
Sosialisasi primer berlangsung saat individu masih berusia 1-5 tahun. Interaksi yang terjalin masih di seputar lingkup keluarga, dan belum mulai masuk ke lingkungan yang lebih luas, seperti lembaga pendidikan. Sedangkan sosialisasi sekunder berlangsung saat individu telah berada di luar lingkup lingkungan keluarga.3. Berdasarkan Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi pada tahapan sosialisasi primer adalah keluarga. Sedangkan agen sosialisasi pada sosialisasi sekunder ialah lembaga pendidikan, peer group atau kelompok teman sebaya, lembaga pekerjaan, dan lingkungan lain yang lingkupnya lebih luas dari keluarga.Penulis: Shulfi Ana Helmi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif