tirto.id - Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Namun ternyata, IPTEK bagai dua mata pisau yang tidak hanya membawa dampak baik tapi juga dampak buruk.
Padahal, tadinya IPTEK telah dikembangkan untuk mendorong kemajuan suatu negara agar bisa meningkatkan peradaban manusia.
Tidak hanya itu, IPTEK juga bisa meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa untuk mencapai tujuan-tujuan yang direncanakan.
Pada abad ke-21, rekayasa teknologi yang dikembangkan manusia terus mengalami kemajuan. Pada abad ini, perkembangan alat transportasi semakin menunjukkan bahwa potensi manusia bersifat tanpa batas (atau batasnya belum diketahui).
Alat transportasi seperti mobil, kapal laut, dan pesawat udara membuat jarak tempuh antarnegara semakin pendek dan hanya memakan waktu yang sedikit.
Perkembangan IPTEK di Indonesia pun tidak ketinggalan dan berkembang sesuai kebutuhan sehari-hari.
Saat ini, kemajuan IPTEK sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya pengaruh negatif IPTEK di lingkungan keluarga.
Lantas, apa saja dampak negatif IPTEK di lingkungan keluarga? Berikut dampak negatifnya dilansir dari laman BPMPK-KEMDIKBUD.
1. Nilai kesopanan antara anak dan orang tua bergeser
Rupanya, perkembangan teknologi membuat nilai kesopanan antara anak dan orang tua bergeser. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini.
Misalnya, paparan negatif media televisi, internet, dan media elektronika lainnya ternyata bisa meningkatkan kekerasan dan agresivitas anak.
Bahkan, orang tua sendiri menjadi abai terhadap nilai edukasi dan ajaran yang baik. Sehingga tercipta berbagai kejadian buruk yang sering dilaporkan.
Contohnya saja ketika anak memukul, membentak, bahkan membunuh orang tua. Padahal, pada zaman dahulu, orang muda yang berjalan di depan orang tua saja harus dengan membungkuk.
Kendati begitu, sebenarnya untuk hormat kepada orang tua tidak perlu menyembah maupun membungkuk terlalu dalam. Paling tidak, seorang anak harus memiliki etika dan kesopanan kepada orang tua.
2. Nilai kebersamaan antar-anggota keluarga berkurang
Dampak negatif kedua dari IPTEK ialah nilai kebersamaan antar-anggota keluarga berkurang. Dampak ini dipicu karena tidak adanya kontrol terhadap penggunaan IPTEK oleh anak.
Misalnya saja, ketika anak sedang bermain gadget, kemudian orang tuanya mengajak berbicara. Alih-alih merespons, ia justru masih fokus ke gadget di tangannya.
Tentu hal ini membuat nilai kebersamaan antar-anggota keluarga menjadi berkurang. Begitu pun dengan orang tua yang acuh dengan kondisi anak.
Oleh karenakesibukannya dengan gadget, orang tua cenderung lupa dengan kondisi anak.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Alexander Haryanto